Tayibnafis (2000) menjelaskan berbagai
pendekatan evaluasi dengan menggunakan efektifitas program maka dapat diidentifikasi tiga pendekatan, yaitu;
a.
Pendekatan eksperimental (experimental
approach). Pendekatan ini berasal dari kontrol eksperimen yang biasanya
dilakukan dalam penelitian akademik. Tujuannya untuk memperoleh kesimpulan yang
bersifat umum tentang dampak suatu program tertentu dengan mengontrol
sabanyak-banyaknya faktor dan mengisolasi pengaruh program.
b.
Pendekaatan yang berorientasi pada tujuan (goal oriented approach). Pendekatan ini memakai tujuan program
sebagai kriteria untuk menentukan keberhasilan. Pendekatan ini amat wajar dan
prakits untuk desain pengembangan program. Pendekatan ini memberi petunjuk
kepada pengembang program, menjelaskan hubungan antara kegiatan khusus yang
ditawarkan dengan hasil yang akan dicapai.
c.
Pendekatan yang berfokus pada keputusan (the decision focused approach). Pendekatan ini menekankan pada
peranan informasi yang sistematik untuk pengelola program dalam menjalankan
tugasnya. Sesuai dengan pandangan ini, informasi akan amat berguna apabila
dapat membantu para pengelola program membuat keputusan. Oleh sebab itu,
evaluasi harus direncanakan sesuai dengan kebutuhan untuk keputusan program.
d.
Pendekatan yang berorientasi pada pemakai (the user oriented approach). Pendekatan ini memfokuskan pada
masalah utilisasi evaluasi dengan penekanan pada perluasan pemakaian informasi.
Tujuan utamanya adalah pemakaian informasi yang potensial. Evaluator dalam hal
ini menyadari sejumlah elemen yang cenderung akan mempengaruhi kegunaan
evaluasi, seperti cara-cara pendekatan dengan klien, kepekaan, faktor kondisi,
situasi seperti kondisi yang telah ada (pre-existing condition), keadaan
organisasi dengan pengaruh masyarakat, serta situasi dimana evaluasi dilakukan
dan dilaporkan. Dalam pendekatan ini, teknik analisis data, atau penjelasan tentang
tujuan evaluasi memang penting, tetapi tidak sepenting usaha pemakai dan cara
pemakaian informasi.
e.
Pendekatan yang responsif (the
responsive approach). Pendekatan responsif menekankan bahwa evaluasi yang
berarti adalah evaluasi yang mencari pengertian suatu isu dari berbagai sudut
pandang semua orang yang terlibat, berminat, dan berkepentingan dengan program
(stakeholder program). Evaluator menghindari satu jawaban untuk suatu evaluasi
program yang diperoleh dengan memakai tes, kuesioner, atau analisis statistik,
sebab setiap orang yang dipengaruhi oleh program merasakannya secara unik.
Evaluator mencoba menjembatani pertanyaan yang berhubungan dengan melukiskan
atau menguraikan kenyataan melalui pandangan orang-orang tersebut. Tujuan
evaluasi adalah untuk memahami ihwal program melalui berbagai sudut pandang
yang berbeda.
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan
kualitatif/naturalistik. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan
wawancara, sedangkan instrumen tes atau kuesioner dilakukan sebagai data
pendukung serta interpretasi data dilakukan secara impresionistik. Evaluator
mengobservasi, merekam, menyeleksi, mengecek pengetahuan awal (preliminary
understanding) peserta program, dan mencoba membuat model yang mencerminkan
pandangan berbagai kelompok. Elemen
penting dalam pendekatan ini adalah pengumpulan dan penyintesisan data dengan
tidak menghindari pengukuran dan teknik analisis data. Dengan jalan ini,
evaluator mencoba responsif terhadap orang-orang yang berkepentingan pada hasil
evaluasi, bukan pada permintaan desain penelitian atau teknik pengukuran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar