Averill (1973)
menyebutkan ada tiga aspek kemampuan yang tercakup dalam kontrol diri. Averill
menyebutkan self control dengan
sebutan control personal, yaitu
mengontrol perilaku (behavioral control ),
mengontrol kognisi (cognitive control),
dan mengontrol keputusan (desicional
control). Lebih lanjut tiga hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
a.
Mengontrol perilaku (self control)
Aspek
ini didefinisikan sebagai suatu kesiapan seseorang dalam merespon sesuatu yang
dapat secara langsung mempengaruhi keadaan tidak menyenangkan dan langsung
mengantisipasinya. Kontrol diri diperinci menjadi dua komponen, yaitu mengatur
pelaksanaaan (regulated administration)
dan kemampuan memodifikasi stimulus (stimulus
modifiability). Mengatur pelaksanaan berarti menentukan siapa yang
mengendalikan situasi atau keadaan, dirinya sendiri atau orang yang diluar
dirinya. Individu yang kontrol dirinya baik akan mampu mengatur perilaku
menggunakan kemampuan dari dalam dirinya. Bila tidak mampu, maka individu akan
menggunakan sumber ekternal diluar dirinya.
Kemampuan
mengatur stimulus yang datang dari luar merupakan salah satu cara mengatasi
bagaimana dan kapan suatu stimulus yang tidak dikehendaki dan sesuai dapat
diarahkan dan dihadapi, dengan cara bmencegah serta mengarahkannya, denagn
menempatkan sesuai dengan posisi dan kedudukan stimulus tersebut secara positif
dan dapat diterima norma, etika serta peraturan yang berlaku di masyarakat.
b.
Mengontrol kognisi (congnitive control)
Kemampuan
mengontrol kognisi berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menangkap,
menilai atau menggabungkan suatu peristiwa dalam kerangka kognitif. Kemampuan
mengontrol kognisi dapat pula diartikan
sebagai kemampuan dalam mengolah informasi yang didapat dan tidak diinginkan
untuk mengurangi tekanan. Aspek ini terdiri dari dua komponen, yaitu memperoleh
informasi (information gain), dan
melakukan penilaian (appraisal).
Dengan informasi yang dimiliki mengenai suatu keadaan atau peristiwa yang
terjadi mengontrol kognisi dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1.
Mengontrol stimulus
Kemampuan dalam mengolah informasi
yang datang, didapat serta tidak diinginkan untuk mengurangi tekanan yang
terjadi dari informasi yang ada, yang menurut individu tersebut kurang
menyenangkan atau mengganggu.
2.
Mengantisipasi suatu peristiwa
Kemampuan individu dalam
mengantisipasi suatu keadaan di mana keadaan tersebut baik atau tidak menurut
individu itu. Dengan berbagai pertimbangan melalui pengetahuan yang diperoleh.
3.
Menafsirkan suatu peristiwa
Kemampuan individu dalam menilai
dan menafsirkan suatu keadaan atau peristiwa yang terjadi.
c.
Mengontrol keputusan (desicional control)
Kemampuan mengontrol keputusan berkaitan dengan
kemampuan seseorang untuk memilih hasil
atau tujuan yang diinginkan. Kemampuan akan berfungsi baik bila ada kesempatan,
kebebasan atau kemungkinan dalam diri individu untuk memilih berbagai
kemungkinan atas tindakan yang diambil.
Menurut Shaffer (1985), ada dua aspek dalam kontrol
diri, yaitu:
a) Menahan
Aktifitas (Motor Inhibition)
Motor inhibition
atau menahan aktivitas motorik adalah kemampuan untuk mengendalikan atau
menahan perilaku motorik ketika diperintahkan demikian. Terdapat juga hubungan
antara motor inhibition dengan model
kognitif seseorang. Orang yang reflektif, yaitu orang yang mampu bekerja dengan
hati-hati dan akurat, lebih dapat mampu menahan perilaku motoriknya dibanding
orang yang impulsif.
b)
Penundaan Kepuasan (Delay of Gratification)
Delay of gratification
atau penundaan kepuasan adalah kemampuan untuk mengontrol impuls atau tindakan
dan mengendalikan perilaku mereka dengan harapan untuk memperoleh tujuan jangka
panjang yang diinginkan. Aspek ini terdiri dari dua fase, yaitu keputusan untuk
menunda kepuasan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih menguntungkan
dan kemampuan untuk bersabar dan menjaga keputusan yang telah diambil hingga
hasil yang dituju telah didapat.
Menurut
Mischel (Ghufron, 2003) ada tiga faktor yang mempengaruhi seseorang mau untuk
menunda mendapatkan kepuasan, yaitu :
a)
Kepercayaan diri bahwa orang tersebut akan menerima apa yang seharusnya dia
terima ketika memutuskan untuk menunggu
mendapatkan kepuasan tersebut
b)
Keuntungan relatif yang didapat jika orang tersebut menunda memperoleh kepuasan
dibanding dengan keuntungan yang didapat jika orang tersebut tidak menunda
pemenuhan kepuasan.
c) Jangka waktu yang harus ditempuh dalam
penundaan kepuasan, semakin lama jangka waktu penundaan, maka orang akan lebih
memilih untuk mendapatkan kepuasan dengan segera.
Menurut
Sarafino (1998), ada dua aspek kontrol diri, yaitu:
a) Pengendalian
Tempat (Locus of control)
Orang
yang percaya bahwa mereka mempunyai kontrol yang lebih terhadap kesuksesan dan
kegagalan, dideskripsikan sebagai locus
of control internal. Sedangkan orang yang percaya bahwa hidup mereka
dikontrol oleh kekuatan dari luar diri mereka sendiri, misalnya seperti
keberuntungan, berarti mereka mempunyai locus
of control eksternal.
b) Efikasi
Diri (Self efficacy)
Keyakinan
atau kepercayaan bahwa kita dapat sukses atas sesuatu yang kita ingin lakukan.
Menurut
Santrock (2003), ada tiga aspek dalam kontrol diri, meliputi:
a)
Penundaan Kepuasan (Delay of Gratification)
Orang
yang dapat menunda kepuasan segera untuk memperoleh hasil yang diinginkan di
masa depan akan menunjukkan pentingnya faktor kognitif / orang dalam menentukan
perilaku mereka sendiri.
b)
Efikasi
Diri (Self Efficacy)
Kepercayaan
atau keyakinan bahwa seseorang dapat menguasai situasi dan menghasilkan hasil
yang positif. Bandura (1977) telah menunjukkan bahwa self efficacy berhubungan dengan sejumlah pengembangan positif
dalam hidup seseorang, meliputi pemecahan masalah yang menjadi lebih bersifat sosial.
c)
Pengendalian tempat (Locus of Control)
Locus of control
mengacu pada kepercayaan individu mengenai apakah hasil dari tindakan mereka
tergantung pada apa yang mereka lakukan atau pada peristiwa-peristiwa di luar
kontrol diri mereka. Orang yang dikontrol secara internal, mengasumsikan bahwa
perilaku dan tindakan mereka sendiri bertanggungjawab atas konsekuensi yang
terjadi pada diri mereka sendiri. Orang yang dikontrol secara eksternal, mengabaikan
bagaimana perilaku mereka. Mereka tunduk pada nasib, keberuntungan dan orang
lain.
Individu
yang kontrol dirinya rendah tidak akan mampu mengarahkan dan mengatur
perilakunya, sehingga jelas bahwa kontrol diri merupakan kemampuan penting bagi
individu di mana kontrol diri memiliki beberapa aspek.
Menurut
Smet (1994), kemampuan mengontrol diri memiliki 5 aspek yaitu :
a. Behavioral Control (Kemampuan
Mengontrol Perilaku)
Kemampuan dalam
mengambil tindakan nyata untuk mengurangi dampak dari stressor, kemungkinan
tindakan ini dapat mengurangi tingkat ketegangan suatu atau mempersingkat
durasi masalah.
b. Cognitive Control (Kemampuan
Mengontrol Kognitif)
Kemampuan
seseorang dalam menggunakan proses berpikir atau strategi keika menghadapi
masalah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memfokuskan pikiran terhadap
hal-hal yang menyenangkan, netral, atau suatu sensasi yang berbeda dengan
situasi yang dihadapi.
c. Decision Control (Kemampuan
Mnegontrol Informasi)
Suatu kesempatan
untuk memilih antar pilihan alternatif atau tindakan yang umum.
d. Informational control (Kemampuan
Mengontrol Informasi)
Meliputi hal-hal
yang berkaitan dengan pengetahuan tentang masalah yang dihadapinya, seperti apa
yang akan terjadi, mengapa dan kosnekuensi apa yang akan diterimanya. Kontrol
informasi ini sangat membantu seseorang dalam mengurangi stress karena
seseorang dapat memperkirakan dan mempersiapkan diri terhadap apa yang akan
terjadi. Selain itu, seseorang juga merasakan berkurangnya rasa takut terhadap
hal-hal yang diketahuinya dengan pasti.
e. Retrospective Control (Kontrol
Retrospektif)
Kontrol terhadap pengalaman masa lalu
adalah keyakinan terhadap apa atau siapa yang menyebabkan suatu permasalahan
tersebut. Seseorang seringkali mencoba untuk mencari arti dari berbagai
kejadian dalam kehidupan mereka. Meskipun demikian, al tersebut tidak membantu
seseorang dalam mengontrol apa yang akan terjadi tetapi dapat membantu
seseorang atau sesuatu untuk disalahkan, bahkan dirinya sendiri seringkali
membantu seseorang meringankan kecemasannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar