Jumat, 26 September 2014

Judul Psikologi; 2. Prinsip Terapi Perilaku Kognitif

Terapi kognitif perilakuan merupakan suatu bentuk psikoterapi yang mengintegrasikan terapi kognitif dan perilakuan untuk membantu individu melakukan perubahan-perubahan yang mendasarinya yang mengakibatkan terjadinya ganggua emosi  dan dapat diterapkan pada berbagai jenis gangguan mood dan gangguan ansietas. Terapi kognitif perilakuan dapat membantu individu untuk mengubah cara berpikirnya (kognitif)dan perilaku negative menjadi lebih positif. Terapi kognitif perilakuan merupakan suatu terapi yang melatih seseorang untuk berpikir mengenai dirinya , dunia dan orang lainjuga bagaimana emosi seseorang berkaitan dengan pikiran dan perasaaannya pada saat itu (nevid dkk.,2005).
Tehnik kogmitif perilakuan dapat juga digunakan untuk mengurangi kecemasan. Salah satunya juga dilakukan terhadap penderita kanker payudara yang telah menjalani perawatan. Tehnik yang digunakan adalah serangkaian tritmen kognitif perilakuan melalui kombinasi perilaku kognitif, dan edukasi (Quesnel, Savard, Simard, Ivers, & Morin.,2003).  Strategi paling penting dalam terapi kognitif perilaku adalah homework atau tugas pekerjaan rumah. Hal ini termasuk membaca, latihan menolong diri seperti rekaman pikiran dan pengalaman aktivitas. Sesi terapi dapat dilihat sebagai sesi pelatihan, ketika individu menguji coba dan menggunakan apa yang telah dipelajarinya(Froggatt,2006). Metede lain yang juga digunakan dalam terapi kognitif perilakuan adalah self presentation (presentasi diri) (Leake, friend & Wadhwa, 1999). Presntasi diri adalah suatu proses untuk menentukan apa yang kita pikirkan tentang diri kita dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri kita( Brehm & Kassin, 1990).

Sebelum proses terapi dimulai, terapis perlu terlebih dahulu menjelaskan susunan terapi kepada subjek, yang meliputi penjelasan tentang sudut pandang teori modifikasi perilaku dan teori terapi kognitif terhadap perilaku yang tidak adaptif, prinsip yang melandasi prosedur modifikasi perilaku kognitif, dan tentang langkah-langkah di dalam terapi. Penjelasan ini penting perannya untuk meningkatkan motivasi individu dan menjalin kerjasama yang baik. Perlu pula dijelaskan bahwa fungsi terapis hanyalah sebagai fasilitator timbulnya perilaku yang dikehendaki, dan individu yang berperan aktif dalam proses terapi (Ivey, 1993). Oleh karena itu individu harus benar-benar terampil menggunakan prinsip-prinsip terapi kognitif dan modifikasi perilaku dengan masalah yang dialaminya, dan peran terapis penting dalam mengajak individu memahami perasaannya dan teknik terapi yang efektif untuk terjadinya perubahan perilaku yang dikehendaki.
 Terkait dengan perlunya pemahaman tentang prinsip-prinsip modifikasi perilaku-kognitif, Meichenbaum (dalam Ivey, 1993) mengemukakan 10 hal yang harus diperhatikan seorang terapis dalam penggunaan modifikasi perilaku-kognitif, yaitu:
1.    Terapis perlu memahami bahwa perilaku klien ditentukan oleh pikiran, perasaan, proses fisiologis, dan akibat yang dialaminya. Terapis dapat memasuki sistem interaksi dengan memfokuskan pada pikiran, perasaan, proses fisiologis, dan perilaku yang dihasilkan klien.
2.    Proses kognitif sebenarnya tidak menyebabkan kesulitan emosional, namun yang menyebabkan kesulitan emosional adalah karena proses kognitif itu sendiri merupakan proses interaksi yang kompleks. Bagian penting dari proses kognisi adalah meta-kognisi yaitu klien berusaha untuk memberi komentar secara internal pada pola pemikiran dan perilakunya saat itu. Struktur kognisi yang dibuat individu untuk mengorganisasi pengalaman adalah personal schema. Terapis perlu memahami personal schema yang digunakan oleh klien untuk lebih mamahami masalah yang dialami klien. Perubahan personal schema yang tidak efektif adalah bagian yang penting dari terapi.
3.    Tugas penting dari seorang terapis adalah menolong klien untuk memahami cara klien membentuk dan menafsirkan realitas.
4.    Modifikasi perilaku-kognitif memahami persoalan dengan pendekatan psikoterapi yang diambil dari sisi rasional atau objektif.
5.    Modifikasi perilaku-kognitif ditekankan pada penjabaran serta penemuan proses pemahaman pengalaman klien.
6.    Dimensi yang cukup penting adalah untuk mencegah kekambuhan kembali.
7.    Modifikasi perilaku-kognitif melihat bahwa hubungan baik yang dibangun antara klien dan terapis merupakan sesuatu yang penting dalam proses perubahan klien.
8.    Emosi memainkan peran yang penting dalam terapi, untuk itu klien perlu dibawa ke dalam suasana terapi yang mengungkap pengalaman emosi.
9.    Terapis perlu menjalin kerjasama dengan pihak keluarga ataupun pasangan klien.
10.    Modifikasi perilaku-kognitif dapat diperluas sebagai proses pencegahan timbulnya perilaku maladaptif.

Tidak ada komentar: