Pertama,
representasi para pendukung terhadap karakter yang dianggap diwakili.
Kedua,
toleransi, tawar-menawar dan kompromi di kelompok-kelompok pendukung maupun
oleh wakil terhadap kelompok.
Kedua hubungan ini akan menentukan pula bagaimana
kelompok pendukung tetap konsisten memberikan dukungan terhadap wakil tersebut.
Ini menjadi penjelasan bagaimana kelompok yang dianggap secara keseluruhan
tidak mempengaruhi jumlah suara namun kelompok tersebut sebenarnya ikut
menentukan perubahan arus politik sementara wakil tersebut mendapatkan dukungan
penuh dan kelompok masyarakat lain ikut terpengaruh.[1]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar