Jumat, 07 Desember 2012

Judul Skripsi Psikologi; Pengertian Konsep Diri

Menurut Gunarsa dan Gunarsa (2008), konsep diri merupakan gambaran tentang diri dipengaruhi oleh model dari orangtua, gambaran tentang dirinya menjadi akar dari pandangannya terhadap orang lain. Konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri. Burns (1997) dalam Sobur (2009) , mengatakan bahwa konsep diri merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit diubah. Konsep diri tumbuh dari interaksi seseorang dengan orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya, biasanya orangtua, guru, dan teman-teman.
Mead (dalam Slameto, 2003) mengatakan bahwa konsep diri adalah suatu produk sosial yang dibentuk melalui sebuah proses internalisasi dan pengalaman psikologis yang merupakan hasil eksplorasi seseorang terhadap lingkungan, fisiknya dan refleksi dari dirinya sendiri dan diterima dari orang yang berpengaruh terhadap dirinya. Sedangkan Brem dan Kassin (dalam Dayaksini, 2006) menjelaskan konsep diri adalah keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut (ciri-ciri sifat) yang dimilikinya, atau dapat juga dimengerti sebagai pengetahuan dan keyakinan yang dimiliki individu tentang karakteristik atau ciri-ciri pribadinya (Worchel dkk, dalam Dayaksini, 2006).
Verderber dalam bukunya Communicate, mendefinisikan konsep diri sebagai “Koleksi persepsi setiap aspek dari keberadaan Anda, Anda penampilan, fisik dan kemampuan mental, kejuruan potensi, ukuran, kekuatan dan sebagainya (Sobur, 2009). Pendapat yang hampir senada tentang konsep diri ini dikemukakan oleh William D. Brooks dalam bukunya Speech Communication. Dikatakan, “konsep-diri itu, dapat didefinisikan sebagai persepsi-persepsi fisik, sosial, dan psikologis dari diri kita yang kita berasal dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain” (Sobur, 2009).
Rogers (Alwisol, 2006) mengemukakan bahwa self atau konsep self adalah konsep menyeluruh yang ajeg dan terorganisir tersusun dari persepsi ciri-ciri mengenai “I” atau “me” (aku sebagai subjek atau aku sebagai objek) dan persepsi hubungan “I” atau “me” dengan orang lain dan berbagai aspek kehidupan, berikut dengan nilai-nilai yang terlibat pada persepsi itu. Menurut Rogers (dalam Faisal dan Mappiare), seseorang dalam mempersepsi suatu kejadian bergantung pada bagaimana seseorang itu merespon, dan respon tiap orang itu subjektif. Setiap individu menilai diri dan lingkungannya. Hasil penilaian itu disimbolkannya (diungkapkannya) baik dalam bentuk kata-kata maupun citra dalam benaknya. Konsep diri, menurut Rogers (Budiharjo, 1997), adalah bagian sadar dari ruang fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, yaitu "aku" merupakan pusat referensi setiap pengalaman (Sobur, 2009).
Konsep diri merupakan evaluasi diri spesifik domain dalam kehidupannya - akademis, olahraga, penampilan fisik - yang dilakukan seseorang terhadap dirinya (Santrock, 2007). Sedangkan menurut Slavin (2008), konsep diri adalah persepsi seseorang tentang kekuatan, kelemahan, kemampuan, sikap, dan nilainya sendiri. Konsep diri dalam perkembangan anak-anak sangat dipengaruhi oleh pengalaman dalam keluarga, di sekolah, dan dengan teman sebaya. Perkembangannya dimulai pada saat lahir dan terus dibentuk oleh pengalaman.
Konsep diri sebagai pandangan yang dimiliki setiap orang mengenai dirinya sendiri yang terbentuk, baik melalui pengalaman maupun pengamatan terhadap diri sendiri, baik konsep diri secara umum (general self-concept) maupun konsep diri secara spesifik termasuk konsep diri dalam kaitannya dengan bidang akademik, karier, atletik, kemampuan artistik, dan fisik. Konsep diri merupakan verifikasi diri, konsistensi diri, dan kompleksitas diri yang terbuka untuk interpretasi sehingga secara umum berkaitan dengan pembelajaran dan menjadi mediasi variabel motivasi dan pilihan tugas-tugas pembelajaran (Black & Bornholt, 2000, dalam Thalib, 2010).

Tidak ada komentar: