Atkinson dkk
(1999) mengemukakan dua macam kesadaran, yaitu : kesadaran aktif,
menitikberatkan pada proses mental dalam membuat rencana, mengambil inisiatif,
dan memonitor diri sehingga akan memunculkan regulasi diri; dan kesadaran
pasif, seperti kesadaran sederhana dari pikiran, emosi, penginderaan, dan
kesan. Buss (1995) dalam teori self-consciousness mengemukakan pula ada
dua jenis kesadaran diri, yaitu : private self-consciousness, merupakan
kesadaran akan diri sendiri yang tidak bisa diamati secara langsung oleh orang
lain, seperti bagaimana rasanya otot mengencang, perasan marah, cinta, ataupun
perasaan spiritual; dan public self-consciousness, kesadaran akan diri
yang diamati pula oleh orang lain, seperti penampilan diri, bagaimana orang
lain berpikir tentang diri, penghargaan terhadap orang lain, ataupun bagaimana
individu berkomunikasi dengan orang lain.
Fenigstein (1979) membedakan
keadaran diri menjadi dua dimensi yaitu kesadaran diri private (Privat self-consciousness) dan kesadaran
diri publik (Public self consciousness).
Kesadaran diri pribadi adalah kesadaran dari pikiran dan perasaan seseorang.
(missal: Aku berusaha menjadi figure yang ada dalam diriku). Sedangkan
kesadaran diri public adalah kesadaran diri sebagai objek social.dan kesadaran
dimana orang lain sadar akan dirinya. (misal: aku memperhatikan apa yang orang
pikir tentang aku).
Dua segi dari kesadaran diri
mengacu ke model kognitif. Kesadaran diri pribadi mengarahkan tingkah lakunya
ke perilaku covert dimana individu
lain tidak dapat melihat (misal perasaan dan pikiran subjektif, tujuan,
intensitas, motif, motif, rencana, dan nilai). Sebaliknya, kesadaran diri
publik mengarahkan perhatiannya kepada perilaku overt dalam diri (misal
penampakkan fisik dan perilaku yang nampak dan ekspresi wajah) dimana yang lain
dapat melihat dan mengevaluasi. Kesadaran publik dan privat tidak menjangkar
titik akhir kontinum tunggal tetapi bukan untuk memisahkan dimensi yang
berkorelasi positif, walau sederhana.(Fenigstein et al.,dalam William Nasby,
1989). Kedua tren mungkin menyebabkan tingginya kesadaran individu untuk berubah ketika upaya
persuasive berbalik dari segi skema diri. Sebaliknya, ketika upaya persuasif
berbalik dari segi publik dalam skema diri, kesadaran publik seharusnya
memprediksi ketahanan untuk berubah.
Teori ini dibedakan dalam dua
kategori fokus diri, yaitu objektif dan subjektif. Yang obyektif dari kesadaran
diri seseorang adalah sadar dalam diri dimana dia merasa bahwa dirinya dapat
membedakan dari objek bukan diri. Di dalam kesdaran subjektif, perhatian
diarahkan jauh dari diri; individu sadar hanya dalam arti menyadari bahwa dia
satu dari figur di sekitarnya. kesadaran yang menjadi pemikiran keduanya saling
eksklusif dan di bawah pengawasan stimulus eksternal. Stimulus yang dikenal
untuk memasukkan kesadaran diri objektif adalah kaca, dan hubungan stimulus
untuk subjektif adalah pengejaran/ perputaran rotor. (William Nasby, 1989)
Fenigstein, scheier, and Buss
(1975) dan A.H Buss (1980) dalam William M Webb, dkk menjabarkan teori
kesadaran diri dengan masukkan bahwa manipulasi dari fokus perhatian berbeda
dimana aspek publik atau privat dari
diri dibuat menonjol. Contohnya kaca kecil cukup untuk menampakkan wajah untuk
mendapati cerminan perilaku kesadaran yang lebih internal dari aspek privat
dari diri.(Baldwin & Holmes,1987,
dkk dalam William M Webb, dkk) menjelaskan
dimana gambaran dari suatu monitor TV, mendengar suatu suara di tape,
atau kehadiran audiens adalah untuk mendapati perilaku yang mencerminkan
kesadaran dari kenampakkan aspek publik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar