Singh (dalam Tjiptono,
1997) mengkategorikan tiga aspek untuk mengetahui individu merasa puas atau
tidak puas, yaitu :
a.
Voice
respon
Meliputi usaha menyampaikan keluhan atau
pujian secara langsung atau meminta ganti rugi kepada perusahaan yang
bersangkutan.
b.
Private
response
Diberlakukan dengan cara memberitahukan kolegan, rekan atau keluarganya
mengenai pengalaman dengan produk atau produk perusahaan yang bersangkutan baik
yang bagus maupun yang buruk.
c.
Thirt
party analysis
Usaha meminta ganti rugi secara hokum, mengadu lewat media massa atau
secara langsung mendatangi lembaga konsumen, instalasi hokum dan sebagainya.
Kotler (2002) mengemukakan pendapat tentang aspek – aspek kepuasan
konsumen, meliputi:
a. Expectation (harapan)
Hal yang
mempengaruhi kepuasan konsumen diawali pada tahap sebelum pembelian, yaitu
ketika konsumen menyusun harapan tentang apa yang akan diterima dari produk
atau produk.
b. Perfomance (kinerja)
Selama
kegiatan konsumsi, konsumen konsumen merasakan kinerja dan manfaat dari produk
dan produk secara actual dilihat dari dimensi kepentingan konsumen.
c. Comparisme ( kesesuaian)
Setelah
mengkonsumsi, baik harapan sebelum pembelian dan persepsi kinerja actual
dibandingkan oleh konsumen.
d. Confirmation atau Disconfirmation (penegasan)
Penegasan
dari harapan konsumen, apakah harapan pra-pembelian dengan persepsi pembelian
sama atau tidak.
e. Discrepancy ( ketidak sesuaian)
Jika
tingkat kinerja tidak sama, pengakuan ketidaksamaan menentukan perbedaan satu
sama lain. Diskonfirmasi yang negatif menentukan kinerja yang actual ada
dibawah tingkat harapan maka semakin besar ketidak puasan konsumen.
Atribut-atribut dari kepuasan konsumen secara universal
menurut Dutka (dalam Samuel, 2005) adalah:
a. Attributes related to the product,
1. value-price
relationship, merupakan faktor sentral dalam
menentukan kepuasan konsumen, apabila nilai yang diperolah konsumen melebihi
apa yang dibayar, maka suatu dasar penting dari kepuasan konsumen telah
tercipta;
2. product
quality, merupakan penilaian dari mutu suatu produk.
3. product benefit, merupakan manfaat yang
dapat diperoleh konsumen dalam menggunakan suatu produk yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan dan kemudian dapat dijadikan dasar positioning yang membedakan
perusahaan tersebut dengan perusahaan lainnya.
4. product features, merupakan ciri- ciri
tertentu yang dimiliki oleh suatu produk sehingga berbeda dengan produk yang
ditawarkan pesaing.
5. product design, merupakan proses untuk
merancang gaya dan fungsi produk yang menarik dan bermanfaat.
6. product reliability and consistency, merupakan
keakuratan dan keterandalan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam
jangka waktu tertentu dan menunjukkan pengiriman produk pada suatu tingkat
kinerja khusus.
7. Range of product or service, merupakan
macam dari layanan yang ditawarkan oleh perusahaan.
b. Attributes related to service
1. guarantee
or warranty, merupakan jaminan yang diberikan oleh
suatu perusahaan terhadap produk yang dapat dikembalikan bila kinerja produk
tersebut tidak memuaskan.
2. delivery,
merupakan kecepatan dan ketepatan dari proses pengiriman
produk dan produk yang diberikan perusahaan terhadap konsumennya.
3. complaint handling, merupakan
penanganan terhadap keluhan yang dilakukan oleh konsumen terhadap perusahaan.
4. resolution of problem, merupakan
kemampuan perusahaan dengan serius dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh
konsumen.
c.
Attributes
related to purchase
1.
courtesy, merupakan
kesopanan, perhatian, pertimbangan, keramahan yang dilakukan karyawan dalam
melayani konsumennya.
2.
communication, merupakan
proses penyampian informasi yang dilakukan oleh karyawan perusahaan kepada
konsumennya.
3.
ease or convenience acquisition, merupakan
kemudahan untuk mendapatkan pengetahuan tentang produk dari perusahaan.
4.
company reputation, adalah
reputasi yang dimiliki perusahaan dapat mempengaruhi pandangan konsumen
terhadap perusahaan tersebut yang akan mengurangi ketidakpastian dan resiko
dalam keputusan pembelian.
5.
company competence, adalah
kemampuan suatu perusahaan untuk mewujudkan permintaan yang diajukan oleh
konsumen dalam memberikan pelayanan.
Wilkie (1994) membagi kepuasan konsumen kedalam lima elemen, yaitu:
a. Expectations
Pemahaman mengenai kepuasan konsumen dibangun
selama fase prapembelian melalui proses pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh konsumen. Sebelum melakukan pembelian, konsumen mengembangkan expectation (pengharapan) atau keyakinan
mengenai apa yang konsumen harapkan dari suatu produk ketika konsumen
menggunakan suatu produk tersebut. Pengharapan ini akan dilanjutkan kepada fase
pasca pembelian, ketika konsumen secara aktif mengkonsumsi kembali produk
tersebut.
b. Performance
Selama mengkonsumsi suatu produk, konsumen
menyadari kegunaan produk aktual dan menerima kinerja produk tersebut sebagai
dimensi yang penting bagi konsumen.
c. Comparison
Setelah mengkonsumsi, terdapat adanya harapan
prapembelian dan persepsi kinerja aktual yang pada akhirnya konsumen akan membandingkan
keduanya.
d. Confirmation/disconfirmation
Hasil dari
perbandingan tersebut akan menghasilkan confirmation
of expectation, yaitu ketika harapan dan kinerja berada pada level yang
sama atau akan menghasilkan disconfirmation
of expectation, yaitu jika kinerja aktual lebih baik atau kurang dari level
yang diharapkan.
e. Discrepancy
Jika level kinerja tidak
sama, discrepancy mengindikasikan
bagaimana perbedaan antara level kinerja dengan harapan. Negative disconfirmations, yaitu ketika kinerja aktual berada
dibawah level harapan, kesenjangan yang lebih luas lagi akan mengakibatkan
tingginya level ketidakpuasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar