Lubart (Zimbardo, dkk, 1999) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu kemampuan seseorang di dalam menghasilkan ide-ide maupun produk baru dan sesuai dengan tuntutan keadaan, di mana ide-ide maupun produk tersebut dibutuhkan. Kemampuan itu dapat diterima dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar sebagai sesuatu yang wajar dan bukan sesuatu yang aneh dan tidak masuk akal, apabila ide-ide atau produk baru yang dihasilkan dianggap mampu memenuhi kebutuhan. Orang yang kreatif akan memiliki sikap, pemikiran dan perilaku kreatif apabila kemampuannya dipupuk sejak dini karena kreativitas merupakan suatu proses.
Kreativitas dapat berupa kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yang mempunyai maksud dan tujuan yang jelas dan bukan fantasi (Hurlock, 1995). Oleh karena itu kreativitas tidak muncul dalam kehampaan tetapi tergantung pada perolehan pengetahuan yang diterima. Sejalan dengan pendapat tersebut Mart Sternberg (Woolfolk, 1995) mengatakan bahwa dengan memiliki pengetahuan yang handal akan membantu dalam memperoleh insight.
Kreativitas merupakan suatu perwujudan dari diri individu, suatu karya kreatif sebagai hasil kreativitas seseorang dapat menimbulkan suatu kepuasan pribadi yang tak terhingga. Dalam teori kebutuhan Maslow (1968) disebutkan bahwa dalam perwujudan diri manusia, kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang memiliki fungsi penuh. Dari sini terlihat bahwa kreativitas penting untuk mengembangkan semua bakat dan keterampilan individu pengembangan prestasi hidupnya.
beberapa pernyataan yang digunakan untuk mendefinisikan pengertian. Kamus lengkap psikologi susunan Chaplin (1995) mendifinisikan kreativitas atau creativity sebagai kemampuan untuk menghasilkan bentuk baru di dalam seni atau permesinan atau dalam memecahkan masalah-masalah dengan kemampuan masing-masing.
Chandra (1994) menegaskan bahwa kreativitas adalah kemampuan mental dan berbagai jenis keterampilan khas manusia yang dapat melahirkan pengungkapan yang unik, berbeda, orisinal, sama sekali baru, indah, efisien, tepat sasaran dan tepat guna. Menurut Semiawan dkk (1984), kreativitas adalah potensi yang pada dasarnya dimiliki setiap orang, tentu dalam derajat yang berbeda-beda. Dengan arti lain setiap orang memiliki kemampuan untuk menjadi pemikir-pemikir yang kreatif tapi dengan tingkatan-tingkatan yang berbeda sesuai dengan kemampuan masing-masing. Kemampuan tersebut bergantung pada perolehan pengetahuan yang diterima. Sependapat dengan Semiawan dkk, Munandar (1999) juga mengatakan bahwa kreativitas merupakan bakat yang secara potensial dimiliki oleh setiap orang, yang dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat.
Rogers (Munandar, 1999) juga menekankan bahwa kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, kecenderungan dalam mengekspresikan dan mengaktifkan semua kemampuan individu. Orang yang kreatif memiliki kebebasan berfikir dan bertindak. Kebebasan tersebut berasal dari diri sendiri, termasuk di dalamnya kemampuan untuk mengendalikan diri dalam mencari alternatif yang memungkinkan untuk mengaktualisasikan potensi kreatif yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan pandangan Guilford yang mengungkapkan bahwa kreativitas adalah kemampuan berfikir divergen untuk menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu persoalan yang sama benarnya.
Menurut Maslow (Schultz, 1995) kreativitas merupakan suatu sifat yang akan diharapkan seseorang dari pengaktualisasi diri. Mereka adalah asli, inventif dan inovativ, meskipun tidak selalu dalam pengertian menghasilkan suatu karya seni. Kreativitas lebih merupakan suatu sikap, suatu ungkapan kesehatan psikologis dan lebih mengenai cara bagaimana kita mengamati dan bereaksi terhadap dunia dan bukan mengenai hasil-hasil yang sudah selesai dari suatu karya seni.
Tentang sifat-sifat kreativitas, Campbell (Nashori & Mucharam, 2002) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya : Pertama, baru atau diartikan sebagai inovatif, tidak ada sebelumnya, segar, menarik, aneh dan mengejutkan. Kedua, berguna, bermanfaat atau useful, yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis, mempermudah, mendorong, mengembangkan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik. Ketiga, dapat dimengerti atau understandable, yaitu diartikan sebagai hasil karya yang tercipta atau dibuat dapat dimengerti orang lain contohnya ketika Sigmund Freud menjelaskan tentang struktur kepribadian yang terdiri atas Id, ego dan super ego orang lain dapat memahaminya sebagai penentu-penentu perilaku manusia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar