Analisis isi merupakan analisa yang dioperasikan oleh seperangkat kategori-kategori konseptual yang berkaitan dengan isi media dan secara kuantitatif menghitung ada atau tidaknya kategori tersebut dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.[1] Pendekatan dasar untuk menerapkan teknik ini adalah (1) memilih contoh (sample) atau keseluruhan isi. (2) menetapkan kerangka teori acuan eksternal yang relevan dengan tujuan pengkajian, (3) memilih satuan analisi isi (kata, kalimat, alinea, kisah, gambar, urutan dan sebagainya (4) menyesuaikan isi dengan kerangka teori per satuan unit yang dipilih (5) mengungkapkan hasil sebagai distribusi menyeluruh dari semua satuan atau per contoh dalam hubungannya dengan frekuensi keterjadian hal-hal yang dicari untuk acuan.[2] Secara singkat maka prosedurnya di dasarkan atas dua asumsi utama yaitu hubungan antara objek acuan eksternal dan acuannya dalam teks akan cukup jelas dan tidak mendua dan bahwa frekuensi perwujudan acuan yang terpilih secara sahih akan mengungkapkan ”arti” utama teks secara objektif.
Analisa isi pada perkembangannya tidak cukup digunakan untuk menekankan isi pesan sebagai area terpenting dalam analisis ilmu-ilmu sosial. Oleh karenanya analisa isi secara kuantitatif seperti ini dianggap sebagai cara tradisional dan berkembang menjadi ilmu analisa wacana, analisis semiotik dan analisis framing. Kelebihan dari analisa isi adalah mampu menyajikan secara lebih sistematis, kuantitatif dan deskriptis sementara kekurangannya tidak mampu menganalisa lekak-lekuk teks secara lebih detail. Dengan kata lain, analisis isi memiliki keterbatasan untuk menganalisis isi pesan apalagi sampai ke tingkat ideologis, padahal pesan dalam sebuah media terlebih media massa merupakan bangunan yang dibentuk dari struktur bahasa yang terdiri dari lambang-lambang (sign) dan berfungsi menyampaikan pesan dari si pengirim pesan melalui penerima pesan. Kurang lebih bisa dikatakan bahwa pesan dapat dianalisa melalui alat penghantarnya yaitu struktur tanda itu sendiri.
Jadi tips dalam penelitian analisa isi sebenarnya adalah: Pertama, menentukan tema yang ingin diangkat. Misalkan analisa isi peristiwa (.....) dalam media (......) dari tanggal (......) degan kerangka (.....). Kedua, tentukan kategorisasi. Umumnya kategorisasi menggabungkan antara teori dan data yang tersedia. Jadi setelah tema ditentukan sesegera mungkin anda juga menyediakan data. Jangan setelah proposal selesai baru anda mencari data. Hal ini akan jauh lebih mempermudah anda karena dalam pelaksanaan penelitian maka tidak akan mungkin kategorisasi dalam tipe yang tidak ada.
[1] Listiorini, Dina, 1999. Mengembangkan Ilmu Komunikasi Melalui Semiotika dalam Abrar, Ana Nadya. Membangun Ilmu Komunikasi dan Sosiologi, Yogyakarta, Universitas Atmajaya Yogyakarta; hlm 257-264
[2] McQuail, Denis, 1991. Teori Komunikasi Massa, Suatu Pengantar. Edisi Ke Dua. Alih Bahasa Agus Dharmawan dan Amiruddin, Jakarta; Penerbit Erlangga
[3] Wimmer, Roger D & Joseph.R.Dominick, 1997, Mass Media Research: An Introduction., MA: Wadsworth, Belmont USA
[4] “Analisis Isi Berita Media Cetak Kampanye Presiden Mengenai Lingkungan”, Penelitian Institut Studi Arus Informasi (ISAI)/Koalisi Media untuk Pemilu Bebas dan Adil, Jakarta, 2004
Tidak ada komentar:
Posting Komentar