Menurut R.H Robbins (1992) inti dari wicara adalah gerakan yang dilakukan seseorang dimulai dari diagram dan melibatkan berbagai bagian dari dada, kerongkongan, mulut dan saluran hidung menciptakan getaran pada udara di sekelilingnya dan alam jarak yang terbatas daro orang itu, getaran tadi dapat ditangkap oleh gendang suara dalam pendengaran. Melalui gendering pendengaran tersebut diterima oleh otak pendengar. Jika pendengaran dan orang itu termasuk masyarakat bahasa yang sama, pendengaran dapat memberi respon ekapada dan mengerti getaran atau bunyi itu. Kajian fonetik artikulatoris, wicara bias dikaji teruatam sebagai aktivitas penutur berkenaan dengan alat-alat artikulatoris an proses yang terlibat dalam aktivitas itu.
Fonem vokal bahasa Jawa berjumlah enam buah yaitu /i, e, ә, a, u o/. berdasarkan ketinggian lidah pada waktu pengucapannya, keenam fonem vocal tinggi /i, u/; madya e/, ә, o/; dan rendah /a/ berdasarkan bagian lidah yang bergerak waktu diucapkan, fonem vocal dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu vocal depan /i, e/; tengah ә, a/ dan waktu diucapkan, fonem vocal dapat dibagi menjadi empat yaitu vokal tertutup /i, u/; semi tertutup /e, o/; semi terbuka /ә/ dan terbuka /a/. berdasarkan bentuk bibir pada waktu diucapkan fonem vokal dapat dibagi menjadi dua yaitu vokal tak bulat /i.,e, ә,a/ dan bulat /u,o/.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar