Sabtu, 24 November 2012

Judul Skripsi Biologi Perikanan; Kualitas Air Untuk Pemeliharaan Ikan Pangan (Usni, 2000)

1.      Warna Perairan
Warna perairan yang paling baik untuk ikan adalah hijau cerah karena mengandung banyak plankton. Selain dapat dimanfaatkan sebagai makanan ikan, keberadaan plankton tidak mengganggu penetrasi sinar matahari. Akibatnya proses fotosintesis dapat berjalan dengan baik dan oksigen dalam air tetap tinggi. Namun, kalau populasi planktonnya terlalu tinggi, penetrasi sinar matahari dapat terganggu.
2.      Kekeruhan Air
Kekeruhan air merupakan suatu ukuran biasan cahaya dalam perairan. Kekeruhan dapat disebabkan karena partikel terkoloid dan tersuspensi. Partikel tersebut dapat berasala dari bahan organik maupun anorganik seperti polutan, lumpur, hasil dekomposisi bahan organik, sampah dan plankton. Kekeruhan yang paling baik untuk budidaya ikanadalah yang disebabkan oleh plankton.
Kekeruhan air dapat diukur dengan seechi disk. Alat ini dibuat dari lempengan besi berbentuk bulat yang dicat warna hitam dan putih secara menyilang. Pada alat ini diberi tali berskala untuk mengukur kedalaman air.
3.      Suhu Air
Suhu air merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena dapat mempengaruhi derajat metabolisme dalam tubuh ikan. Bila suhu air tinggi, derajat metabolisme ikan akan tinggi. Sebaliknya kalau suhu air rendah, derajat metabolisme ikan akan rendah. Derajat metabolisme ikan berpengaruhterhadap kebutuhan oksigen dan sebanding dengan kenaikan suhu air.
Toleransi ikan terhadap suhu sangat bervariasi tergantung jenis ikan. Perubahan suhu secara tiba-tiba dapat menyebabkan ikan stres dan menimbulkan kematian. Ikan mujair merupakan jenis sikan yang tinggi toleransinya terhadap perubahan suhu. Kisaran suhu yang dapat ditolerir berada pada kisaran 14-38ºC. Secara alami mujair dapat memijar pada suhu 23-37ºC. Namun, suhu optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan berada pada kisaran 25-30ºC. Sementara suhu mematikan dibawah 6ºC atau diatas 42ºC.
4.      Kandungan Oksigen dan Karbondioksida Air
Ikan memerlukan oksigen (O2) untuk bernapas. Sumber oksigen dalam air berasal dari proses fotosintesis. Proses fotosintesis itu sendiri dipengaruhi oleh sinar matahari dan kandungan karbondioksida. Bila sinar matahari dan kandungan karbondioksida cukup, proses fotosintesis akan berjalan baik dan kandungan oksigen dalam air akan tinggi.
Sumber oksigen lain berasal dari difusi udara. Udara merupakan cadangan oksigen paling besar. Namun, hanya sedikit yang larut dalam air. Proses difusi udara akan berjalan baik kalau air selalu bergerak. Adanya gerakan air menyebabkan molekul-molekul air akan terbuka sehingga oksigen dapat masuk kedalam air. Oleh karena itu, dalam pemeliharaan mujair secara intensif diperlukan debit air yang tinggi.
Pada suatu sistim pemeliharaan ikan, oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis harus lebih banyak daripada oksigen yang digunakan. Kandungan oksigen yang baik untuk budidaya ikan minimal 4 mg/l air.
Biasanya ikan dapat merasakan setiap perubahan kandungan karbondioksida dalam air walaupun kecil. Biasanya ikan akan menghindari daerah yang kandungan karbondioksida tinggi. Pada pemeliharaan ikan secara intensif, kandungan karbondioksida yang aman harus 5 mg/ l air. Namun, mujair masih mampu hidup pada kandungan karbondioksida sampai 25 mg/ l ain.
5.      Derajat Keasaman (pH) Air
Derajat keasaman atau sering dilambangkan dengan pH (puisanche of the H) merupakan ukuran konsentrasi ion hidrogen yang menunjukan suasana asam suatu perairan. Ukuran nilai pH adalah 1-14 dengan angka 7 merupakan pH normal.
Secara normal, pH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat asam. Pada siang hari, fitoplankton dan tanaman air mengkonsumsi karbondioksida dalam proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen dalam air. Suasana ini menyebabkan pH air meningkat. Sementara pada malam hari, fitoplankton dan tanaman air mengkonsumsi oksigen dalam proses respirasi yang menghasilkan karbondioksida. Suasana ini menyebabkan kandungan air menurun.
Nilai pH perairan yang baik untuk budidaya ikan pada siang hari berkisar antara 6,5-9. Pada pH 11, ikan dapat mati, tetapi terkadang kondisi ini masih dapat ditolerir oleh mujair. Sementara pH ideal untuk budidaya ikan berada pada kisaran 7-8.
6.      Amoniak Air
Amoniak dalam air berasal dari proses metabolisme ikan dan proses pembusukan bahan organik oleh bakteri. Amoniak mempunyai dua bentuk, yaitu amoniak bukan ion (NH3) dan amoniak berupa ion yang disebut amonium (NH4). NH3 merupakan racun bagi ikan, sedangkan NH4 tidak bersifat racun, kecuali konsentrasinya sangat tinggi. Sementara NH3 akan lebih beracun kalau konsentrasi oksigen sangat rendah. Konsentrasi NH3 tertinggi biasanya terjadi setelah fitoplankton mati yang diikuti penurunan pH karena CO2 meningkat. Batas konsentrasi NH3 yang mematikan ikan berada pada 0,1-0,3 mg/ l.
7.      Alkalinitas Air
Alkalinitas adalah konsentrasi basa total yang terkandung dalam air. Alkalinitas dinyatakan dalam mg/ l yang setara dengan kalsium karbonat (CO3) dan bikarbonat (HCO3). Jadi, alkalinitas suatu perairan diartikan sebagai derajat keasaman yang dapat menentukan kesuburan air. Dengan mengetahui nilai alkalinitas dapat diketahui produktivitas suatu kolam. Total alkalinitas yang dibutuhkan dalam pembudidayaan ikan berada pada kisaran 50-300 mg/ l.
8.      Keragaman dan Jumlah Plankton Air
Plankton merupakan binatang air yang dapat dimanfaatkan sebagai makanan ikan. Ada dua golongan plankton, yaitu zooplankton (berasal dari hewan) dan phitoplankton (berasal dari tumbuhan). Keduanya sangat dibutuhkan ikan, terutama saat masih benih. Untuk itu, keragaman dan jumlah plankton perlu diketahui untuk mengukur kesuburan perairan. Keragaman dan jumlah plankton suatu perairan hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.

Tidak ada komentar: