Prinsip utama yang melatarbelakangi
terlaksananya pembelajaran berbasis otak menurut Caine dan Caine (Spears &
Wilson, 2007) adalah:
1)
Otak merupakan
processor parallel. Pikiran, perasaan, sifat bawaan, dan emosi saling
berhubungan satu sama lain dan berinteraksi dengan berbagai macam model
informasi yang diterima otak.
2)
Belajar melibatkan
seluruh fisiologi tubuh. Hal ini berarti bahwa kesehatan fisik seseorang,
seperti jumlah waktu tidur, nutrisi yang dikonsumsi mempengaruhi otak. Begitu
juga dengan suasana hati dan faktor kelelahan.
3)
Pencarian makna
dilakukan secara innate. Kita secara alamiah terprogram untuk mencari makna
dalam segala hal. Prinsipnya sendiri berorientasi pada perjuangan. Kebutuhan
otak untuk selalu mencari makna juga beberapa hal familiar yang akan terdaftar
secara otomatis saat melakukan pencarian dan merespon makna secara
terus-menerus untuk menambah stimulus. Lingkungan yang digunakan dalam
pembelajaran perlu menyediakan keadaan yang bersifat stabil dan familiar.
Kelengkapan pembelajaran harus dibuat untuk memuaskan semangat siswa untuk
membuat karangan baru, penemuan terbaru, juga untuk meraih kesempatan baru. Di
saat yang sama, tugas-tugas yang diberikan pun harus bermakna dan semenarik
mungkin, juga menawarkan banyak pilihan pada siswanya. Dalam pendidikan, satu
hal yang diizinkan bagi siswa adalah ketika siswa diberikan banyak pengalaman belajar,
lalu mereka diberikan waktu untuk merasakan pengalaman yang mereka lakukan.
Mereka berhak diberikan kesempatan untuk menanggapi segala sesuatunya, untuk
melihat keterkaitan yang satu dengan yang lain.
4)
Pencarian makna terjadi
dengan "berpola." Berpola disini lebih dimaksudkan pada
pengorganisasian dan pengkategorian dari informasi. Otak menolak pola mengagumkan
dari sesuatu yang tanpa makna. Tidak bermakna disini maksudnya bagian-bagian
informasinya tidak saling berhubungan. Saat kemampuan alamiah otak
mengintegrasikan informasi lalu diingatkan dalam pembelajaran, aktivitas dan
informasi yang terjadi secara acak dapat ditampilkan dan diasimilasi. Otak
mencoba untuk membuat pengertian dari informasi dengan mengurangi kata-kata
acak yang tidak berhubungan dengan suatu pola yang lebih familiar.
5)
Emosi merupakan salah
satu bagian penting dalam pembentukan pola Dalam otak, kita tidak bisa
memisahkan emosi dengan kemampuan otak dalam berpikir secara kognitif, karena
kedua hal tersebut merupakan faktor yang saling berhubungan. Banyak penelitian
tentang otak yang menyatakan bahwa tidak ada ingatan tanpa emosi. Emosi
merupakan sesuatu hal yang membuat kita lebih bersemangat untuk belajar, untuk
membuat sesuatu. Emosi berada dalam suasana hati kita. Emosi merupakan
kesabaran kita. Emosi merupakan bagian dari kita sebagai manusia. Kita perlu
mengerti lebih banyak tentang emosi dan menerimanya. Dalam termin emosi, perlu
diingat bahwa kita makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain,
juga perlu untuk saling mendukung satu sama lain.
6)
Setiap otak, secara
simultan mengamati dan membangun suatu informasi mulai dari bagian-bagian
terkecil, hingga keseluruhan bagian. Dalam
embelajaran, penting untuk melibatkan kedua belahan hemisfer pada otak secara
bersamaan.
7)
Belajar melibatkan
perhatian yang dipusatkan dan persepsi sekitar. Setiap anak belajar dari segala
hal. Segala sesuatu itu masuk ke dalam otak mereka. Bahkan di tahun-tahun
pertama proses pertumbuhannya, apa yang tergambar dalam otak mereka, mereka
coba melakukannya. Oleh karena itu, keadaan sekeliling menjadi sangat penting.
Jika mereka mempelajari sesuatu di dalam kelas dan tidak pernah menggunakannya
di luar kelas, lalu proses belajar yang mereka lakukan, setiap hubungan yang terjalin
dalam otak mereka, akan berhenti disitu. Dalam kegiatan sosial yang lain,
anak-anak diterjunkan untuk belajar di sekolah, di rumah, dan dalam suatu
komunitas tertentu. Pengetahuan yang mereka dapatkan terus digunakan dan terus
berkembang. Mereka berinteraksi satu sama lain dalam lingkungan yang kaya akan
proses pembelajaran.
8)
Belajar selalu
melibatkan proses yang terjadi secara langsung dan tidak langsung. Kita belajar
lebih banyak dari segala sesuatu yang secara langsung dapat kita pahami. Banyak
komponen-komponen belajar yang diterima dari lingkungan sekeliling kita dan
langsung masuk ke dalam otak kita tanpa kita sadari dan langsung berinteraksi
dengan level proses belajar secara tidak langsung. Alasan inilah yang
menyebabkan seorang pelajar disebut juga sebagai seorang pelaku yang mengingat
hal-hal apa saja yang telah mereka lakukan, bukan hanya yang telah mereka
kerjakan. Proses pembelajaran yang aktif mengizinkan siswa untuk meninjau
bagaimana dan hal apa saja yang telah mereka serap, jadi mereka dapat memulai
untuk memberi petunjuk mengenai pembelajaran yang mereka lakukan dan
perkembangan tentang hal-hal apa saja yang telah mereka pahami. Paham itu tidak
harus selalu nampak di permukaan. Paham itu bisa terjadi secara intuitif saat
kita merasa sedang dalam kondisi yang sama sekali tidak paham. Itulah sebabnya,
saat kita belajar, selalu melibatkan proses-proses yang terjadi secara langsung
maupun tidak langsung.
9)
Kita memiliki paling
sedikit dua tipe memori : sistem memori spatial dan satu pasang sistem untuk
pembelajaran hafalan. Sistem memori spatial/system autobiografi tidak
membutuhkan latihan dan izin untuk melakukan percobaan dari memory instan. Pada
tingkatan dari sistem memori, segala sesuatu dipelajari dengan cara dihafal.
Kita mengingat segala informasi, tetapi bukan berarti kita dapat menggunakan
segala informasi yang kita terima. Tingkatan sistem tidak dapat melakukan
apa-apa untuk menindaklanjuti imajinasi atau kreatifitas kita. Tingkatan sistem
dapat menyesuaikan diri secara cepat terhadap jalannya informasi pada ingatan
kita. Dengan adanya sistem ini, otak menjadi mudah merasa lelah saat diberikan
tekanan pada sel-sel otak dengan jumlah yang terbatas. Hal inilah yang menjadi
dasar pada pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah. Saat kita melakukan
percobaan baru yang menstimulus otak siswa untuk mencari makna dari
pembelajaran yang sedang dilakukan, maka akan tumbuh hubungan baru pada sel-sel
otak. Pada proses belajar berarti informasi-informasi yang didapat saling
berhubungan dan dihubungkan dengan si pembelajar. Saat belajar,
informasi-informasi yang diterima perlu diulang dan lebih mudah jika kita mulai
dari gambaran keseluruhan lalu menyusun bagian-bagian kecil konsep agar seluruh
bagiannya dapat dipelajari dengan baik.
10) Otak
mengerti dan mengingat dengan sangat baik saat fakta/kenyataan ditanamkan pada
sistem memory spatial. Solusinya adalah menanam tingkatan pembelajaran dengan
menempatkan si pembelajar pada lingkungan belajar seperti sebuah orkestra
sungguhan, seperti dunia sungguhan/nyata, meminimalkan ancaman, dan memberikan
banyak kesempatan. Kita perlu untuk memaksimalkan informasi yang ditulis di
papan tulis, membuat informasi itu nampak hidup dalam pikiran si pembelajar,
membantu si pembelajar membuat hubungan dengan informasi-informasi yang
diterimanya.
11) Dalam
proses pembelajaran, perlu diperbanyak kesempatan dan dilarang adanya ancaman.
Belajar akan terjadi secara optimum, saat otak dikondisikan pada keadaan
"waspada yang rileks." Selain itu, ritme/pola hidup kita juga ikut berpengaruh
pada cara belajar yang kita lakukan.
12) Setiap
otak itu unik. Hal ini terlihat dari gaya belajar dan cara seseorang menyimpan
informasi dalam sebuah pola. Setiap individu mungkin saja memiliki banyak
kesamaan, tapi sebenarnya mereka sungguh berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar