Senin, 05 Desember 2016

Prinsip - Prinsip dalam Pembelajaran Berbasis Otak (Skripsi dan Tesis)


Prinsip utama yang melatarbelakangi terlaksananya pembelajaran berbasis otak menurut Caine dan Caine (Spears & Wilson, 2007) adalah:
1)           Otak merupakan processor parallel. Pikiran, perasaan, sifat bawaan, dan emosi saling berhubungan satu sama lain dan berinteraksi dengan berbagai macam model informasi yang diterima otak.
2)           Belajar melibatkan seluruh fisiologi tubuh. Hal ini berarti bahwa kesehatan fisik seseorang, seperti jumlah waktu tidur, nutrisi yang dikonsumsi mempengaruhi otak. Begitu juga dengan suasana hati dan faktor kelelahan.
3)           Pencarian makna dilakukan secara innate. Kita secara alamiah terprogram untuk mencari makna dalam segala hal. Prinsipnya sendiri berorientasi pada perjuangan. Kebutuhan otak untuk selalu mencari makna juga beberapa hal familiar yang akan terdaftar secara otomatis saat melakukan pencarian dan merespon makna secara terus-menerus untuk menambah stimulus. Lingkungan yang digunakan dalam pembelajaran perlu menyediakan keadaan yang bersifat stabil dan familiar. Kelengkapan pembelajaran harus dibuat untuk memuaskan semangat siswa untuk membuat karangan baru, penemuan terbaru, juga untuk meraih kesempatan baru. Di saat yang sama, tugas-tugas yang diberikan pun harus bermakna dan semenarik mungkin, juga menawarkan banyak pilihan pada siswanya. Dalam pendidikan, satu hal yang diizinkan bagi siswa adalah ketika siswa diberikan banyak pengalaman belajar, lalu mereka diberikan waktu untuk merasakan pengalaman yang mereka lakukan. Mereka berhak diberikan kesempatan untuk menanggapi segala sesuatunya, untuk melihat keterkaitan yang satu dengan yang lain.
4)           Pencarian makna terjadi dengan "berpola." Berpola disini lebih dimaksudkan pada pengorganisasian dan pengkategorian dari informasi. Otak menolak pola mengagumkan dari sesuatu yang tanpa makna. Tidak bermakna disini maksudnya bagian-bagian informasinya tidak saling berhubungan. Saat kemampuan alamiah otak mengintegrasikan informasi lalu diingatkan dalam pembelajaran, aktivitas dan informasi yang terjadi secara acak dapat ditampilkan dan diasimilasi. Otak mencoba untuk membuat pengertian dari informasi dengan mengurangi kata-kata acak yang tidak berhubungan dengan suatu pola yang lebih familiar.
5)           Emosi merupakan salah satu bagian penting dalam pembentukan pola Dalam otak, kita tidak bisa memisahkan emosi dengan kemampuan otak dalam berpikir secara kognitif, karena kedua hal tersebut merupakan faktor yang saling berhubungan. Banyak penelitian tentang otak yang menyatakan bahwa tidak ada ingatan tanpa emosi. Emosi merupakan sesuatu hal yang membuat kita lebih bersemangat untuk belajar, untuk membuat sesuatu. Emosi berada dalam suasana hati kita. Emosi merupakan kesabaran kita. Emosi merupakan bagian dari kita sebagai manusia. Kita perlu mengerti lebih banyak tentang emosi dan menerimanya. Dalam termin emosi, perlu diingat bahwa kita makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan orang lain, juga perlu untuk saling mendukung satu sama lain.
6)           Setiap otak, secara simultan mengamati dan membangun suatu informasi mulai dari bagian-bagian terkecil, hingga keseluruhan bagian. Dalam  embelajaran, penting untuk melibatkan kedua belahan hemisfer pada otak secara bersamaan.
7)           Belajar melibatkan perhatian yang dipusatkan dan persepsi sekitar. Setiap anak belajar dari segala hal. Segala sesuatu itu masuk ke dalam otak mereka. Bahkan di tahun-tahun pertama proses pertumbuhannya, apa yang tergambar dalam otak mereka, mereka coba melakukannya. Oleh karena itu, keadaan sekeliling menjadi sangat penting. Jika mereka mempelajari sesuatu di dalam kelas dan tidak pernah menggunakannya di luar kelas, lalu proses belajar yang mereka lakukan, setiap hubungan yang terjalin dalam otak mereka, akan berhenti disitu. Dalam kegiatan sosial yang lain, anak-anak diterjunkan untuk belajar di sekolah, di rumah, dan dalam suatu komunitas tertentu. Pengetahuan yang mereka dapatkan terus digunakan dan terus berkembang. Mereka berinteraksi satu sama lain dalam lingkungan yang kaya akan proses pembelajaran.
8)           Belajar selalu melibatkan proses yang terjadi secara langsung dan tidak langsung. Kita belajar lebih banyak dari segala sesuatu yang secara langsung dapat kita pahami. Banyak komponen-komponen belajar yang diterima dari lingkungan sekeliling kita dan langsung masuk ke dalam otak kita tanpa kita sadari dan langsung berinteraksi dengan level proses belajar secara tidak langsung. Alasan inilah yang menyebabkan seorang pelajar disebut juga sebagai seorang pelaku yang mengingat hal-hal apa saja yang telah mereka lakukan, bukan hanya yang telah mereka kerjakan. Proses pembelajaran yang aktif mengizinkan siswa untuk meninjau bagaimana dan hal apa saja yang telah mereka serap, jadi mereka dapat memulai untuk memberi petunjuk mengenai pembelajaran yang mereka lakukan dan perkembangan tentang hal-hal apa saja yang telah mereka pahami. Paham itu tidak harus selalu nampak di permukaan. Paham itu bisa terjadi secara intuitif saat kita merasa sedang dalam kondisi yang sama sekali tidak paham. Itulah sebabnya, saat kita belajar, selalu melibatkan proses-proses yang terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
9)           Kita memiliki paling sedikit dua tipe memori : sistem memori spatial dan satu pasang sistem untuk pembelajaran hafalan. Sistem memori spatial/system autobiografi tidak membutuhkan latihan dan izin untuk melakukan percobaan dari memory instan. Pada tingkatan dari sistem memori, segala sesuatu dipelajari dengan cara dihafal. Kita mengingat segala informasi, tetapi bukan berarti kita dapat menggunakan segala informasi yang kita terima. Tingkatan sistem tidak dapat melakukan apa-apa untuk menindaklanjuti imajinasi atau kreatifitas kita. Tingkatan sistem dapat menyesuaikan diri secara cepat terhadap jalannya informasi pada ingatan kita. Dengan adanya sistem ini, otak menjadi mudah merasa lelah saat diberikan tekanan pada sel-sel otak dengan jumlah yang terbatas. Hal inilah yang menjadi dasar pada pembelajaran yang dilakukan di sekolah-sekolah. Saat kita melakukan percobaan baru yang menstimulus otak siswa untuk mencari makna dari pembelajaran yang sedang dilakukan, maka akan tumbuh hubungan baru pada sel-sel otak. Pada proses belajar berarti informasi-informasi yang didapat saling berhubungan dan dihubungkan dengan si pembelajar. Saat belajar, informasi-informasi yang diterima perlu diulang dan lebih mudah jika kita mulai dari gambaran keseluruhan lalu menyusun bagian-bagian kecil konsep agar seluruh bagiannya dapat dipelajari dengan baik.
10)       Otak mengerti dan mengingat dengan sangat baik saat fakta/kenyataan ditanamkan pada sistem memory spatial. Solusinya adalah menanam tingkatan pembelajaran dengan menempatkan si pembelajar pada lingkungan belajar seperti sebuah orkestra sungguhan, seperti dunia sungguhan/nyata, meminimalkan ancaman, dan memberikan banyak kesempatan. Kita perlu untuk memaksimalkan informasi yang ditulis di papan tulis, membuat informasi itu nampak hidup dalam pikiran si pembelajar, membantu si pembelajar membuat hubungan dengan informasi-informasi yang diterimanya.
11)       Dalam proses pembelajaran, perlu diperbanyak kesempatan dan dilarang adanya ancaman. Belajar akan terjadi secara optimum, saat otak dikondisikan pada keadaan "waspada yang rileks." Selain itu, ritme/pola hidup kita juga ikut berpengaruh pada cara belajar yang kita lakukan.
12)       Setiap otak itu unik. Hal ini terlihat dari gaya belajar dan cara seseorang menyimpan informasi dalam sebuah pola. Setiap individu mungkin saja memiliki banyak kesamaan, tapi sebenarnya mereka sungguh berbeda.

Tidak ada komentar: