Secara
umum demosntrasi dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan
keefektifan tercapainya tujuan pengajaran. Demonstrasi dapat dilaksanakan
sebagai satu metode dalam satu proses pembelajaran menggunakan media atau alat
peraga, atau sebagai salah satu metode dalam suatu proses pembelajaran.
Demonstrasi dapat disajikan di awal pelajaran, dengan tujuan untuk menyajikan
fenomena, menggali pengetahuan awal siswa, dan memotivasi belajar siswa. Maka
dari itu, guru perlu menguasai kecakapan dan keterampilan berdemon-strasi.
a. Prademonstrasi
1) Memahami tujuan demonstrasi. Dalam
pembelajaran konstruktivisme, tujuan khusus demonstrasi ada tiga macam: (a)
demonstrasi pada awal pelajaran bertujuan untuk menampilkan fenomena yang
menimbulkan konflik kognitif. (b) demonstrasi pada saat pembelajara inti
bertujuan untuk menyajikan fakta atau data, untuk memecahkan masalah, (3)
demonstrasi pada akhir pembelajaran untuk memberi gambaran mengenai aplikasi
konsep.
2) Mengenali fakta atau informasi esensial dari
konsep yang akan didemonstrasikan. Fakta atau informasi esensial inilah yang
perlu dijadikan fokus amatan oleh siswa ketika demonstrasikan.
3) Merancang bahan atau kegiatan untuk
demonstrasi. Yang dimaksud di sini adalah menerjemahkan informasi verbal pada
konsep materi pelajaran menjadi informasi yang dapat divisualisasikan dalam
demonstrasi.
4) Merancang prosedur pelaksanaan demonstrasi, di samping prosedur sebagaimana dikemukakan
pada Tabel 5.1, hal yang perlu dirancang adalah urut-urutan penyajian demonstrasi
jika informasi yang akan ditampilkan merupakan beberapa seri informasi. Urutan
seri informasi perlu dirancang.
b. Pelaksanaan Demonstrasi
1)
Menjalankan demonstrasi dengan lancar dan benar, agar informasi yang
dimunculkan benar sesuai dengan yang direncanakan.
2) Menampilkan fenomena secara atraktif,
khususnya fenomena-fenomena yang diharapkan dapat menimbulkan konflik kognitif
pada siswa. Lewat media atau alat peraga, demonstrator dapat melakukan
trik-trik untuk mengkonflikkan pikiran siswa dengan fenoman yang teramati.
Ketika pejetan dilepaskan pelan-pelan sambil menurunkan botol ke meja, akan
tampak seolah-olah turunnya tabung reaksi karena botol diturunkan. Pada hal,
tabung reaksi tenggelam ketika botol dipejet karena volume air yang masuk ke
dalam tabung reaksi bertambah, sebaliknya volume air di dalam tabung reaksi
berkurang ketika pejetan dilepaskan. Itulah yang disebut konflik kognitif.
Atraksi seperti itu sangat menarik, layaknya bermain sulap.
3)
Penampilan demonstrasi dapat diulang, untuk memperbanyak sampel pengamatan.
4) Mengatur posisi peralatan, sampai demonstrasi
dapat diamati dengan jelas oleh semua anggota kelas.
c. Pasca Demonstrasi
1)
Kesenyapan. Setelah demonstrasi berakhir, guru diam beberapa saat untuk
menunggu respons dari siswa, mungkin (sampai) ada siswa yang mengajukan masalah
dari fenomena yang diamati. Jika respons tidak muncul, masalah dapat diajukan
sendiri oleh guru.
2) Berdiskusi
atau melakukan demonstrasi lanjutan, untuk mengajak siswa mengajak siswa
menemukan jawaban atas masalah yang dikemukakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar