Jumat, 26 September 2014

Judul Psikologi; Perkembangan Pubertas Remaja

Dalam memandang dampak masa pubertas, dunia seorang remaja meliputi perubahan fisik, kognitif serta perubahan sosial (Santrock, 2002).
a.       Perkembangan fisik
Perkembangan fisik remaja berlangsung sangat cepat oleh karena kematangan hormon seks. Menurut Dariyo (2004) perubahan fisik remaja merupakan terjadinya perubahan secara biologis yang ditandai dengan kematangan organ seks primer maupun sekunder yang dipengaruhi oleh kematangan hormon seksual.
Para ahli psikologi perkembangan menyatakan ada dua karakteristik perubahan fisik yang dimiliki oleh seorang remaja dalam memasuki masa dewasa yaitui seks primer dan seks sekunder. Yang dimaksud seks primer adalah perubahan-perubahan organ seksual yang berfungsi untuk melakukan proses reproduksi. Sedangkan seks sekunder adalah perubahan atau tanda-tanda identitas seks yang diketahui melalui penampakan fisik akibat kematangan seks primer (Dariyo, 2004).
Papalia, Olds dan Felman (2005) mengungkapkan karakteristik perubahan fisik seksual primer dan sekunder pada remaja putra dan putri. Tanda pubertas pada remaja putra diawali dengan berkembangnya testes dan scrotum. Pada remaja putra karakteristik perubahan fisik antara lain pertumbuhan penis dan kelenjar prostat, munculnya bulu kemaluan, pertumbuhan badan, ejakulasi pertama dengan mengeluarkan sperma, tumbuh bulu wajah dan bulu ketiak.
Karakteristik seks primer pada remaja putri antara lain ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Pertumbuhan seks primer pada remaja putri tidak dapat diamati secara jelas karena pertumbuhan organ-organ seks yang bersifat internal. Perubahan fisik pada remaja putri meliputi pertumbuhan payudara, pertumbuhan bulu kemaluan, pertumbuhan badan, menarche, tumbuhnya bulu ketiak. Disisi lain, karakteristik seks sekunder pada remaja putra dan putri ditandai dengan perubahan suara dan tekstur kulit dan  perkembangan otot tubuh.
Santrock (2002) menyatakan bahwa kematangan fisik yang lebih awal pada anak perempuan meningkatkan kerentanan remaja putri atas sejumlah masalah. Remaja putri yang lebih cepat matang pada akhir masa remaja mengalami perubahan yang cenderung menguntungkan karena remaja tersebut memiliki tubuh dan kecantikan yang lebih ideal. Perubahan tersebut mengundang respon dari remaja laki-laki yang mengarah pada berkencan lebih dini dan pengalaman-pengalaman seksual lebih awal. 
b.      Perkembangan kognitif
Setiap individu akan mengalami proses pertumbuhan struktur dan skema mentalnya dari yang bersifat sederhana sampai yang bersifat kompleks. Ini terjadi karena faktor perkembangan yaitu perubahan struktur mentalnya dan faktor belajar yaitu perubahan isi mental (Dariyo, 2004).
Menurut Santrock (2002) ciri pemikiran remaja masih bersifat egosentris. Keegoisan remaja nampak bahwa mereka menganggap dirinya sebagai individu yang unik dan berbeda dengan orang lain. Pemikiran mereka semakin abstrak, sistematis, logis dan idealis, lebih mampu menguji pemikiran diri sendiri, pemikiran orang lain dan apa yang orang lain pikirkan tentang diri mereka. Hal ini merupakan ciri-ciri dari pemikiran operasional formal menurut Jean Piaget yang berlangsung antara usia 11 tahun hingga 15 tahun (Santrock, 2002). Kemampuan kognitif mengembangkan hipotesa terbaik dalam memecahkan masalah dan menarik kesimpulan secara sistematis untuk menentukan pola pemecahan masalah tersebut disebut Piaget sebagai hypothetical-deductive reasoning (Santrock, 2002).  
c.       Perkembangan sosial
Sebagai individu yang berkembang, remaja mulai mengadakan hubungan dengan berbagai tipe individu lain. Pergaulannya mulai berkembang luas tidak hanya dengan anggota keluarga dan orang tua tetapi juga dengan teman-teman sebayanya dan masyarakat di sekitarnya (Dariyo, 2004). Mereka berusaha untuk melepaskan diri dari kekuasaan orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya dan tidak bergantung pada orang lain.
Seorang remaja akan berupaya untuk mencari dan membentuk persahabatan dengan teman kelompok sebayanya sebagai bentuk pembelajaran dan mengembangkan ketrampilan sosialnya. Dalam persahabatan tersebut, intimacy (kekariban) dan loyalty (kesetiaan) merupakan ciri-ciri utama dalam menjalin hubungan dengan teman-temannya (Berk, 2006). Remaja putri cenderung membangun kebersamaan dengan teman dan menilai persahabatan sebagai bentuk dukungan emosional dan pengutaraan diri. Keberhasilan remaja dalam menghadapi krisis akan meningkatkan dan mengembangkan kepercayaan dirinya, sehingga remaja tersebut akan mampu untuk mewujudkan jati diri atau identitas dirinya.
         Berdasarkan pembahasan yang telah diungkapkan di atas dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan fisik, kognitif dan sosial. Perubahan-perubahan tersebut membawa remaja dalam kenyataan akan perubahan kondisi fisik, pemikiran serta peran remaja secara sosial dalam upaya mewujudkan identitas dirinya.

Tidak ada komentar: