Rabu, 23 Maret 2011

Depresi

Depresi dapat diartikan sebagai sebuah kondisi batin yang tertekan dalam waktu panjang (stres berkelanjutan) dan mengakibatkan hilangnya harapan hidup, makna hidup, motivasi berprestasi, dan kepercayaan-diri (losing mood and confidence). Secara garis besar depresi bisa terjadi distimulasi oleh keadaan eksternal yang berubah ke arah yang lebih buruk dan itu di luar kontrol individu tersebut. Kondisi emosi atau psikologis masing-masing orang turut menentukan apakah sesuatu itu dapat menyebabkan depresi, sejauh mana tingkat depresinya serta seberapa besar kemampuan orang itu untuk mengatasi masalah (hingga tidak sampai depresi) atau, seberapa besar kemampuan orang itu untuk mengatasi depresinya.(Beck,1979)
Misalnya kematian orang-orang tercinta atau bencana alam yang menyisakan kenangan-kenangan traumatik. Bila ini berlanjut ke tingkat yang lebih tinggi maka menyebabkan individu kehilangan mood, kehilangan gairah untuk melangkah, kehilangan kepercayaan diri, maka trauma itu menyebabkan seseorang mengalami depresi. Individu kehilangan daya tarik untuk menjadikan hidup individu menjadi lebih hidup dan kehilangan semangat untuk menjalankan aktivitas positif.
Depresi juga muncul karena ulah individu sendiri. Ulah di sini ada yang berbentuk penyimpangan / pelanggaran atau ada yang berbentuk pengabaian. Hampir seluruh tindak penyimpangan atau pelanggaran atas apa yang benar di dunia ini dalam skala / ukuran yang besar, umumnya akan melahirkan konsekuensi yang tidak terkontrol. Bila konsekuensi buruk itu terjadi dan merembet kemana-mana dan semuanya menjadi pilihan buruk buat individu, ini juga bisa menimbulkan depresi. Pengabaian terhadap diri sendiri seperti potensi yang tidak dikembangkan atau mempunyai resource tetapi tidak digunakan, dan lain-lain, ini juga bisa menimbulkan depresi. Jadi, bukan pengabaiannya yang menyebabkan depresi tetapi konsekuensi pengabaian itulah yang membuat orang menjadi depresi. Individu mulai merasa tidak berarti bagi diri sendiri dan orang lain. (Gilbert et al,1988)
Cara mengatasi depresi adalah dengan memperbaiki: a) hubungan dengan diri sendiri dengan cara control diri, dialog diri, dll, b) hubungan dengan orang lain dan c) hubungan dengan Tuhan (meningkatkan iman).
Memperbaiki hubungan dengan diri sendiri akan membuat individu cepat mengontrol atau menarik diri dari keadaan yang tidak menguntungkan individu. Kalau individu sadar bahwa individu sedang depresi dan sadar bahwa individu harus segera mengambil tindakan, tentunya ini akan beda persoalannya.
Memperbaiki hubungan dengan manusia lain akan membantu usaha yang individu lakukan dalam mengatasi depresi. Individu tetap harus ingat bahwa manusia itu bisa digolongkan menjadi dua: a) ada manusia yang menjadi sumber depresi buat individu, dan b) ada manusia yang menjadi bantuan solusi atas depresi. Yang individu butuhkan (sebanyak-banyaknya) adalah manusia kelompok kedua. Jangan sampai individu menjauhi semua manusia, trauma kepada semua manusia, atau tidak percaya pada semua manusia. (Jarvis, 2006)
Memperbaiki hubungan dengan Tuhan dapat dilakukan dengan banyak cara, antara lain: a) meningkatkan iman, b) menjalankan ajaran agama yang individu pilih (formal dan non-formal

Tidak ada komentar: