1. Survei pendahuluan untuk menentukan wilayah yang paling banyak aktivitas burung dengan melakukan pengamatan
2. Penentuan lebih lanjut lokasi sarang
Penentuan jenis kelamin prilaku berpasangan, suara, atau kombinasi dari kedua cara tersebut. Observasi prilaku berpasangan didasarkan pada posisi spesifik burung jantan dan betina pada waktu berpasangan (Goodwin, 1963 dalam Sang Putu Kaler Surata, 2005). Umumnya burung berjenis kelamin jantan juga cenderung lebih agresif dibanding burung berjenis kelamin betina (Widodo dkk, 1998) sehingga dapat diketahui bahwa hanya burung jantan yang bernyanyi, hal tersebut didukung oleh observasi selama lima tahun oleh Goodwin (1963) yang menemukan hanya burung jantan yang bernyanyi.
3. Pengamatan dilakukan secara visual dan bantuan peralatan kamera, teropong binokuler, timbangan dan peralatan pendukung lainnya. Untuk penggunaan kamera perekam di letakkan di sekitar sarang sehingga dapat mengetahui kegiatan apa saja yang terjadi dalam sarang tersebut. Pengamatan dilakukan pada setiap hari selama musim perkawinan Jarak pengamatan dilakukan antara 6–10 m dibantu dengan binokular dan kamera. Pengamatan meliputi tingkah laku perkawinan, saat pertama kali meletakkan telur berupa sarang sebagai tempat pengeraman pertama kali di buat, tingkah laku dalam menjaga telur dan anakan serta tanggal menetas .
4. Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi. Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas harian burung meliputi tingkah laku makan dan kawin. Pengamatan dilakukan secara intensif dan semua data yang diperoleh secara obyektif dianalisis secara tabulasi dan data yang diperoleh secara subyektif dianalisis secara deskriptif (Irba Unggul Warsono, 2002).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar