Berdasarkan arti katanya, kepribadian berasal dari bahsa Yunani “persona’ yang berarti topeng (mask) karena pengertian kepribadian secara umum dianggap sebagai penampilan (Purwanto; 2000)Kepribadian merupakan gaya hidup individu atau cara serta karakteristik seseorang untuk bereaksi termasuk masalah-masalah hidup serta tujuan hidup (Adler dalam Hal dan Lindzey, 1993). Sementara Eysenck mendefinisikan kepribadian sebagai :
Personality is the sum total of actual or potential behavior patterns of organism as determined by heredity and environment; it originates and develops through the functional interaction of the four main sectors into which these behavior pattern are organized; the cognitive sector (intelligence); the conative sector (character); the affective sector (temperament) and the somatic sector (constitutions)
Pernyataan diatas dapat diartikan bahwa kepribadian merupakan gabungan dari fungsi secara nyata maupun fungsi potensial pola organisme yang ditentukan oleh faktor keturunan dan lingkungan. Kepribadian awal akan tumbuh melalui interaksi empat macam fungsional yaitu sektor kognitif (intelegensia), sektor konatif (karakter), sektor afektif (temperamen) dan sektor somatic (konstitusi). Pendekatan seperti yang dikemukakan Eysenseck dilandasi oleh penelitian ilmiah sehingga hasilnya lebih dapat dipertanggungjawabkan dibandingkan pendekatan yang hanya menggunakan spekulasi atau intuisi klinis untuk mengabsahkan asumsinya.
Berbagai pendekatan lain dapat digunakan dalam menelaah kepribadian seperti pendektan faktor yang memandang kepribadian terdiri atas kumpulan “trait” dan tipe. Ada pula pendekatan psikoanalisis yang mendeskripsikan mengenai struktur serta sistem kepribadian, pendekatan yang bersifat eksperimental-korelasional serta pendekatan yang menekankan peramalan tingkah laku spesifik (Corsini dan Marsella, 1983).
Untuk selanjutnya maka landasan berpikir menentukan kepribadian dalam tipe ekstravert dan introvert dikaji berdasarkan pernyataan Eysenck
Karakteritik mendasar dari kepribadian terletak pada dimensi extroversion-introversion (Dimensi E) dan dimensi neurotic stable (dimensi N). Eysenck meyakini bahwa setiap orang pasti terletak pada suatu posisi dalam continuum kedua dimensi tersebut . Dimensi ketiga adalah dimensi psychotism (dimensi P) yang berbeda secara mendasar dari kedua dimensi tersebut pada kecenderungan kepribadian seseorang dalam menghadapi kestabilan emosi seseorang dalam kepribadiannya, maka tidak demikian halnya dengan dimensi P yang merujuk pada kecenderungan berpikir, berperasaan dan bertindak tanpa orientasi. Dimensi P ini kenyataanya jarang ditemui dalam populasi normal karena telaah Eysenck tentang dimensi ini lebih didasarkan pada kepribadian abnormal.
Dimensi E (ekstraversi-intraversi) merujuk pada kecenderungan kepribadian seseorang untuk menghadapi situasi sosial (Corsinii & Marsella, 1983). Eysenck dalam Wallace (1993) mengatakan bahwa dimensi ekstravert dan introvert merupakan dimensi yang palin penting dibandingan dengan dimensi tipe kepribadian lainnya, seperti dimensi neurotik-intravert, stabil-intravert, neurotik-ekstravert maupun stabil-ekstravert. Selain itu, menurut Jung dalam Purwanto (2000), kepribadian manusia pada dasarnya dapat digolongkan kedalam dua bagian, yaitu ekstravert dan introvert.
Eysenck (dalam Aiken, 1993) mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki kecenderungan ekstravert akan memiliki kecenderungan sebagai berikut: mereka tergolong orang yang ramah, suka bergaul, menyukai pesta, memiliki banyak teman, selalu membutuhkan orang lain untuk diajak berbicara, serta tidak menyukai belajar, membaca atau melakukan kegiatan sendirian. Selain itu, mereka juga menyukai keramaian, dan secara umum termasuk individu yang “meledak-ledak”. Mereka juga tidak segan-segan mengambil kesempatan yang datang kepadanya, tidak jarang mereka menonjolkan diri, dan seringkali bertindak tanpa dipikir terlebih dahulu. Individu ekstravert sangat meyukai lelucon, mereka cepat tanggap dalam memberikan jawaban atas pertanyaan yang dilontarkan kepadanya serta menyukai perubahan. Mereka merupakan individu yang periang dan tidak terlalu memusingkan suatu masalah, optimis serta ceria. Mereka lebih suka melakukan suatu kegiatan daripada harus berdiam diri, cenderung agresif, mudah hilang kesabaran, kadang-kadang kurang dapat mengontrol perasaannya dengan baik, kadang-kadang mereka juga tidak dapat dipercaya.
Sebaliknya, seseorang dengan kecenderungan introvert akan memiliki karaktersitik antara lain: mereka tidak banyak bicara, malu-malu, mawas diri, lebih menyukai membaca dibandingkan bergaul dengan orang lain. Mereka cenderung menjaga jarak kecuali dengan teman dekat mereka, memiliki rencana sebelum melakukan sesuatu serta tidak percaya akan faktor kebetulan. Mereka juga tidak menyukai sitiuasi keramaian, memikirkan masalah kehidupan sehari-hari mereka secara serius, serta menyukai keteraturan dalam hidup mereka. Individu introvert dapat memngontrol perasaan mereka dengan baik, jarang berperilaku agresif, serta tidak mudah hilang kesabaran. Mereka merupakan orang yang dapat dipercaya, sedikit pesimis , dan menempatkan standar etis yang tinggi dalam hidup mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar