Sabtu, 12 Januari 2008

JUDUL SKRIPSI HUBUNGAN INTERNASIONAL : TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL MARXIS

Pendahuluan : Relevansi Paham Marxis
Akhir perang dingin yang ditandai dengan runtuhnya pertain komunis yang memerintah Rusia dan Eropa timur sekaligus merupakan kemenangan bagi kaum kapitalis penganut pasar bebas. Saat itu banyak pihak yang beranggapan bahwa peristiwa tersebut juga menunjukkan kegagalan teori Marx. Sedangkan partai-partai komunis yang masih bertahan seperti di China, Vietnam, dan Kuba tidak dapat diperhitungkan sebagai ancaman bagi hemegony kapitalisme global. Bahkan negara-negara yang masih menganut paham komunis ini dipaksa untuk menerima logika ”pasar” di negaranya yang disusung kaum kapitalis. Lebih parah lagi di Korea utara di mana kekuasaan ekonomi dan politik berada di bawah kendali negara justru rakyatnya mengalami kelaparan. Hal ini seolah mempertegas bahwa paham komunis tidak lagi dapat dijadikan sebagai suatu alternative.

Namun sepuluh tahun setelah perang dingin usai, paham Marxis mengalami pembaharuan. Setidaknya ada dua alasan mengapa hal ini terjadi: Pertama, setelah runtuhnya Uni Soviet yang merupakan pukulan telak bagi para penganut Marx, para pemikir Marxis banyak melakukan kritik dan pembaharuan terhadap teori Marx. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu pemikiran baru yang lebih realistis daripada utopia Karl Marx mengenai tatanan masyarakat yang ideal. Kedua, barang kali justru yang paling penting, Teori Sosial Marx sebenarnya memiliki kekuatan dalam hal analisis krisisnya. Para penganut kapitalisme ortodox beranggapan bahwa pasar akan bergerak menuju keseimbangan dan kestabilan, namun pada prakteknya hal itu tidak pernah terjadi. Kejatuhan pasar saham pada tahun 1987 dan krisis ekonomi yang terjadi di Asia pada tahun 1990an menunjukkan bahwa paham kapitalis pun masih rentan terhadap gangguan. Menurut Marx gangguan-gangguan tersebut justru merupakan bagian yang inheren dengan sistem itu sendiri.
Secara utuh mungkin paham Marx akan sangat sukar untuk bangkit kembali, namun banyak konsep-konsepnya yang masih sangat relevan untuk digunakan sebagai alat analisis yang baik terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi khususnya dalam politik internasional. Menurut Marxis, untuk memahami politik dunia terlebih dahulu harus memahami proses-proses yang terjadi di dalam kapitalisme dunia. Bahkan lebih jaum Marxis berpendapat bahwa efek dari kapitalisme global akan menyebabkan si kaya semakin kaya atas sumbangan dan hasil kerja kaum miskin dan pekerja. Menurut UNDP pada laporannya tahun 1996, kekayaan 358 orang milyuner dunia sama dengan income seluruh penduduk paling miskin dunia yang berjumlah 45% dari populasi penduduk dunia. Dalam bahasa Marx “Akumulasi kekayaan di salah satu titik pada saat yang sama merupakan akumulasi kesengsaraaan di sisi lainnya”.
Elemen-elemen Esensial dari Teori Politik Dunia Kaum Marxis
Pemikiran-pemikiran Marx sangatlah banyak dan seringkali berubah seiring waktu. Hal ini menyebabkan banyak pnerus pemikirannya yang memiliki penafsiran yang berbeda-beda bahkan kontradiktif. Banyak pemikir yang mengklaim idenya dikembangkan secara langsung dari ajaran Marx. Dalam hal teori politik dunia setidaknya ada empat aliran utama yang masing-masing memiliki elemen-elemen esensial tersendiri yang memiliki pengaruh tersendiri terhadap sistem politik dunia. Keempat aliaran tersebut adalah teori sistem dunia, paham Gramci, teori kritis, dan Marxisme baru.
Keempat aliran teori tersebut berpendapat bahwa sistem sosial dunia hendaknya dipandang sebagai satu kesatuan. Dalam mempelajari sistem sosial dunia sebagai suatu kesatuan, bagi golongan ini pembagian dalam beberapa bidang disiplin ilmu yaitu sejarah, filsafat, ekonomi, ilmu politik, sosiologi dan hubungan internasional justru tidak mendatangkan suatu manfaat karena satu disiplin ilmu saja tidak akan dapat memahami fenomena yang ada tanpa sudut pandang lainnya. Sistem sosial dunia harus dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh. Dalam ”Magnum Opus” volume satu, Karl Marx menyatakan bahwa, untuk memahami sistem sosial dunia maka secara metodologi dapat dimulai dari hubungan sosial yang paling sederhana kemudian menigkat pada sistem hubungan sosial yang lebih komples dan begitu seterusnya. Namun kebutuhan untuk melakukan operasionalisasi terhadap konsep sistem politik dunia yang total menuntut para ahli teori Marxis untuk malampaui batasan yang merupakan karakteristik disiplin ilmu pengetahuan sosial kontemporer dan membuat suatu pemahaman yang sesuai mengenai dinamika politik dunia.
Elemen pemikiran Marxis lain dalam konteks ini adalah konsep sejarah materialis yang menyatakan bahwa perubahan sejarah yang terjadi tidak lain adalah refleksi dari perkembangan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu perekonomian merupakan motor penggerak bagi perubahan atau perkmbangan masyarakat. Dinamika utama dalam konsep ini adalah hubungan yang terjadi antara tata cara dan sumberdaya produksi (tekhnologi, buruh, dan peralatan) serta relasi organisasi produksi (struktur organisasi, relasi dengan pemerintah, masyarakat). Secara bersama-sama kedua hal ini membentuk dasar bagi perekonomian suatu masyarakat. Seiring dengan tata cara produksi yang berkembang, sebagai contoh dengan adanya kemajuan teknologi, maka akan ada penyesuaian baru terhadap relasi produksi yang selama ini berlaku. Hal ini akan mendorong pada perubahan dasar ekonomi masyarakat dan perubahan sosial. Perubahan dasar perekonomian rakyat akan mengarah pada perubahan peraturan dan superstruktur politik.


Dasar Superstruktur



Kelas memainkan peran utama dalam analisis Marxis. Sebaliknya kaum liberal berpendapat bahwa terdapat hubungan sosial yang harmonis antar berbagai kelompok sosial,Marxis berpendapat bahwa masyarakat terbagi dalam konflik antar kelas. Dalam Comunist Manifesto Marx dan Engel mengatakan bahwa sejarah masyarakat selalu diwarnai dengan konflik antar kelas contohnya seperti borjuis dan proletar. Bagi Marx politik dunia tidak untuk diintepretasikan saja namun untuk dirubah. Marx sangat memperhatikan faktor-faktor pendorong emansipasi. Perhatian Marx ini bukan merupakan suatu jastifikasi terhadap suatu fenomena sosial yang dapat menjadi suatu kepercayaan jangka panjang atau dogma. Namun Marx berpendapat bahwa setiap argumen

Tidak ada komentar: