Sistem kontrol pernapasan spontan terdiri dari 4
komponen yaitu: (1) pusat kontrol, (2) saraf penghubung, (3) pompa ventilasi
dan otot pernapasan atas, (4) sensor kemoreseptor dan mekanoreseptor. Pusat
kontrol terletak di batang otak, dan setelah mengolah informasi oleh sensor dan
korteks serebral (yang menyampaikan gerakan sadar yaitu berbicara, menyanyi dan
tertawa), mentransmisikan informasi ke ponpa ventilasi, menyebabkan otot
respirasi berkontraksi dan menimbulkan tekanan (muscular pressure/Pmus). Pmus mencerminkan output intensitas neural dari pusat kontrol dan Pmus dilakukan untuk melawan sifat
recoil elastis sistem respirasi (Pel) dan tekanan resistif (Pres) (MacIntyre et al, 2009).
Selain menimbulkan Pmus,
pusat kontrol juga mengatur
frekwensi neural (fn), waktu inspirasi (TIN) dan waktu
ekspirasi neural (TeN). Pmus
menghasilkan tidal volume (VT) tiap pernapasan dan bila dikalikan
dengan frekwensi napas akan menghasilkan ventilasi semenit (VE).
Output pusat kontrol ke otot respirasi terkoordinasi dengan output ke saluran
napas atas. Sensor ditransmisikan ke pusat kontrol melalui berbagai cara yaitu
kemoreseptor yang terletak pada badan karotis dan batang otak, mekanoreseptor
yang terletak di paru-paru, dinding dada dan jalan napas bagian atas.
Kemoreseptor bekerja akibat perubahan pada pH, PaCO2 dan PaO2.
Sedangkan yang mempengaruhi mekanoreseptor adalah perubahan pada inflasi paru,
pressure, aliran udara paru, kongesti cairan dalam paru, iritasi jalan napas,
perubahan panjangnya otot dan beban otot respirasi (MacIntire et al, 2009).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar