Manusia pada dasarnya adalah makhluk
sosial, memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk
hidup dengan orang lain disebut gregariuosness sehingga manusia juga juga
disebut sebagai social animal. Sejak dilahirkan manusia mempunyai dua hasrat
pokok yaitu: a. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di
sekelilingnya yaitu masyarakat. b. Keinginan untuk menjadi satu dengan alam di
sekelilingnya (Soekanto, 2017: 101). Kelompok sosial merupakan salah satu
perwujudan dari interaksi sosial atau kehidupan bersama, atau dengan kata lain
bahwa pergaulan hidup atau interaksi manusia itu perwujudanya ada di dalam
kelompok-kelompok sosial.
Kelompok sosial merupakan himpunan
atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan tersebut antara
lain menyangkut kaitan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga
suatu kesadaran untuk saling tolong-menolong. Syarat terbentuknya kelompok
sosial adalah:
a.
Adanya kesadaran setiap anggota kelompok
bahwa dia merupakan bagian dari kelompok yang bersangkutan .
b.
Ada hubungan timbal balik antara anggota
yang satu dengan anggota lainya.
c.
Ada suatu faktor yang dimiliki bersama
sehingga hubungan antara mereka menjadi erat, yang dapat merupakan nasib yang
sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama, dan
lain-lain. Faktor mempunyai musuh yang sama juga dapat pula menjadi faktor
pengikat atau pemersatu.
d.
Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola
perilaku.
e.
Bersistem dan berproses (Soekanto, 2017:
101)
Suatu kelompok sosial cenderung mempunyai
sifat yang tidak statis atau berkembang dan mengalami perubahan-perubahan, baik
dalam aktivitas maupun bentuknya. Suatu aspek yang menarik dari kelompok sosial
tersebut adalah bagaimana cara mengendalikan anggota-anggotanya. Para sosiolog
akan tertarik oleh cara-cara kelompok sosial tersebut dalam mengatur tindakan
anggotaanggotanya agar tercapai tata tertib di dalam kelompok. Hal yang agaknya
penting adalah kelompok sosial tersebut merupakan kekuatan-kekuatan sosial
berhubungan, berkembang, mengalami disorganisasi, memegang peranan, dan
sebagainya (Soekanto, 2017: 102-103).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar