Eksistensi sendiri diartikan sebagai ada secara material jika diartikan
secara harfiah. Eksistensi dapat dijaga jika kebudayaan, nilai, dan
norma dalam bentuk apapun diturunkan terus menerus pada generasi berikutnya. Eksistensi suatu gerakan maupun institusi sangat berkaitan erat dengan strategi yang dijalankannya. Eksistensi merupakan perwujudan dari sesuatu atau merupakan suatu bentuk perjuangan untuk tetap berada (struggle for existence)
Gerakan Pergerakan Masyarakat adalah sebuah sistem yang
memerlukan input tertentu (dapat diperolah dari sumber internal maupun
eksternal) untuk dirubah menjadi output tertentu atau aktivitas tertentu.
Secara umum gerakan pemberontakan memerlukan input berupa rekruitmen anggota,
tempat perlindungan, informasi, dan makanan yang diperoleh dari lingkungan
internal, juga memerlukan publisitas, materi, dan pendanaan yang biasanya
diperoleh dari lingkungan luar pergerakan.
Sebagaimana prinsip organisasi pada umumnya, sebagai
strategi internal Gerakan Pergerakan Masyarakat cenderung mengorganisasi personel,
keuangan, logistik, inteligen, dan komunikasi untuk dirubah menjadi aktivitas
tertentu untuk mendapatkan tujuan yang diinginkannya seperti pengakuan
keberadaannya. Output dari gerakan pemberontakan dapat berupa aktivitas
sabotase, tindak kekerasan terhadap individu atau kelompok masyarakat tertentu,
demonstrasi, serangan skala kecil dan besar, atau bahkan pengerahan kekuatan
militer besar-besaran
Sebagai
organisasi, Gerakan Pergerakan Masyarakat juga menjalankan strategi tertentu. Strategi
merupakan sebuah cara atau teknik dalam mencapai sesuatu yang akan dicapai
dengan mengatasi permasalahan yang dihadapi organisasi. Konsep strategi dalam situasi konflik
lebih lanjut didefinisikan sebagai teori permainan. Teori permainan menjelaskan
bahwa individu atau lembaga (pemain) merumuskan sasaran dengan rasional serta
mempergunakan sumberdaya yang ada untuk melawan kekuatan yang menjadi lawannya
dalam suatu konflik. Keberhasilan pencapaian tujuan satu pihak adalah kekalahan
bagi yang lain, oleh karena itu masing-masing pemain akan berusaha mencegah
lawannya mencapai keberhasilan dan mencapai tujuannya sendiri. Segala upaya
masing-masing pihak merupakan ancaman bagi yang lainnya. Hasil akhir dari suatu
strategi yang dijalankan dalam suatu konflik sama dengan hasil dalam suatu
permainan yaitu menang, kalah, dan seri. Dengan kata lain strategi suatu organisasi
menyangkut hidup mati (eksistensi) organisasi itu sendiri.
“Strategy is the great work of organization.
In situations of life and death, it is the Tao of survival or extinction. Its
study cannot be neglected”
Strategi
yang dijalankan oleh Gerakan Pergerakan Masyarakat uga menganut prinsip ekonomi
efisiensi dan ketepatan. Hal didasarkan pada permasalahan keterbatasan
sumberdaya yang dimiliki dan besarnya kekuatan pemerintahan yang harus
dihadapi. Dengan kata lain, Gerakan Pergerakan Masyarakat arus memperhitungkan hasil
yang didapatkannya dengan biaya yang dikeluarkannya.
Secara
umum Gerakan Pergerakan Masyarakat lebih lemah dari pemerintahan khususnya dalam hal
persenjataan kecuali mampu mendapatkan dukungan dari negara lain yang sangat
kuat, sehingga tujuan dan upaya gerakan pemberontakan untuk memperoleh kemenangan
klasik (penaklukan) justru merupakan upaya bunuh diri. Strategi terbaik bagi
Gerakan Pergerakan Masyarakat dengan sumber daya terbatas adalah memfokuskan diri untuk
mempertahankan keberadaanya dan melakukan upaya untuk memperbesar biaya atau
pengorbanan yang dilakukan oleh pemerintah dalam memerangi mereka dengan tetap
menyebarkan ideologi perlawananannya, dengan kata lain gerakan perlawanan harus
“bermain secara aman” (playing it safe).
Strategi seperti ini seringkali diwujudkan dalam bentuk bersembunyi dan
menghindar dari bentrokan langsung dengan pemerintah.
[1]
Clarence L. Barnhart. T, 1956, hal 85
[2] Gibson, 1998, hal 34
[3]
Nathan Leites a, 1971, p 33-51
[4] Jemerny
M. Wein Stein, I2007, hal 42-45
[5]
Ralph M. Goldman, , 1972, hal 337.
[6]
Nathan Leites and Charles Wolf, Op. cit,
61-65
Tidak ada komentar:
Posting Komentar