Dalam ruang lingkup karya sastra, sastra perbandingan dapat digolongkan menjadi ampat bidang utama yaitu:
1. Kajian yang bersifat komparatif yaitu mnelaah teks dan seterusnya. Kajian ini mendasarkan pada nama pengarang, tahun penerbitan, lokasi penerbitan dan seterusnya. Kajian ini untuk melihat influence study atau affinity study
2. Kajian bandingan histories yaitu ingin melihat pengaruh nilai-nilai histories yang melatar belakangi kaitan antara satu karya sastra dengan karya sastra lain atau mungkin antara karya sastra dengan buah pemikiran manusia. Tugas studi ini untuk melihat seberapa pengaruh histories tertentu yang masuk dalam diri pengarang sehingga menciptakan karya. Hal ini mirip dengan strukturalisme genetic, hanya dibandingkan
3. Kajian bandingan teoritik, bertujuan untuk menggambarkan secara jelas tentang kaidah-kaidah kesusteraan, misalkan saja, peneliti dapat membandingkan berbagai genre, aliran dalam sastra, kritik sastra (antara strukturalisme dan formalisme), tema dan sebagainya. Dalam kaitan ini, tampak tidak secara langsung membandingkan cipta sastra, namun hakikatnya tidak demikian peneliti tetap membandingkan karya sastra. Hanya saja, bandingan diarahkan untuk menemukan atau meyakinkan berbagai teoritik sastra
4. Kajian antar disiplin ilmu, yaitu bandingan antara karya sastra dengan bidang lain misalkan kepercayaan, politik, agama, seni dan sebagainya. Titik tolak bandingan adalah karya sastra sedangkan bidang lain berguna untuk memperjelas informasi sastra (Endraswara, 2007)
Dalam pandangan Jost (dalam Rahman, 2000) sastra bandingan juga dapat meliputi aspek: pengaruh, sumber ilham (acuan), proses pengambilan ilham atau pengaruh dan tema dasar. Dalam kaitan ini ada empat kelompok kajian sastra bandingan jika dilihat dari aspek objek garapan yaitu; Pertama, kategori yang melihat hubungan karya sastu dengan lainnya dengan menelusuri juga kemungkinan adanya pengaruh satu karya terhadap karya yang lain. Termasuk dalam interdispliner dalam sastra bandingan adalah filsafat, sosiologi agama dn sebagainya. Kedua, aktegori yang mengkaji tema karya sastra. Ketiga, kajian terhadap gerakan atau kecenderungan yang menandai suatu peradaban. Keempat, analisis bentuk karya sastra (genre).
Dalam lingkup kajian demikian, secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni: (1) kajian persamaan dan (2) kajian konsep pengaruh. Kajian persamaan, tidak selau menjawab masalah; mengapa terdapat persamaan namun juga lebih kepada apabila dua karya sastra memiliki kesamaan berarti ada hal paralel dalam bidang tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar