Tampilkan postingan dengan label Sel Darah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sel Darah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 Agustus 2009

Judul Skripsi Kedokteran: METODE ANALISIS JUMLAH DAN MORFOLOGI SEL DARAH



Eritrosit
1. Menghitung jumlah eritrosit (Gandasoebrata, 1992 dan Tjokronegoro, 2000)
Larutan Hayem digunakan sebagai pengencer dengan perbandingan 1:200 Darah diisap(yang sudah dicampuri NaEDTA) dengan pipet eritrosit sampai tanda garis 1,0 dan larutan pengencer sampai tanda garis 101. Dicampur selama satu menit kemudian dibiarkan selama 3 menit agar eritrosit mengendap. Penghitungan jumlah eritrosit menggunakan kamar hitung Double Improve Neubauer pada kelima bidang sedang yang masing-masing dibagi menjadi 16 bidang kecil sehingga faktor untuk mendapat jumlah eritrosit per ul darah menjadi 5000E dengan E adalah jumlah eritrosit Eritrosit diamati dengan perbesaran mikroskop sebesar 400X
2. Uji kadar hemoglobin (Gandasoebrata, 1992 dan Waid, 1990 )
Kadar Hb ditentukan dengan kit Hb Merck 3317. Darah diambil sebanyak 20 ul dan dimasukkan dalam larutan kaliumferrisianida dan kalium sianida sebanyak 5 ml (Larutan Drabkin). Absorbansi larutan darah diukur dalam gelombang 540 nm. Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya dengan absorbansi standar sianmethemoglobin yaitu kadar hemoglobin = absorbansi yang teramati x 36.8 g Hb/dl
3. Mengamati morfologi eritrosit (Tjokronegoro, 2000)
Pembuatan sediaan apusan darah dilakukan diatas kaca objek yang bebas lemak maupun kotoran dengan dibersihkan dengan sedikit metil alkohol. Kemudian diteteskan darah pada jarak kurang lebih 2-3 mm dari ujung kaca objek dan dengan bantuan kaca penghapus yang sebelumnya diletakkan didepan tetesan darah dengan sudut 30-45 derajat (agar darah tersebar merata) dibuat film hapusan darah dengan menggeser kaca penghapus secepat mungkin dengan sudut antara kaca objek dengan kaca penghapus sebesar mungkin sehingga diperoleh film sediaan hapusan darah yang tipis dan merata.
Pewarnaan menggunakan zat warna Giemsa (1 g dalam 10 ml metil alkohol) dan Wright ( 1 g dalam 10 ml metil alkohol). Pewarnaan dengan zat warna Giemsa dan Wright tidak memerlukan fiksatif karena zat warna sudah mengandung metil alkohol. Zat warna diteteskan pada sediaan sebanyak 20 tetes dan dibiarkan selama 5 sampai 12 menit. Dilanjutkan dengan membersihkan zat warna yang berlebihan dengan air suling secara perlahan-lahan dan setelah bersih dikeringkan dalam posisi vertikal.
Pengamatan meliputi kelainan morfologi yang didasarkan pada ukuran, bentuk dan warna pada bagian apusan darah eritrosit yang tidak bersentuhan atau pada sediaan tipis.
b). Leukosit
1. Menghitung leukosit (Arifin, 1983 dan Gandasoebrata, 1992)
Larutan Turk digunakan sebagai pengencer dengan perbandingan 1:20. Darah diisap dengan pipet leukosit sampai pada tanda garis 1,0 kemudian dilanjutkan menghisap larutan pengencer sampai tanda 11 dan dikocok selama 15-30 detik serta dibiarkan selama 3 menit. Penghitungan menggunakan kamar hitung Double Improve Neubauer pada ke 4 bidang besar yang masing-masing terdiri 16 kotak kecil sehingga jumlah leukosit diperoleh dengan mengkalikan 50. Leukosit diamati dengan perbesaran mikroskop 100X
2. Menghitung jenis leukosit (Gandasoebrata, 1992)
Penghitungan jenis leukosit mengunakan sediaan apusan darah yang hitungannya didasarkan atas per 100 leukosit kemudian hasilnya disusun. Pengamatan mikroskop menggunakan perbesaran 40X yang dapat dilanjutkan dengan perbesaran 100X.
3. Mengamati morfologi (Tjokronegoro, 2000)
Mengamati morfologi mengunakan sediaan apusan darah yang proses dan pewarnaan sama dengan pembuatan sediaan apusan darah eritrosit dan meliputi kelainan morfologi dalam bentuk, ukuran, warna sitoplasma dan granula dengan menggunakan mikroskop perbesaran 100 x.
c). Trombosit
1. Menghitung jumlah trombosit (Marjorie, 1983)
Larutan Ammonium Oksalat digunakan sebagai pengencer dengan perbandingan 1:200. Darah diisap menggunakan pipet eritrosit sampai tanda garis 1,0 dan dilanjutkan dengan larutan pengencer sampai 101 dan segera dikocok selama 3 menit. Penghitungan jumlah trombosit dilakukan dengan kamar hitung Double Improve Neubauer pada ke lima bidang besar yang masing-masing terdiri dari enam belas bidang kecil sehingga jumlah trombosit diperoleh dengan mengkalikan 5000 jumlah trombosit yang ditemui dalam penghitungan. Pengamatan mengunakan mikroskop menggunakan perbesaran 100X.