Tampilkan postingan dengan label PTK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PTK. Tampilkan semua postingan

Selasa, 04 Desember 2018

Teknik Dasar Lari (skripsi dan tesis)

1.
Tujuan utama dari pembelajaran ini bukan untuk meningkatkan prestasi siswa-siswanya. Namun lebih ditekankan pada upaya untuk memperkaya gerak-gerak dasar jalan dan lari. Dengan demikian diharapka mereka akan lebih terampil, efektif dan efisien dalam menggunakan/memfungsikan anggota badannya. Berbagai gerak dasar jalan dan lari tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu yang sederhana dan dapat dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapapun tak terkecuali oleh anak-anak tunanetra sekalipun semakin sering dan semakin banyak melakukan, maka akan semakin banyak peluang bagi siswa untuk lebih cepat meningkatkan kesegaran jasmaninya, kemampuan fisiknya, pengalaman geraknya, pengayaan geraknya efisiensi dan efektivitas geraknya serta otomatisasi gerak siswa.
Oleh karena itu berikanlah kesempatan kepada siswa untuk melakukan berbagai kegiatan gerak dasar jalan dan lari sebanyak mungkin, hingga mereka akan menjadi siswa-siswa yang sehat, segar, terampil serta kaya akan konsep gerak yang diperlukannya kelak. Djumidar (2001 : 5.2 – 5.3 ) mengemukakan ada berbagai macam gerakan-gerakan dasar lari untuk lari jarak pendek, antara lain :
a.       Gerakan menginjak-injak tanah, gerakan dari pergelangan kaki, pinggul tidak bergerak.
b.      Gerakan mengangkat ujung kaki satu-persatu kedepan lurus setinggi mata kaki dengan frekwensi gerakan cepat dengan sikap permulaan jinjit.
c.       Gerakan menekuk lutut hingga tumit menyentuh pantat oleh kaki kiri dan kanan berganti-ganti dengan frekwensi yang cepat.
d.      Gerakan mengangkat lutut setinggi pangkal paha dengan frekwensi yang cepat.
e.       Hopping, yaitu gerakan melompat dengan kaki ayun ditahan/ditekuk setinggi pangkal  paha dan kaki menumpu terangkat dari permukaan tanah setinggi mungkin, dilakukan
berganti-ganti tumpuan.
f.       Hopjump atau melompat kijang, yaitu langkah yang lebar disertai gerak lompatan kedepan, kedua kaki saling berganti  menumpu untuk mengangkat berat badan, kedua tangan mengayun menjaga keseimbangan.
g.      Hopstep atau jingkrak atau engklek, gerakan tersebut dilakukan dengan tumpuan satu kaki dengan mengangkat lutut bergerak kedepan dengan frekwensi yang cepat, dilakukan dengan berganti-ganti kaki.

Pengertian Lari (skripsi dan tesis)


Menurut Djumidar ( 2001 : 5.2 ) “ Lari adalah frekwensi langkah yang dipercepat, sehingga pada waktu berlari ada kecenderungan badan melayang. Yang artinya pada waktu kedua kaki tidak menyentuh tanah, sekurang-kurangnya satu kaki tetap menyentuh tanah “. Akitivitas gerak dasar jalan dan lari pada dasarnya hampir sama, yaitu didominasi oleh gerak melangkahkan kedua kaki diimbangi oleh gerak ayunan lengan yang harmonis. Jalan dan lari termasuk pada kategori keterampilan gerak siklis. Tujuan dari jalan dan lari adalah menempuh suatu jarak tertentu (tanpa rintangan atau melewati rintangan) secepat mungkin. Gerak dominan yang utama dari gerak lari adalah gerakan langkah kaki dan ayunan lengan. Sedangkan aspek lain yang perlu diperhatikan pada saat berlari adalah kecondongan badan (disesuaikan dengan jenis / type lari ), pengaturan nafas, dan harmonisasi gerakan lengan dan tungkai. Sedangkan yang paling menentukan kecepatan lari seseorang adalah panjang langkah kaki kekerapan langkah. Langkah kaki terdiri dari tahap menumpu dan tahap melayang. Sedangkan gerakan kaki mulai tahap menumpu kemudian mendorong (kaki tolak ) sedangkan kaki ayun melakukan gerak pemulihan dan gerak ayunan.
Kaki tumpu : Mendaratlah pada telapak kaki bagian depan, lurus kedepan.
Mata kaki, lutut dan pinggul diluruskan penuh selama tahap mendorong.
Kaki ayun : Kaki ditekuk selama masa pemulihan. Lutut angkat kedepan atas pada tahap mengayun.

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (skripsi dan tesis)


Pendidikan jasmani dan kesehatan seperti dikemukakan oleh Rijsdorp (1971) dalam Sukintaka (2004 : 31-32) sebagai berikut:
a.       Pendidikan jasmani merupakan bagian dari Gymnologie, yakni pengetahuan (wetenschap) tentang berlatih, dilatih, atau melatih; yang terdiri dari tiga bagian besar: (1) Pendidikan Jasmani, (2) Olahraga (Sport), (3) Rekreasi.
b.      Pendidikan jasmani merupakan pergaulan dalam bidang gerakan dan pengetahuan tubuh. Selanjutnya Rijsdorp juga menerangkan, bahwa pendidikan jasmani merupakan pendidikan. Dan pendidikan itu menolong anak-anak atau anak muda mencapai kedewasaan.
Pendapat tersebut diperkuat dengan salah satu pendapat pendidikan jasmani yang dikemukakan Wuest dan Bucher (1995) dalam Sukintaka (2004 : 34) sebagai berikut :
“Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan yang bertujuan untuk memperbaiki kerja, dan peningkatan pengembangan manusia melalui aktivitas jasmani”.
Pendidikan jasmani bukanlah pendidikan terhadap badan atau bukan merupakan pendidikan tentang problem tubuh, akan tetapi merupakan pendidikan tentang problem manusia dan kehidupan. Tujuan pendidikan jasmani berbeda dengan tujuan pembinaan olahraga prestasi, tujuan pendidikan jasmani adalah untuk membuat anak senang bermain dan bergerak dalam proses pembelajaran sehingga anak melakukan aktivitas gerak yang cukup, sedangkan tujuan pembinaan olahraga prestasi adalah mendapatkan pencapaian hasil prestasi yang maksimal. Dalam hal ini seorang guru pendidikan jasmani dituntut untuk memiliki kemampuan persuasif yang baik untuk mengajak siswa mengikuti proses pembelajaran dengan semua aktivitas gerak di dalamnya dengan perasaan senang, nyaman, dan tenang.
Seorang guru harus kreatif dan mampu berinovasi dalam proses pembelajaran di sekolah agar tercapai tujuan pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani itu pendidikan melalui gerak manusia. Akibat dari hal tersebut, maka pembelajaran pendidikan jasmani harus mampu mengembangkan seluruh aspek pribadi manusia, dan harus berpegang teguh kepada norma-norma pendidikan. Dengan demikian dalam pembelajaran dapat dilaksanakan modifikasi baik alat, peraturan, dan lain sebagainya untuk membuat proses pembelajaran lebih menarik dan membuat anak senang mengikuti pembelajaran.

Pengertian Atletik (skripsi dan tesis)


Olahraga merupakan berbagai macam kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rohani pada setiap orang. Lebih luas lagi olahraga dianggap sebagai salah satu alat dalam usaha meningkatkan kesanggupan bangsa guna menanggulangi kewajibannya yang semakin lama semakin meningkat sesuai dengan perkembangan jaman.
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, dan lompat. Kata ini berasal dari bahasa Yunani “athlon” yang berarti kontes, Munasifah (2008 : 9). Nomor olahraga atletik adalah induk dari semua cabang olahraga dan yang paling tua. Dalam nomor atletik terdapat bermacam latihan fisik yang lengkap dan menyeluruh. Latihan fisik tersebut diharapkan akan memberikan kepuasan karena dengan melakukan berbagai kegiatan dalam olahraga atletik maka dorongan naluri seseorang untuk bergerak dapat terpenuhi.
Atletik memegang peranan penting dalam pendidikan dan pengembangan kondisi fisik individu pelaku olahraga. Atletik juga menjadi dasar pokok untuk pengembangan dan peningkatan prestasi yang optimal bagi cabang olahraga lainnya. Sesuai dengan penjelasan dan tujuan dalam melakukan olahraga tersebut di atas, maka di sekolah mempunyai seperangkat kurikulum yang menjabarkan kegiatan olahraga pendidikan jasmani. Di dalam Kurikulum SD pengertian pendidikan jasmani dan kesehatan adalah mata pelajaran yang merupakan bagian pendidikan keseluruhan yang proses pembelajarannya mengutamakan aktifitas jasmani dan kebiasaan hidup sehat menuju pada pertumbuhan dan pengembangan jasmani, mental, sosial dan emosional yang selaras, serasi seimbang. Salah satu cabang olahraga nomor atletik yang juga menjadi muatan materi pendidikan di sekolah adalah nomor lari, terutama dalam materi pembelajaran Penjas di sekolah dasar.
Kurikulum Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan untuk SD meliputi kegiatan pokok dan kegiatan pilihan. Kegiatan pokok terdiri atas atletik, senam, permainan dan pendidikan kesehatan. Sedang kegiatan pilihan disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, seperti renang, pencak silat, bulu tangkis, tenis meja dan sepak bola. Kegiatan dalam atletik yang termasuk dalam materi kurikulum adalah nomor lari, dimana di dalamnya terdapat materi tentang gerak dasar lari itu sendiri.

Modifikasi Permainan Dalam Pembelajaran (skripsi dan tesis)


              Memodifikasi pembelajaran adalah sangat penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Modifikasi dibutuhkan apabila, kondisi pembelajaran ini dapat dilakukan pada berbagai aspek tergantung tingkat kesulitan dari gerakan ketrampilan yang dipelajari. Rusli Lutan & Adang Suherman (2000: 69) menyatakan bahwa, “Modifikasi permainan berarti guru atau pelatih dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan memodifikasi permainan yang digunakan untuk melakukan skill itu”. Pendapat lain dikemukakan Yoyo Bahagia & Adang Suherman (1999/2000:1) bahwa, “Esensi modifikasi adalah menganalisa sekaligus mengembangkan materi pelajaran atau latihan dengan cara meruntunkan dalam proses aktivitas belajar atau berlatih yang potensial dapat memperlancar siswa dalam latihannya. Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan dan membelajarkan siswa dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa dari tingkatnya yang tadinya rendah menjadi lebih tinggi”.
            Berdasarkan dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa modifikasi merupakan usaha atau cara yang dilakukan oleh seorang guru. Jika keterampilan yang dipelajari sulit atau rumit, maka pembelajaran dapat mengurangi atau menyederhanakan ketrampilan yang dipelajari terutama untuk pemula.

Permainan Dalam Pembelajaran (skripsi dan tesis)


                 Pendidikan sebagai proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, mempunyai peranan yang sangat penting yaitu memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani.
                 Pendidikan jasmani merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama mencapai tujuan. Bentuk-bentuk aktivitas fisik yang lazim digunakan oleh anak SD, sesuai dengan muatan yang tercantum dalam kurikulum adalah bentuk gerak-gerak olahraga, sehingga pendidikan jasmani memuat cabang-cabang olahraga.
                     Jadi pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, dan penghayatan nilai-nilai serta pembiasaan pola hidup sehat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Yang membedakan antara pendidikan jasmani dengan mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan yaitu gerak insani atau manusia yang bergerak secara sadar.                  
                 Untuk mencapai tujuan tersebut, guru pendidikan jasmani harus dapat merancang dan melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani sesuai dengan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak SD. Memodifikasi alat pembelajaran merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan guru pendidikan jasmani SD, agar siswa dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Rusly Lutan dalam modul pengembangan media Penjaskes oleh Departemen Pendidikan Nasional (1994:3) menyatakan, modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, dengan tujuan agar :
    1) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran.
    2) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi.
    3) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.
     Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif,  afektif, dan psikomotor anak, sehingga pembelajaran pendidikan jasmani di SD dapat dilakukan secara intensif.
                  Modifikasi digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SD dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Menurut Ngasmain dan Soepartono dalam modul pengembangan media Penjaskes oleh Departemen Pendidikan Nasional (1994:4) alasan utama perlunya modifikasi adalah :
      1) Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan mental anak belum selangkap orang dewasa.
      2) Pendekatan pembelajaran pendidikan jasamani selam ini kurang efektif,   hanya bersifat lateral dan monoton.
3) Sarana dan prasarana pembelajaran pendidikan jasmani yang ada sekarang, hampir semuanya didesain untuk orang dewasa. Aussie dalam modul pengembangan media Penjaskes oleh Departemen Pendidikan Nasional (1994:4) mengembangkan modifikasi di Australia dengan pertimbangan : 
 1) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang dewasa.
 2) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan menguragi cidera pada anak.
 3) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan anak lebih cepat disbanding dengan peralatan yang standar untuk orang dewasa.
 4) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan pada anak-anak dalam situasi kompetitif.
                   Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan modifikasi                                             dapat digunakan sebagai suatau alternatif dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SD, karena pendekatan ini mempertimbangkan tahap-tahap perkembangan dan karakteristik anak, sehingga anak akan mengikuti pelajaran pendidikan jasmani dengan senang dan gembira.     
                  Dengan melakukan modifikasi, guru penjas akan lebih mudah menyajikan materi pelajaran yang sulit akan menjadi lebih mudah dan disederhanakan tanpa harus takut kehilangan makna dari apa yang ia berikan. Anak akan lebih banyak bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang dimodifikasi. Komponen-komponen penting dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan yang dapat dimodifikasi menurut Aussie meliputi :
       1) Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang dipergunakan.
       2) Lapangan permainan.
       3) Waktu bermain atau lamanya permainan.
       4) Peraturan permainan.
       5) Jumlah pemain.
                    Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen yang dapat dimodifikasi sebagai pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SD adalah :
       1) Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang dipergunakan.
       2) Ukuran lapangan.
       3) Lamanya waktu bermain atau lamanya permainan.
       4) Peraturan permainan yang digunakan.
     5) Jumlah pemain atau jumlah siswa yang dilibatkan dalam suatu permainan.            

Kesalahan yang Sering terjadi pada Passing Bawah (skripsi dan tesis)


Passing bawah merupakan salah satu teknik dasar bola voli yang paling mudah jika dibandingkan dengan teknik lainnya. Namun tidak menutup kemungkinan, bagi siswa sekolah seringkali dalam melakukan passing bawah
    terjadi kesalahan, sehingga kualitas passing yang di hasilkan tidak sesuai yang di harapkan.
             Menurut Barbara L.V & Bonnie. J.F (1996:21), kesalahan melakukan passing bawah antara lain :
1) Lengan terlalu tingi ketika memukul bola
2) Merendahkan tubuh dengan menekuk pingang bukan lutut, sehingga bola yang di operkan terlalau rendah dan terlalu kencang.
3) Tidak memindahkan berat badan ke arah sasaran, sehingta bola tidak bergerak ke muka.
4) Lengan terpisah sebelum pada saat atau sesudah menerima bola, sehinga operan salah.
5) Bola mendarat di lengan di daerah siku atau menyentuh tubuh. Hal-hal tersebut di atas harus diperhatikan oleh guru atau pelatih dalam mengajar passing bawah bola voli. Pada umumnya siswa tidak mampu mengamati letak kesalahan yang dilakukan. Seorang guru harus mampu mencermati setiap kesalahannya dan setiap kesalahan yang dilakukan siswa, guru segera mungkin untuk membetulkan gerakan yang salah tersebut. Kesalahan yang dibiarkan akan membentuk pola gerak yang salah, sehingga kualitas passing bawah yang dilakukan hasilnya tidak sesuai yang diharapkan.

Pelaksanaan Passing Bawah (skripsi dan tesis)


Passing bawah merupakan satu pola gerakan yang di rangkaikan secara baik dan harmonis agar passing bawah yang dilakukan menjadi lebih baik dan sempurna. Untuk mencapai hal tersebut seorang siswa harus menguasai teknik passing bawah. Cara melakukannya adalah ibu jari sejajar dan jari-jari tangan yang satu membungkus jari-jari tangan lainnya. Semua penerimaan bola dengan teknik ini sebaiknya bola di sentuh persis sedikit lebih atas dari pergelangan tangan. Sikap lengan dan tangan diupayakan seluas mungkin dari kedua sikut sebaiknya disejajarkan untuk mencegah terjadinya pergeseran yang memberikan kemungkinan arah bola yang dikehendaki tidak melenceng. Sikap kaki dibuka selebar bahu, dan salah satu kaki berada di depan. Ketika bola datang cepat dan sangat menukik, maka gunakan sikap penjagaan rendah, demikian pula jika bola datang tidak terlalu cepat dan rendah gunakan sikap penjagaan menengah (Amung ma’mun dan Toto Subroto, 2001:57). Sedangkan menurut Soedarwo dkk (2000:9) teknik pelaksanaan passing bawah adalah sebagai berikut : Sikap permulaan  Ambil sikap siap normal pada saat tangan akan dikenakan pada bola, segera tangan dan juga lengan diturunkan serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur kebawah depan lurus. Siku tidak boleh ditekuk, kedua lengan merupakan papan pemukul yang selalu lurus keadaannya. Sikap saat perkenaan Pada saat akan mengenakan bola pada bagian sebelah atas dari pada pergelangan tangan , ambillah terlebih dahulu posisi sedemikian hingga badan berada dalam posisi menghadap bola. Begitu bola berada pada jarak yang tepat maka segeralah ayunkan lengan yang telah lurus dan fixir tadi dari arah bawah kedepan atas. Tangan pada saat itu telah berpegangan satu dengan yang lain. Perkenaan bola harus diusahakan tepat dibagian proximal daripada pergelangan tangan dan dengan bidang yang selebar mungkin agar bola dapat melambung secara stabil. Maksudnya agar bola selama lintasannya tidak banyak membuat putaran. Putaran bola setelah mengenai bagian proximal daripada pergelangan tangan, akan memantul keatas depan dengan lambungan yang cukup tinggi dan dengan sudut pantul 90. Bila sudut pantulnya tidak 90 maka secara teoritis bola memantul kearah lain atau dikatakan bola tersebut akan diterima luncas. Dengan demikian bola tidak akan memantul kearah seperti yang diharapkan.

Sikap akhir Setelah bola berhasil dipass bawah maka segera diikuti pengambilan sikap siap normal kembali dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat untuk menyesuaikan diri dengan keadaan. Untuk memperoleh kualitas passing bawah yang baik, maka setiap terjadi kesalahan harus dicermati letak kesalahannya dan kesalahan harus dihindari. Kemampuan siswa dalam mencermati setiap kesalahan yang dilakukan akan dapat membentuk pola passing seperti yang diharapkan.

Pengertian Passing Bawah (skripsi dan tesis)


Passing merupakan operan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Soedarwo dkk (2000:8) yang menyatakan bahwa, “ Passing didalam permainan bola voli adalah usaha ataupun upaya seorang pemain bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”. Sedangkan menurut  M.Yunus (1992:80) mengemukakan bahwa “ passing adalah mengoperkan kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan”. Oleh karena itu, menguasai teknik dasar passing bola voli merupakan faktor yang penting dan harus dipahami serta dikuasai dengan benar. Passing bawah merupakan teknik dasar bola voli yang paling awal diberikan dalam mengajar atau melatih bola voli. G. Durrwachter (1990:52) menyatakan, “teknik passing bawah bagi anak didik dirasakan lebih wajar, gampang dan terutama lebih aman pada saat menerima bola yang keras, dibandingkan dengan gerak passing atas yang memerlukan sikap tangan dan jari khusus”. Dengan demikian passing bawah memiliki keuntungan yang lebih baik jika dibandingkan dengan passing atas. Hal ini dapat dilihat dalam permainan,
 jika menerima servis atau smash yang keras dan tajam harus dilakukan dengan passing bawah. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, passing bawah adalah teknik dasar memainkan bola dengan mengunakan kedua tangan,dimana perkenaan bola yaitu pada kedua lengan bawah ynag bertujuan untuk mengoperkan bola kepada teman seregunya untuk dimainkan ke lapangan sendiri atau sebagai awal melakukan serangan.



Peraturan Permainan Bola voli Mini (skripsi dan tesis)


Peraturan bola voli mini merupakan modifikasi dari peraturan bola voli yang sesungguhnya. Bola voli mini dimainkan oleh pemain yang sejumlahnya kurang dari 6 orang dalam satu tim, Taktik yang sederhana, Ukuran lapangan yang lebih kecil, tergantung tingkat umur anak-anak yang memainkannya. Ukuran tinggi net dikurangi sehingga memungkinkan anak-anak untuk bermain diatas net pada saat menyerang dan bertahan sesuai dengan tinggi badan dan kemampuan daya lompat pemain. Bola yang digunakan lebih kecil dan lebih ringan, berat dan lingkaran bola disesuaikan dengan tingkat umur anak-anak Ukuran yang umum digunakan untuk bola voli mini adalah ukuran 4. Peraturan Putra dan Putri pada tingkat pemula ini tidak perlu dibedakan. Peraturan yang baku secara internasional belum ada, Menurut Horst Baacke dalam Coaches Manual 1, (1980:90), jumlah anggota regu, ukuran lapangan dan tinggi net untuk umur dimukakan seperti tabel berikut ini:
     Tabel.1 Ukuran lapangan dan tinggi net untuk bola voli mini
Umur
9 – 11 Tahun
10 – 12 Tahun
11 – 13 Tahun
Regu
2 lawan 2
3 lawan 3
4 lawan 4
Lapangan
3 x 9 m 4,5 x 9 m
6 x 9 m 6 x 12 m
8 x 12 m 9 x 12 m
Tinggi Net
210  ± 5 Cm
210   ± 5 Cm
210 ± 5 cm

Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa permainan bola voli mini sarana dan parasarananya dimodifikasi sesuai dengan umur siswa. Baik dari jumlah pemain, lebar lapangan maupun tinggi net

Penjelasan tentang bola voli mini (skripsi dan tesis)


    Pengajaran Olahraga atau pendidikan jasmani di sekolah dasar, khususnya cabang olahraga bola voli, masih sulit diajarkan dalam bentuk aturan cabang olahraga yang sesungguhnya, karena tingkat perkembangan fisik anak masih belum mampu mengatasi beban seberat itu. Oleh sebab itu hampir semua cabang olahraga diberikan dalam bentuk yang disederhanakan atau diminikan yang sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan anak di Sekolah Dasar. Pengenalan dan pembentukan teknik-teknik dasar yang sedini mungkin, sejak umur sekitar 6-8 tahun diharapkan bagi anak yang berpotensi dapat mencapai prestasi puncaknya setelah berlatih secara teratur selama 10-12 tahun. Bola voli mini harus disesuaikan agar anak dapat memainkan dengan asyik dan gembira alat dan fasilitas serta peraturan disederhanakan. Seperti dalam penggunaan Bola lebih kecil, Lapangan lebih kecil, Jumlah permainan lebih kecil, Tidak Perlu ada garis serang, Pertandingan cukup dua kali kemenangan, Pergantian pemain bebas asal berseling satu rally, dan yang paling penting adalah membuat permainan yang menyenangkan.

Prinsip Dasar Permainan Bola voli (skripsi dan tesis)


Permainan bola voli adalah olahraga beregu yang dalam pelaksanaan permainannya dilakukan dengan memantulkan bola secara bergantian dari tim yang satu ke lawannya bertujuan untuk mematikan lawan dan memperoleh kemenangan. Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001:43) menyatakan bahwa, “Prinsip dasar permainan bola voli adalah memantul-mantulkan bola agar jangan sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyak-banyaknya tiga kali sentuhan dalam lapangan sendiri dan mengusahakan bola hasil sentuhan itu diseberangkan ke lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin”. Menurut Agus Mukholid (2004: 35) bahwa, “Permainan bola voli adalah suatu permainan yang menggunakan bola untuk di-voli (dipantulkan) di udara hilir mudik di atas net (jaring), dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak daerah lapangan lawan, dalam rangka mencari kemenangan. Mem-volly atau memantulkan bola ke udara dapat mempergunakan seluruh anggota atau bagian tubuh dari ujung kaki sampai ke kepala dengan pantulan sempurna”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, permainan bola voli adalah suatu permainan yang dilakukan dengan cara memantulkan bola menggunakan seluruh bagian kaki untuk dimainkan di lapangan permainan sendiri sebanyak tiga kali. Syarat pantulan bola harus sempurna tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Tujuan dari permainan bola voli yaitu menyeberangkan bola ke daerah lapangan permainan lawan sesulit mungkin untuk dijatuhkan atau mematikan bola agar memperoleh kemenangan

Penjelasan Tentang Bola Voli (skripsi dan tesis)


Olahraga bola voli sebagai bagian dari mata rantai materi pendidikan jasmani dalam arti kata merupakan bagian dari materi pendidikan jasmani secara keseluruhan. Bila dikategorikan, maka olahraga bola voli termasuk dalam olahraga yang bercirikan permainan. Sebagaimana karakteristiknya permainan bola voli mengandung unsur keterampilan gerak yaitu berupa teknik-teknik memainkan bola di dalam permainan bola voli. Menurut Amung Ma’mum dan Toto Subroto (2001: 41-42) nilai-nilai yang terkandung dalam permainan bola voli meliputi “(1) Nilai sosial, (2) Nilai kompetetif, (3) Kebugaran fisik, (4) Keterampilan berpikir, (5) Kestabilan emosi, dan (6) Tertib hukum dan aturan”. Nilai-nilai sosial seperti unsur kerjasama di antara teman seregu sangat dibutuhkan, memahami keterbatasan diri atau regu, memahami keunggulan teman bermain di luar regu sendiri dan lain-lain. Nilai-nilai kompetetif seperti memaknai keberhasilan dan ketidak-berhasilan. Nilai kompetetif ini sebaiknya ditanamkan kepada setiap diri anak agar dapat terimplementasikan dalam kehidupan baik sekarang atau kemudian hari. Nilai kebugaran fisik bahwa pembelajaran bola voli mendorong anak untuk senantiasa bergerak (terintegrasi dengan pembelajaran keterampilan gerak). Keterampilan berpikir yang diperoleh dari permainan bola voli yaitu dalam memainkan bola untuk mencapai suatu keberhasilan regu dituntut untuk memecahkan persoalan yang berkaitan dengan taktiknya agar regu dapat memperoleh angka menuju keberhasilan secara keseluruhan. Ditinjau dari kestabilan emosi bahwa, dengan bermain bola voli anak akan terbiasa dan terlatih untuk belajar memaknai keberhasilan dan kegagalan baik dalam setiap sub kegiatan permainan maupun permainan secara keseluruhan. Sedangkan kesadaran tertib hukum dan aturan karena dalam setiap cabang olahraga termasuk permainan bola voli ketentuan yang menjadi aturan permainan tercantum di dalamnya. Dengan adanya aturan permainan anak akan terbiasakan untuk mentaati dan menghormati aturan. Dari nilai-nilai yang terkandung dalam permainan bola voli tersebut akan dapat memberikan pengaruh terhadap pengembangan berbagai potensi yang ada pada diri individu ke arah yang dicita-citakan. Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani dan olah raga harus senantiasa menciptakan suasana pembelajaran permainan bola voli yang dapat mengarahkan anak agar nilai-nilai yang terkandung dalam permainan bola voli dapat dirasakan dan nantinya akan memperoleh hasil yang sesuai dengan harapan

Pengertian Pembelajaran (skripsi dan tesis)


Belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan pengetahuan atau kemahiran yang sedikit permanen. Proses belajar akan berjalan dengan baik apabila disertai dengan tujuan yang jelas. Tujuan belajar yaitu agar terjadinya perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, sehingga perubahan tersebut bermakna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat sekitarnya. Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa,“pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkunganbelajar”. Dari berbagai pendapat pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/ media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Proses yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan media. Demikian pula kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi bukan berarti dalam proses pembelajaran hanya guru yang aktif sedang siswa pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang sama-sama menjadi subjek pembelajaran. Jadi, jika pembelajaran ditandai oleh keaktifan guru sedangkan siswa hanya pasif, maka pada hakikatnya kegiatan itu hanya disebut mengajar. Demikian pula bila pembelajaran di mana siswa yang aktif tanpa melibatkan keaktifan guru untuk mengelolanya secara baik dan terarah,  maka hanya disebut belajar. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran menuntut keaktifan guru dan siswa, sehingga akan tercipta suatu Proses Belajar Mengajar ( PBM ) yang sesuai dengan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ( PAIKEM )

Karakteristik Siswa Kelas V (skripsi dan tesis)


             Menurut Evelyn 1. Schurr (Evelyn 1. Schurr dalam Syamsir Azis 2005), siswa kelas 5 sekolah dasar mempunyai karakteristik antara lain :
1) Pengembangan koordinasi lebih tinggi
2) Perbedaan jenis kelamin lebih besar pada skill, minat lebih mungkin beberapa permainan dan pertandingan dengan sejenis, hal-hal bermain lebih bersemangat dan besar dari perempuan.
3) Skill dan fisik yang baik adalah penting, pada penerimaan sosial.
4) Kemauan dan kesetiaan tinggi pada kelompok dan gang.
5) Kesadaran sosial dan keinginan untuk mengatur pada permainan dan tanggung jawab yang lebih besar.
 6) Pengurangan kelenturan.
7) Pertumbuhan otot pada anak laki–laki meningkat, kebanyakan anak   perempuan dalam masa puber.

Tujuan Pendidikan Jasmani (skripsi dan tess)


Samsudin (2008:3) tujuan yang ingin dicapai dalam pendidikan jasmani antara lain :
1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi dalam pendidikan jasmani.
2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis dan agama.
3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani.
4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai permainan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air), dan pendidikan luar kelas (outdoor education).
6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan orang lain.
8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.
9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

Bidang Miring (skripsi dan tesis)


            Bidang miring merupakan peralatan yang bekerja berdasarkan prinsip pesawat sederhana yang berfungsi untuk meringankan pekerjaan sehingga memudahkan dalam pemindahan benda. Menurut Zainuri (2011:3), bidang miring adalah suatu permukaan datar yang memiliki suatu sudut, yang bukan sudut tegak lurus, terhadap permukaan horizontal. Tangga rumah dibuat landai dan jalan di sekitar pegunungan dibuat berkelok-kelok merupakan beberapa dari sekian banyak contoh penerapan bidang miring. Sejarah penggunaan bidang miring sesungguhnya telah ada sejak ribuan tahun silam. Orang-orang Mesir kuno memanfaatkan bidang miring untuk mengangkat batu raksasa ketika membangun piramida, sekitar tahun 2700 SM hingga 1000 SM.
Semakin landai atau kecil sudut kemiringan suatu bidang miring maka semakin kecil pula gaya yang dibutuhkan dan sebaliknya semakin terjal atau besar sudut kemiringan bidang miring maka semakin besar pula gaya yang diperlukan untuk pemindahan benda.
             Dalam penelitian ini, bidang miring digunakan untuk mempermudah siswa dalam melakukan guling belakang. Matras yang diposisikan dengan kemiringan tertentu akan membuat gerakan guling belakang siswa lebih mudah. Hal ini dikarenakan adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi gerakan guling belakang siswa sehingga badan siswa tertarik ke belakang pada saat mengguling.Matras diposisikan dengan sudut kemiringan yang bervariasi berdasarkan prosedur penggunaan yang telah dibuat oleh guru. Pada fase awal sudut yang digunakan relatif besar sehingga siswa akan merasa mudah dalam melakukan guling belakang. Selanjutnya sudut kemiringannya dikurangi secara periodik berdasarkan instruksi guru dan sejalan dengan meningkatnya kesulitan siswa dalam melakukan guling belakang. Tujuan akhirnya adalah siswa dapat melakukan guling belakang tanpa bantuan bidang miring lagi. Bidang miring digunakan oleh siswa hanya sebagai alat bantu mempermudah gerakan guling belakang pada senam lantai serta meningkatkan hasil belajar atau kemampuan guling belakang siswa.


Peranan Fleksibilitas dalam Senam Lantai (skripsi dan tesis)


          Fleksibilitas memegang peranan penting dalam menunjang kehidupan sehari-hari baik dalam dunia anak-anak maupun orang dewasa. Dalam dunia anak-anak, fleksibilitas sangat penting karena dunia anak-anak adalah dunia bermain. Kegiatan bermain membutuhkan kelincahan, dan kelincahan membutuhkan fleksibilitas.
           Agar elastisitas otot dapat diperoleh dengan hasil yang maksimal, maka latihan untuk meningkatkan fleksibilitas sangat diperlukan, sebab fleksibilitas seseorang dapat menurun apabila tidak dilatih. Fleksibilitas sangat berperan hampir di seluruh cabang olahraga. Cabang-cabang olahraga yang menuntut banyak gerak seperti senam lantai juga memerlukan fleksibilitas yang tinggi. Fleksibilitas yang baik akan menghindarkan seseorang dari cedera pada saat melakukan gerakan yang berkaitan dengan kelenturan otot dan sendi. Selain itu, fleksibilitas juga dapat membuat suatu gerakan menjadi lincah dan efektif.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fleksibilitas (skripsi dan tesis)


           Faktor-faktor yang mempengaruhi fleksibilitas di antaranya: (1) Otot, jaringan ikat memberikan kelentukan pada otot, yakni sifat fisik yang menentukan daya rentang otot. Karena otot seringkali melewati persendian, komponen otot elastis menjadi faktor yang membatasi kelentukan sendi. (2) Tendon, Tendon merupakan sekumpulan jaringan penunjang tempat otot dapat melekat pada tulang. Tendon menghubungkan otot dengan tulang seperti tali. (3) Ligamen, merupakan pembalut dari jaringan penghubung yang kuat yang fungsi utamanya adalah untuk menguatkan sendi.(4) Struktur sendi, Susunan bentuk sendi menentukan kemampuan gerakan seseorang dan masing-masing susunan persendian juga menyebabkan perbedaan fungsi yang khusus. (5) Usia, Fleksibilitas seseorang meningkat pada masa kanak-kanak dan berkurang bersamaan dengan bertambahnya usia. (6) Jenis kelamin, wanita lebih lentur daripada laki-laki karena tulang-tulangnya lebih kecil dan otot-ototnya lebih sedikit daripada laki-laki. (7) Suhu tubuh atau suhu otot. Suhu tubuh dan suhu otot mempengaruhi luas suatu gerakan. Suhu tubuh dan suhu otot dapat ditingkatkan dengan melakukan pemanasan.

Pengertian Fleksibilitas (skripsi dan tesis)


          Menurut Harsono sebagaimana dikutip oleh Deni Kurniawan (2012:16) mengungkapkan bahwa fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Maksud pernyataan tersebut yaitu fleksibilitas berhubungan dengan ruang gerak di sekitar sendi.
          Fleksibilitas dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan gerak dalam ruang gerak sendi. Kemampuan yang dimaksud disini menunjukkan modal awal untuk menampilkan suatu keterampilan yang memerlukan ruang gerak sendi yang luas serta melakukan gerakan-gerakan yang cepat dan lincah. Luasnya ruang gerak sendi sangat berpengaruh terhadap keberhasilan seseorang dalam menampilkan gerakan.
           Fleksibilitas mempunyai peranan penting baik dalam menunjang aktivitas kegiatan sehari-hari, maupun keluwesan dalam gerak seperti senam, atletik, dan cabang-cabang olahraga permainan lainnya yang memerlukan fleksibilitas yang tinggi. Fleksibilitas yang dimiliki seseorang dapat mengindikasikan kelincahan seseorang dalam bergerak.