Tampilkan postingan dengan label Kimia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kimia. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 24 November 2012

Judul Skripsi Biologi, Teknologi Pangan: Uji kekerasan roti (Larmond, 1977)

Roti diiris setebal 1 cm3, kemudian diletakkan di atas lempengan alat Universal Testing Instrumen. Setelah menekan tombol enter pada computer, jarum penetrometer akan menekan roti sampai roti tidak dapat ditekan lagi, lalu jarum penetrometer ditarik naik ke atas maka secara otomatis alat Universal Testing Instrumen akan menampilkan grafik kekerasan roti pada layar komputer.

Judul Skripsi Biologi, Teknologi Pangan: Analisis kadar serat ( Sudarmaji dkk., 1997 )

Sampel sebanyak 5 g dimasukkan ke erlenmeyer kemudian ditambahkan 200 ml  H2SO4 pekat 0,255 N, dididihkan dengan penanggas air selama 30 menit dan didinginkan. Residu yang diperoleh disaring sedangkan residu yang tertinggal dalam dicuci dengan aquades mendidih, dimasukkan dalam erlenmeyer dan ditambahkan 200 ml NaOH 3,25 % dilanjutkan pendidihan selama 30 menit. Campuran yang diperoleh disaring dengan kertas saring yang telah diketahui beratnya,sambil dicuci dengan K2SO4. Residu dicuci lagi dengan aquades mendidih kemudian dengan alkohol 95 % kurang lebih 15 ml. Residu beserta kertas saring dikeringkan dalam oven pada suhu 110 0 C sampai berat konstan. Berat residu yang diperoleh merupakan berat serat kasar bahan.    

Judul Skripsi Biologi, Teknologi Pangan: Uji Kadar Abu (Sudarmaji dkk., 1997)

Dipijarkan krus porselin dengan tutupnya dalam muffle furnace, lalu dimasukkan dalam oven, kemudian dimasukkan ke dalam eksikator sampai dingin kemudian ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 2 g dalam krus porselin yang telah diketahui beratnya, selanjutnya panaskan di atas kompor listrik sehingga bahan menjadi arang kemudian dipijarkan dalam muffle sampai sampel menjadi abu berwarna keputih-putihan. Pengabuan dilakukan dua tahap: pertama pada suhu sekitar 400ºC dan tahap kedua 550ºC. Selanjutnya dimasukkan ke dalam oven 100oC kemudian dimasukkan ke dalam eksikator selama 10 menit setelah itu ditimbang. Diulangi sampai diperoleh berat konstan
% Kadar abu = berat residu 0% x 100% 
                        __________________
                          berat bahan mula-mula 

Judul Skripsi Biologi, Teknologi Pangan: Uji Kadar air (Sudarmaji dkk., 1997)

Diambil 2 g sampel dimasukkan ke dalam botol timbang lalu di oven pada suhu 105ºC selama 3 jam kemudian dimasukkan dalam eksikator selama 10 menit selanjutnya ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai beratnya konstan
% Kadar air = berat basah-berat kering X 100%
                        _________________________
                                 berat basah 

Judul Skripsi Biologi, Teknologi Pangan: Kadar lemak (Sudarmaji dkk., 1997)

Menggunakan metode ekstraksi soxhlet, diambil 2 g bahan yang telah dihaluskan dan dimasukkan ke tabung ekstraksi soxhlet. Kemudian air pendingin dialirkan melalui kondensator, tabung ekstraksi dipasang dalam alat destilasi soxhlet dan dituangi pelarut petroleum eter secukupnya (± 15 ml). Ekstraksi dilakukan selama 4 jam dan hasil ekstraksi lemak ditampung dalam labu destilasi yang telah diketahui beratnya. Selanjutnya labu destilasi yang berisi petroleum eter yang mengandung lemak diuapkan pada penangas air sampai agak pekat dan diteruskan pemanasannya menggunakan oven (100ºC)sampai berat konstan. Berat residu dalam labu destilasi dihitung sebagai berat lemak.
% Kadar lemak =  (berat soxhlet + residu)-berat soxhlet
                            _____________________________
                                        berat sampel (g)

Penentuan Kadar protein (Sudarmaji dkk., 1997)

Sampel 1 g di masukkan ke labu kjeldahl, selanjutnya ditambahkan 2 g katalisator (K2SO4+CuSO4), kemudian ditambahkan 15 ml H2SO4 pekat. Destruksi sampai cairan menjadi bening, kemudian  didinginkan sampai tabung dan cairan benar-benar menjadi dingin lalu ditambahkan 50 ml air aquades dituang ke dalam labu detilasi, selanjutnya 3 tetes indikator pp dan NaOH sampai basa kemudian ditambahkan batu didih secukupnya ke dalam labu destilasi. Selanjutnya didestilasi tetapi sebelumnya dimasukkan 10 ml larutan H2SO4 ke dalam Erlenmeyer ditambahkan 2 tetes indikator methyl red, untuk penampungan ditunggu sebanyak 50 ml, lalu destilasi dihentikan dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N.
%NSampel 1 g di masukkan ke labu kjeldahl, selanjutnya ditambahkan 2 g katalisator (K2SO4+CuSO4), kemudian ditambahkan 15 ml H2SO4 pekat. Destruksi sampai cairan menjadi bening, kemudian  didinginkan sampai tabung dan cairan benar-benar menjadi dingin lalu ditambahkan 50 ml air aquades dituang ke dalam labu detilasi, selanjutnya 3 tetes indikator pp dan NaOH sampai basa kemudian ditambahkan batu didih secukupnya ke dalam labu destilasi. Selanjutnya didestilasi tetapi sebelumnya dimasukkan 10 ml larutan H2SO4 ke dalam Erlenmeyer ditambahkan 2 tetes indikator methyl red, untuk penampungan ditunggu sebanyak 50 ml, lalu destilasi dihentikan dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N.
% N = ml NAOH (sampel-blanko) X N NAOH X 
            _____________________
                g bahan X 1000

       % P = ( N total ) x faktor konversi (6,25)

Uji Penentuan Kadar Amilosa (Juliano, 1971)


Pengukuran kadar amilosa menggunakan metode kolorimetri yang disederhanakan. Diambil sampel sebanyak 100 mg kemudian dimasukkan ke labu takar 100 ml. Ditambahkan 1 ml etanol 95 % dan 9 ml larutan NaOH 1 N. Selanjutnya dipanaskan selama 10 menit dalam suatu penangas air mendidih, kemudian didinginkan dan diencerkan sampai tanda batas dengan aquades. Larutan pati diambil 5 ml dimasukkan ke labu takar 100 ml. Ditambahkan 1 ml asam asetat 1 N kemudian ditambahkan 2 ml larutan yodium selanjutnya diencerkan sampai tanda batas dengan aquades. Kemudian digojog,  dibiarkan 20 menit dan ditentukan besarnya absorbansi larutan pada panjang gelombang 620 nm. Kadar amilosa ditentukan terhadap kurva standar atau faktor konversi dan dinyatakan terhadap berat kering.