Tampilkan postingan dengan label Judul Teknik Pertambangan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Judul Teknik Pertambangan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 02 Oktober 2014

Konsultasi Skripsi; Golongan Naftena Aromat Yang Polisiklis

Senyawa golongan ini merupakan senyawa hidrokartbon, dimana susunan atom karbonnya berbentuk cincin. Golongan ini termasuk hidrokarbon jenuh tetapi rantai karbonnya merupakan rantai tertutup. Yang umum dari golongan ini adalah sikloalkana atau dikenal dengan naftena, sikloparafin atau hidrokarbon aklisiklik. Disebut juga karena sifat-sifatnya mirip dengan parafin. Apabila dalam keadaan tidak mengikat gugus lain, maka rumus golongan naftena atau sikloparafin ini adalah CnH2n. Rumus ini sama dengan rumus untuk seri alkena tetpi sifat fisk keduanya jauh berbeda karena strukturnya yang sangat berbeda.

Yogyakarta, Jogja, 

Konsultasi Skripsi; Golongan Hidrokarbon Tak Jenuh

Hidrokarbon ada yang mempunyai ikatan rangkap dua maupun rangkap tiga (triple) yang digunakan untuk mengikat dua atom C yang berdekatan. Kena valensi yang semula tersedia untuk mengikat atom hidrokarbon telah digunakan untuk mengikat atom C yang berdekatan (dengan cara mengikat rangkap dua atau rangkap tiga dua atom C), maka hidrokarbon seperti ini disebut dengan hidrokarbon tak jenuh atau disebut juga sebagai keluarga alkena (Inggris = alkene) dengan rumus umum CnH2n. Hidrokarbon tak jenuh menjadi jenuh dengan penambahan atom-atom hidrokarbon pada rantai ikatan tersebut.
Secara garis besar, sifat fisik alkena sama seperti sifat fisik alkana, sebagai bahan perbandingan sifat fisik alkena, dapat dilihat pada tabel 2.11. seperti pada alkana maka untuk alkena terjadi juga peningkatan titik didih dengan bertambahnya kandungan atom karbon, dimana peningkatannya mendekati 20-300 C untuk setiap penambahan atom karbon.
Secara kimiawi, karena alkena merupakan ikatan rangkap, maka alkena lebih reaktif bila dibandingkan dengan alkana. Senyawa hidrokarbon tak jenuh hanya mempunyai satu ikatan rangkap yang lebih dikenal dengan deretan olefin, tetapi ada juga diantara senyawa hidrokarbon yang mengandung dua atau lebih iakatan ganda (double bond) seperti alkadiena, alkatriena serta alakatetraena.
Selain ikatan ganda, senyawa hidrokarbon tak jenuh ada juga yang mempunyai ikatan rangkap (triple bond) yang dikenal dengan deretan asetilen. Rumus umum deretan asetilen adalah CnH2n-2 dimana dalam tiap molekul terdapat ikatan rangkap tiga yang mengikat dua atom karbon yang berdekatan. Pemberian nama untuk deret ini dengan memberi akhiran “una” (Inggris = “yne”). Sifat fisik deret asetilen ini hampir sama dengan alkana dan alkena sdang sifat kimianya hampir sama dengan alkena, dimana keduanya lebih rektif dari alkana. 

Yogyakarta, Jogja,

Konsultasi Skripsi; Komposisi Kimia Hidrokarbon

Hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri dari aytom karbon dan hidrogen. Senyawa karbon dan hidrogen mempunyai banyak variasi yang terdiri dari hidrokarbon rantai terbuka, yang meliputi hidrokarbon jenuh dan tak jenuh serta hidrokrabon rantai tertutup (susunan cincin) meliputi hidrokarbon siklis aliphatik dan hidrokrabon aromatik. Keluarga hidrokarbon dikenal dari seri homolog tersebut didasarkan pada jumlah atom karbon pada struktur kimianya

Yogyakarta, Jogja, 

Konsultasi Skripsi: Golongan Hidrokarbon Jenuh

Seri homolog dari hidrokarbon ini mempunyai rumus umum CnH2n+1 dan mempunyai ciri-ciri dimana atom-atom karbon diatur menurut rantai terbuka dan masing-masing atom dihubungkan oleh ikatan tunggal, dimana tiap-tiap valensi dari satu atom C berhubungan dengan atom C diseblahnya. Seri homolog hidrokarbon ini biasanya dikenal dengan alkana (Inggris=alkene) dimana penamaan anggota seri homolog ini disesuaikan dengan jumlah atom karbon dalam sebutan Yunani dan diakhiri dngan akhiran “ana” (Inggris = ”ane”). Senyawa dari golongan ini (alkana) disebut juga sebagai hidrokarbon golongan parafin
Seri n-alkan memperlihatkan gradasi sifat-sifat fisik yang tidak begitu tajam. Pada tekanan dan temperatur normal empat alakan yang pertama merupakan gas. Sebagai hasil meningkatnya titik didih (boiling point) karena penambahan jumlah atom karbon maka mulai pentana (C5H12) sampai hepta dekana (C17H36) merupakan cairan. Sedangkan alkana yang mengandung 18 atom karbon atau lebih merupakan padatan (solid).
Alkana dengan rantai bercabang memperlihatkan gradasi sifat-sifat fisik yang berlainan dengan n-alkana, dimana untuk rantai bercabang memperlihatkan sifat-sifat fisik yang kurang beraturan. Perubahan dalam struktur mnyebabkan perubahan di dalam gaya antar molekul (inter molekul force) yang menghasilkan perbedaan pada titik lebur dan titik didih dianatar isomer-isomer alkana.


 Jogja, Yogyakarta, 

Karakteristik Fluida Reservoir

Fluida reservoir yang tedapat dalam ruang pori-pori batuan reservoir pada tekanan dan temperatur tertentu, secara alamiah merupakan campuran yang sangat kompleks dalam susunan atau komposisi kimianya. Sifat-sifat dari fluida hidrokarbon perlu dipelajari untuk memperkirakan cadangan akumulasi hidrokarbon, menentukan laju aliran minyak atau gas dari rservoir menuju dasar sumur mengontrol gerakan fluida dalam reservoir dan lain-lain.
Fluida reservoir dapat berupa hidrokarbon dan air (air formasi). Hidrokarbon terbentuk di alam, dapat berupa gas, zat cai ataupun zat padat. Sedangkan air formai merupakan air yang dijumpai bersama-sama dengan endapan minyak.

Jogja, Yogyakarta, 

Konsultasi Skripsi; Kompresibilitas

Menurut Geerstma (1957) terdapat tiga konsep kompresibilitas batuan antara lain :
·         Kompresibilitas matriks batuan yaitu fraksi perubahan volume material padatan (grains) terhadap satuan perubahan tekanan
·         Kompresibiltas bulk satuan yaitu fraksi perubahan volume bulk batuan terhadap satuan perubahan tekanan
·         Kompresibilitas pori-pori batuan yaitu fraksi perubahan volume pori-pori batuan terhadap satuan perubahan tekanan
Dari ke tiga konsep diatas, kompresibilitas pori-pori batuan dianggap paling penting dalam reservoir khususnya. Hal ini disebabkan batuan yang berada pada kedalaman tertentu akan mengalami dua macam tekanan yaitu :
1   Tekanan hidrostatik fluida yang terkandung dalam pori-pori batuan
2   Tekanan luar (external stress) yang disebabkan berat batuan yang ada di atasnya (overburden pressure)
Pengosongan fluida dari ruang pori-pori batuan reservoir akna mengakibatkan perubahan tekanan dalam dari batuan sehingga resultan tekanan pada batuan akan mengalami perubahan pula. Adanya perubahan tekanan ini kan mengakibatkan perubahan pada butir batuan, pori dan volume total (bulk) batuan reservoir. Sedangkan untuk padatan (grains) akan mengalami perubaahan yang serupa apabila mendapat tekanan hidrostatik fluida yang dikandungnya.
Perubahan bentuk volume bulk satuan batuan dapat dinyatakan sebagai kompresibilitas Cr atau :
 ...........................................................................(2-18)
sedangkan perubahan bentuk volume pori-pori batuan dapat dinyatakan sebagai kompresibilitas Cp atau :
 ................................................................................(2-19)
dimana :
Vr = volume padatan batuan (grains)
Vp = volume pori-pori batuan
P = tekanan hidrostatik fluida di dalam batuan
P8 = tekanan luar (tekanan overburden)

Yogyakarta, Jogja, 


Konsultasi Skripsi; Permeabilitas

Permeabilitas didefnisikan sebagai sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan dari suatu batuan untuk mengalirkan fluida dalam suatu media berpori sebagai akibat dari adanya perbedaan tekanan. Permeabilitas batuan merupakan fungsi dari tingkat hubungan ruang antar pori-pori dalam batuan.
Definisi kuantitatif permeabilitas pertama-tama dikembangkan oleh Henry Darcy (1856) dalam hubungan empiris dengan bentuk diferensial sebagai berikut :
...................................................................................(2.13)
dimana :
V = kecepatan aliran, cm/sec
Μ = viskositas fluida yang mengalir, cp
dP/dL = gradient tekanan dalam aliran, atm/cm
k = permeabilitas media berpori
Tanda negatif pada persamaan 2-13 menunjukkan bahwa bila tekanan bertambah dalam satu arah, maka arah alirannya berlawanan dengan arah penambahan tekanan tersebut.
Beberapa anggapan yang digunakan Darcy dalam persamaan 2-13 adalah:
1         Alirannya mantap (steady state)
2         Fluida yang mngalir satu fasa
3         Viskositas fluida yang mengalir konstan
4         Kondisi aliran siothermal
5         Formasinya homogen dan arah alirannya horisontal
6         Fluidanya incompressible
Dalam batuan reservoir, permebalitas dibedakan menjadi tiga bagian yaitu :
-    Permeabilitas absolut adalah permeabilitas dimana fluida yang mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu fasa misal hanya minyak atau gas saja
-    Permeabilitas efektif adalah permeabilitas batuan dimana fluida yang mngalir lebih dari satu fasa misalnya minyak dan air, air dan gas, gas dan minyak atau ketiga-tiganya.
-    Permeabilitas relatif adalah perbandingan antara permeabilitas efektif dengan permeabilitas absolut
Dasar penentuan permeabilitas batuan adalah hasil percobaan yang dilakukan oleh Henry Darcy. Dalam percobaan ini, Henry Darcy menggunakan batu pasir tidak kompak yang dialiri air. Batu pasir silindris yang porous ini 100% dijenuhi cairan dengan viskositas μ dengan luas penampang A dan panjangnya L. kemudian dengan memberikan tekanan masuk P1 pada salah satu ujungnya maka terjadi aliran dengan laju sebesar Q sedangkan P2 aalah tekanan keluar (Gambar 2.5)
Dari percobaan dapat ditunjukkan bahwa Q. μ.L/A. (P1-P2) adalah konstan dan akan sama dengan harga permeabilitas batuan yang tidak tergantung dari cairan, perbedaan tekana dan dimensi batuan yang digunakan. Dengan mengatur laju Q sedemikian rupa sehingga tidak terjadi aliran turbulen, maka diperoleh harga permeabilitas absolut batuan.
.......................................................................(2-14)
Satuan permeabilitas dalam percobaan ini adalah :
K (darcy) = Q (cm3/sec). μ (centipoise)L (cm)  .............................(2.-15)
                             A (sqcm). (P1-P2)(atm)
Dari persamaan 2-14 dapat dikembangkan untuk berbagai kondisi aliran yaitu aliran linier dan radial, masing-masing untuk fluida yang compresible dan incomprsible.
Pada prakteknya di reservoir, jarang sekali terjadi aliran satu fasa kemungkinan terdiri dari dua fasa atau tga fasa. Untuk itu dikembangkan pula konsep mengenai permeabilitas efektif dan permeabilitas relatif. Harga peremabilitas efektif dinyatakan dalam K0, Kg, Kw, dimana masing-masing untuk minyak, gas dan air. Sedangkan permeabilitas dinyatakan sebagai berikut:
K0 = KO,   Krg = KO,  Krw = Kw
         K              K              K

Dimana masing-masing untuk permeabilitas relatiuf minyak, gas dan air. Percobaan yang dikukan pada dasarnya untuk sistem satu fasa, hanya disini digunakan dua macam fluida (minyak-air) yang dialirkan bersama-sama dan dalam keadaan kesetimbangan. Laju aliran minyak adalah Qo dan air adalah Qw. jadi volume total (Qo + Qw.) akan mengalir melalui pori-pori batuan per satuan waktu dengana perbandingan minyak-air permulaan, pada aliran ini tidak akan sama dengan Qo /Qw. Dari percobaan ini dapat ditentukan harga saturasi minyak (So) dan saturasi air (Sw) pada kondisi stabil. Harga permeabilitas efektif untuk minyak dan air adalah
........................................................................(2-16)
........................................................................(2-17)
dimana :
μo = viskositas minyak
μw = viskositas air
Percobaan ini diulangi untuk laju permukaan (input rate) yang berbeda untuk minyak dan air dengan (Qo + Qw.) tetap konstan. Harga-harga Ko dan Kw pada persamaan 2-16 dan 2-17 jika diplot terhadap So dan Sw akan diperoleh 

Yogyakarta, Jogja, 

Konsultasi Skripsi; Saturasi Fluida

Dalam batuan reservoir minyak umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida, kemungkinan air, minyak dan gas yang tersebar ke seluruh bagian reservoir.
Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu batuan berpori.
Saturasi minyak (So) adalah :
So = volume pori-pori yang diisi oleh minyak ..............................(2-7)
                         volume pori-pori total
Saturasi air (Sw) adalah 
Sw = volume pori-pori yang diisi oleh air ..............................(2-8)
                         volume pori-pori total
Saturasi gas (Sw) adalah 
Sg = volume pori-pori yang diisi oleh gas ..............................(2-9)
                         volume pori-pori total

Jika pori-pori batuan diisi oleh gas-minyak-air maka berlaku hubungan
Sg + So + Sw = 1 ........................................................................(2.10)
Variasi Pc terhadap Sw
a.       Untuk sistem batuan yang sama dengan fluida berbeda
b.      Untuk sistem Fluida yang sama dengan batuan yang berbeda

Jika diisi oleh minyak dan air saja maka :
So + Sw = 1 ........................................................................................(2.-11)
Terdapat dua faktor penting mengenai saturasi fluida, yaitu :
-          Saturasi fluida bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dalam reservoir, saturasi air cenderung lebih besar dalam bagian batuan yang kurang porous. Bagian struktur reservoir yang lebih rendah relatif akan mempunyai Sw yang tinggi dan Sg yang relatif rendah. Demikian juga untuk bagian atas dari struktur reservoir berlaku sebaliknya. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan densitas dari masing-masing fluida.
-          Saturasi fluida bervariasi dengan kumulatif produksi minyak. Jika minyak diproduksikan maka tempatnya di reservoir akan digantikan oleh air atau gas bebas sehingg pada lapangan yang mmproduksikan minyak, saturasi fluida berubah secara kontinyu.
-          Saturasi minyak dan saturasi gas sering dinyatakan dalam istilah pori-pori yang diisi oleh hidrokarbon. Jika volume contoh batuan adalah V, ruang pori-pori adalah Φ V, maka ruang pori-pori yang iisi oleh hidrokarbon adalah :
So. Φ.V + Sg. Φ.V = (1-S­w). Φ.V..........................................................(2-12)

Yogyakarta, Jogja, 

Konsultasi Skripsi; Tekanan Kapiler

Tekanan kapiler (Pc) didefiniskan sebagai perbedaan tekanan antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas) sebagai akibat terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan mereka. Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan tekanan antara dua fluida “non wetting fasa” (Pnw) dengan fluida “wetting fasa” (Pw) atau :
Pc = Pnw - Pw.......................................................................................................................... (2-5)
Tekanan permukaan fluida yang lebih rendah terjadi pada sisi pertemuan permukaan fluida immiscible yang cembung. Di reservoir biasanya air sebagai fasa yang membasahi (wetting fasa) sedangkan minyak dan gas sebagai non wetting fasa atau fasa tidak membasahi.
Tekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada ukuran dan macam fluidanya yang secra kuantitatif dapat dinyatakan dalam hubungan sebagai berikut :
.................................................................(2-6)
dimana
Pc = tekanan kapiler
Δ = tegangan permukaan antara dua fluida
Cos θ = sudut kontak permukaan antara dua fluida
r = jari-jari lengkung pori-pori
Δρ = perbedaan densitas dua fluida
g = percepatan gravitasi
h = tinggi kolom
Dari persamaan 2-6 dapat dilihat bahwa tekanan kapiler berhubungan dengan ketinggian di atas permukaan air bebas (oil-water contact) sehingga data tekanan kapiler dapat dinyatakan sebagai plot antara h versus saturasi air (Sw) seperti gambar 2.2. Pada gambar 2.3 perubahan ukuran pori-pori dan densitas fluida akan mempengaruhi bentuk kurva tekanan kapiler dan ketebalan zona transisi.
Persamaan 2-6 menunjukkan bahwa h bertambah jika perbedaan densitas fluida berkurang, sementara faktor lainnya tetap. Hal ini berarti pada reservoir gas yang terdapat pada kontak gas-air, perbedaan densitas fluidanya bertambah besar sehingga mempunyai zona transisi minimum. Demikian juga pada reservoir minyak yang mempunyai API gravity rendah, kontak minyak-air akan mempunyai zona transisi yang oanjang. Konsep ini ditunjukkan dalam Gambar 2.4. ukuran pori-pori batuan reservoir sering dihubungkan dengan besaran permeabilitas yang besar akan mempunyai tekanan kapiler yang rendah dan ketebalan zona transisinya lebih tipis daripada reservoir dengan permeabilitas yang rendah 

Konsultasi Skripsi: Wettabilitas

Apabila dua fluida bersinggungan dengan benda padat, maka salah satu fluida akan bersifat membasahi permukaan benda padat tersebut, hal itu disebabkan adanya daya adhesi. Dalam sistem minyak-air benda padat (gambar 2.1) gaya adhesi AT yang menimbulkan sifat air membasahi benda padat adalah AT = δSo - δSw =  δwo. Cos θWO
δSo  = tegangan permukaan minyak-benda padat, dyne/cm
δSw  = tegangan permukaan air-benda padat, dyne/cm
δwo   = tegangan permukaan minyak-air, dyne/cm
θWO  = sudut kontak minyak-air
Suatu cairan dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesi positif (θ<90 sup="">0
) yang berarti batuan bersifat water wet. Sedangkan bila air tidak membasahi zat padat maka tegangan adhesinya negatif (θ>900), berarti batuan bersifat oil wet.
Distribusi cairan dalam sistem pori-pori batuan tergantung pada sifat basahan. Distribusi fluida tersebut ditunjukkan pada gambar 2.2. Distribusi pendulair ring adalah keadaan dimana fasa yang membasahi tidak dan fasa yang tidak membasahi aa dalam kontak dengan beberapa permukaan butiran batuan. Sedangkan distribusi funiculair ring adalah keadaan dimana fasa yang membasahi kontinyu dan secara mutlak terdapat pada permukaan butiran.

 Yogyakarta, Jogja,

Konsultasi Skripsi; Porositas

Porositas (Φ) didefinisikan sebagai fraksi atau persen  dari volume ruang pori-pori terhadap volume batuan total (bulk volume). Besar kecilnya porositas suatu batuan akan menentukan kapasitas penyimpanan fluida reservoir. Secara sistematis porositas dapat dinyatakan sebagai :
 .........................................................................(2-1)
Dimana
Vb = volume batuan total (bulk volume)
Vs = volume padatan batuan total (volume grain)
Vp = Volume ruang pori-pori batuan
Porositas batuan reservoir diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
1         Porositas absolut adalah persen volume pori-pori total terhadap volume batuan total (bulk volume)
(Φ) = volume pori total X 100%
          bulk volume
2         Porositas efektif adalah persen volume pori-pori yang saling berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume)
(Φ) = volume pori yang berhubungan X 100%
       bulk volume
Untuk selanjutnya porositas efektif digunakan dalam perhitungan akrena dianggap sebagai fraksi volume yang produktif. Disamping itu menurut waktu dan cara terjadinya maka porositas dapat juga diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :
A.     Porositas primer, adalah porositas yang terbentuk pada waktu batuan sedimen diendapkan
B.     Porositas sekunder adalah porositas batuan yang terbentuk sesudah batuan sedimen diendapkan
Tipe batuan sedimen atau reservoir yang mempunyai porositas primer adalah batuan konglomerat, batu pasir dan batu gamping. Porositas sekunder dapat diklasifikasikan menjadi tiga golongan, yaitu :
1         Porositas larutan adalah ruang-ruang pori-pori yang terbentuk karena adanya proses pelarutan batuan.
2         Rekahan, celahan, kekar yaitu ruang pori-pori yang terbentuk karena adanya kerusakan struktur batuan sbagai akibat dari variasi beban, seperti : lipatan sesar aatau patahan. Porositas tipe ini sulit untuk dievaluasi atau ditentukan secara kuantitatif akrena bentuknya tidak teratur
3         Dolomitisasi, dalam proses ini batu gamping (CaCO3) ditransformasikan menjadi dolomite (CaMg(CO3)2 atau menurut reaksi kimia :
2 CaCO3 + MgCl3                    CaMg (CO3)2 + CaCl2
Menurut para ahli, batu gamping yang terdolomitasi mempunyai porositas yang lebih besar daripada batu gampingnya sendiri.
Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh bebrapa faktor, yaitu : ukuran butir (semakin baik distribusinya, semakin baik porositasnya), susunan butir (susunan butir berbentuk kubus mempunyai porositas lebih baik dibandingkan bentik rhombohedral) kompaksi dan sementasi.


 Yogyakarta, Jogja, 

Konsultasi Skripsi; Batuan Shale

Pada umumnya unsur penyusun shale ini terdiri dari kurrang lebih 58% silicon dioxide (SiO2), 15 % alumunium dioxide (Al 2O3), 6% iron oxide (FeO) dan Fe2O3, 2% magnesium oxide (MgO), 3% calcium oxide (CaO), 3% potasium oxide (K2), 1% sodium oxide (Na2) dan 5% air (H2O). sisanya adalah metal oxide dan anion 

Yogyakarta, Jogja, 

Konsultasi Skripsi; Batuan Karbonat

Dalam hal ini yang dimaksud dengan batuan karbonat aalah limestone, dolomite dan yang bersifat diantara keduanya. Limestone adalah istilah yang biasa dipakai untuk kelompok batuan yang mengandung paling sedikit 80% calcium carbonate atau magnesium. Istilah limestone juga dipakai untuk batuan yang mempunyai fraksi carbonate melebihi unsur non carbonate-nya
Pada limestone fraksi disusun terutama oleh mineral calcite, sedangkan pada dolomite mineral penyusun utamnya adalah mineral dolomite. Tabel 2.5 menunjukkan komposisi kimia limestone secara engkap. Dolomite adalah jenia batuan variasi dari limestone yang mengandung unsur carbonate lebih besar dari 50% sedangkan untuk batu-batuan yang mempunyai komposisi pertengahan antara limestone dan dolomite akan mempunyai nama yang bermacam-macam tergantung dari unsur yang dikandungnya. Untuk batuan yang unsur calcite-nya melebihi dolomite disebut dolomit limestone dan yang unsur dolomite-nya melebihi calcite disebut dengan limy, calcitic, calciferous atau calcitic dolomite. Komposis kimia dolomite pada dasarnya hampir mirip dengan dolomite, keculi unsur MgO yang merupakan unsur yang penting dan jumlahnya cukup besar. 

Konsultasi Skripsi; Batuan Pasir

Menurut Pettijohn, batu pasir dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : Orthoquartzites, Graywacke, dan Arkose. Pembagian ini didasarkan pada jumlah kandungan mineralnya :
a.       Orthoquartzites.
Orthoquartzites merupakan jenis batuan sedimen yang terbentuk dari proses yang menghasilkan unsur silica yang tingggi, dengan tidak mengalami metaformosa (perubahan bentuk) dan pemadatan, terutama terdiri atas mineral kwarsa (quartz) dan mkneral lainnya yang stabil. Material pengikatnya (semen) terdiri dari atas carbonate dan silica. Orthoquartzites merupakan jenis batuan sedimen yang relatif bersih dari kandungan shale dan clay.
b.       Graywacke
Graywacke merupakan jenis batu pasir yang tersusun dari unsur-unsur mineral yang berbutir besar, terutama kwarsa dan feldspar serta fragmen-fragmen batuan. Material pengikatnya adalhan clay dan carbonate. Secara lengkap mineral-mineral penyusun Graywacke terlihat pada tabel 2.2. Komposisi Graywacke tersusun dariunsur silica dengan kadar lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata batupasir dan kebanyakan silica yang ada bercampur dengan silikat (silicate).
c.       Arkose
Arkose merupakan jenis batupasir yang tersusun dari quatz sebagai mineral yang dominan meskpin serimngkali mineral arkose felspar jumlahnya lebih banyak dari quatz.

Jogja, Yogyakarta,

Konsultasi Skripsi; Komposisi Kimia Batuan Reservoir

Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral. Sedangkan suatu mineral dibentuk dari beberapa ikatan komposisi kimia. Banyak sedikitnya suatu komposisi kimia kan membentuk suatu jenis mineral tertentu dan menentukan macam batuan.
Batuan reservoir umumnya terdiri dari batuan sedimen yang berupa batu pasir, batuan karbonat dan shale dan kadang-kadang vulkanik. Masing-masing batuan tersebut mempunyai komposisi kimia yang berbeda, begitu pula dengan sifat fisiknya. Unsur atau atom-atom penyusun batuan reservoir perlu diketahui mengingat macam dan jumlah atom-atom tersebut akan menetukan sifat-sifat dari mineral yang terbentuk, baik sifat fisik maupun sifat kimiawinya. Mineral merupakan zat-zat yang tersusun dari komposisi kimia tertentu yang dinyatakan dalam bentuk rumus-rumus dimana menunjukkan macam unsur-unsur serta jumlahnya yang terdapat dalam mineral tersebut.

Konsultasi Skripsi; Karakteristik Reservoir

Reservoir adalah bagian dari kerak bumi yang mengandung minyak bumi dan gas bumi. Cara terdapatnya minyak bumi di bawah permukaan haruslah memenuhi beberapa syarat, yang merupakan unsur-unsur suatu reservoir minyak bumi. Unsur-unsur tersebut adalah :
1         Batuan reservoir, sebagai wadah yang diisi dan dijenuhi oleh minyak dan gas bumi. Biasanya batuan reservoir berupa lapisan batuan yang berongga-rongga taua berposi-posi.
2         Lapisan penutup (cap rock) yaitu suatu lapisan yang tidak permeable terdapat di atas reservoir dan menghalangi minyak bumi dan gas bumi yang kaan keluar dari reservoir.
3         Perangkapa reservoir (reservoir trap) merupakan suatu unsur pembentuk yang bentuknya sedemikian rupa sehingga lapisan beserta penutupnya merupakan bentuk konkav ke bawah dan menyebabkan minyak dan gas bumi berada di bagian teratas reservoir.

Jogja, Yogyakarta