Atribusi merupakan salah satu proses pembentukan kesan. Atribusi
mengacu pada bagaimana orang menjelaskan penyebab perilaku orang lain
atau dirinya sendiri. Atribusi adalah proses di mana orang menarik
kesimpulan mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perilaku orang lain.
Kajian tentang atribusi awalnya dilakukan oleh Heider tahun 1958.
Teori atribusi berkembang dari tulisannya yang berjudul “Native Theory of
Action”, yaitu kerangka kerja konseptual yang digunakan orang untuk
menafsirkan, menjelaskan, dan meramalkan tingkah laku seseorang.
Menurut Heider (1958), setiap individu pada dasarnya adalah seorang
ilmuan semu (pseudo scientist) yang berusaha untuk mengerti tingkah laku
orang lain dengan mengumpulkan dan memadukan potongan-potongan
informasi sampai mereka tiba pada sebuah penjelasan masuk akal tentang
sebab-sebab orang lain bertingkah laku tertentu.
15
Teori ini menjelaskan bahwa ketika individu mengamati perilaku
seseorang, individu tersebut berupaya untuk menentukan apakah perilaku
tersebut disebabkan secara internal atau eksternal (Robbins dan Judge,
2008). Perilaku yang disebabkan secara internal merupakan perilaku yang
diyakini berada di bawah kendali pribadi seorang individu. Perilaku yang
disebabkan secara eksternal merupakan perilaku yang dianggap sebagai
akibat dari sebab-sebab luar, yaitu individu tersebut dianggap telah dipaksa
berperilaku demikian oleh situasi.
Menurut Robbins dan Judge (2008) untuk menetukan apakah perilaku
disebabkan secara internal atau eksternal dipengaruhi oleh tiga faktor
berikut ini :
1. Kekhususan merujuk pada apakah seorang individu memperlihatkan
perilaku- perilaku yang berbeda dalam situasi-situasi yang berbeda.
2. Konsensus merujuk pada apakah semua individu yang menghadapi
situasi yang serupa merespon dengan cara yang sama.
3. Konsistensi merujuk pada apakah individu selalu merespons dalam cara
yang sama.
Teori atribusi mengelompokkan dua hal yang dapat memutarbalikkan
arti dari atribusi. Pertama, kekeliruan atribusi mendasar yaitu kecendrungan
untuk meremehkan pengaruh faktor-faktor eksternal daripada internalnya.
Kedua, prasangka layanan dari seseorang cendrung menghubungkan
kesuksesannya karena akibat faktor-faktor internal, sedangkan kegagalan
dihubungkan dengan faktor-faktor eksternal.
16
Teori ini menggambarkan komunikasi pada seseorang yang
berusaha untuk menelaah, menilai dan menyimpulkan penyebab dari suatu
kejadian menurut persepsi individu. Teori atribusi menurut Robbins (1996)
dalam Mukharoroh (2014), menyatakan bahwa bila seorang individu
mengamati perilaku seseorang, maka mereka akan mencoba untuk
menentukan apakah perilaku tersebut ditimbulkan secara internal atau
eksternal. Perilaku yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang
dipengaruhi dari dalam diri individu, sedangkan perilaku yang disebabkan
secara eksternal adalah perilaku yang dipengaruhi dari luar individu,
artinya individu akan berperilaku bukan karena keinginannya sendiri,
melainkan karena desakan atau keadaan yang tidak bisa terkontrol. Teori
atribusi sangat relevan untuk menjelaskan penelitian ini, sebab perilaku
seseorang dalam memenuhi kewajiban perpajakan ditentukan oleh suatu
keadaan, baik dari faktor internal maupun eksternal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar