Self-Esteem merupakan salah satu bagian dari kepribadian seseorang. SelfEsteem adalah bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri atau sikap positif
atau negatif seseorang akan dirinya secara keseluruhan (Srisayekti et al., 2015).
Harga diri atau Self-Esteem didefinisikan sebagai tingkat individu menyukai atau
tidak menyukai diri mereka sendiri dan sejauh mana mereka menganggapnya layak
atau tidak (Robbins dan Judge, 2013). Self-Esteem adalah sejauh mana seseorang
meyakini bahwa dia adalah individu yang berharga dan berhak memperoleh
pencapaian (Bangun et al., 2012). Self-esteem merupakan penilaian individu mengenai dirinya yang diekspresikan melalui perilaku sehari-hari (Rahmania dan
Yuniar, 2012).
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
Self-Esteem adalah cara menilai kemampuan dan potensi diri yang tercermin dari
sikap dan perilaku dalam menghargai diri sendiri atau rasa percaya diri. Self-Esteem
dapat mempengaruhi pengambilan keputusan keuangan individu melalui peningkatan
kemauan untuk berinvestasi pada aset berisiko dan motivasi untuk meningkatkan
citra diri melalui akumulasi kekayaan. Namun, Self-Esteem dapat menyebabkan
kerugian atau menghancurkan kekayaan karena individu tersebut terlalu percaya diri
(Chatterjee et al, 2009).
Perasaan Self-Esteem ada yang tinggi dan rendah, seorang investor yang
memiliki Self-Esteem yang tinggi cenderung mengambil risiko yang lebih besar
dibandingkan investor yang memiliki Self-Esteem yang rendah (Kannadhasan et al.,
2016). Ini berarti investor yang memiliki Self-Esteem yang tinggi lebih toleransi
terhadap risiko keuangan. Hasil penelitian Grable et al. (2008) menujukkan terdapat
pengaruh tingkat Self-Esteem terhadap Financial Risk Tolerance.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar