Sjoberg, Moen dan Rundmo (2004) mengemukakan bahwa
persepsi risiko adalah penilaian subjektif tentang terjadinya suatu kecelakaan dan
seberapa besar perhatian individu akan konsekuensinya. Untuk memahami risiko
mencakup evaluasi probabilitas serta konsekuensi dari hasil negatif. Baird dan
Thomas (1985 dalam Sitkin dan Weingart, 1995) menambahkan dengan penilaian
seseorang terhadap seberapa berbahayanya sebuah situasi berdasarkan perkiraan
kemungkinan dari derajat ketidakpastian pada situasi yang dihadapi, tingkat kontrol
terhadap ketidakpastian tersebut, dan kepercayaan diri dalam perkiraan ketidakpastian tersebut. Sedangkan menurut Mullai (2006) persepsi risiko adalah hasil interpretasi
dari penilainan seseorang terhadap suatu tingkat risiko berdasarkan kepercayaan
dirinya sendiri apakah risiko yang dihadapinya dapat ditoleransi atau tidak. Maka
persepsi risiko dapat diartikan sebagai penilaian seseorang terhadap seberapa bahaya
suatu situasi berdasarkan probabilitas, konsekuensi serta kepercayaan diri seseorang
dalam perkiraan ketidakpastian tersebut.
Faktor yang mempengaruhi persepsirisk perception individu adalah sebagai
berikut seseorang (Ropeik dan Slovic, 2003):
1. Ketakutan (dread). Individu mempersepsi sesuatu kejadian memiliki risiko yang
besar apabila akibat yang akan ditimbulkan menakutkan misalnya kematian.
2. Kontrol. Persepsi risiko suatu situasi akan dianggap lebih kecil apabila individu
merasa memiliki kontrol (kendali) atas situasi yang dihadapinya.
3. Asal risiko (alam atau manusia). Persepsi resiko rendah apabila penyebab dari
risiko tersebut berasal dari alam. Sebaliknya, suatu kejadian dipersepsi memiliki
risiko yang lebih tinggi jika disebabkan oleh perbuatan manusia.
4. Pilihan. Risiko yang dipilih sendiri oleh individu akan dipersepsi lebih rendah
dibandingkan dengan risiko yang dipaksakan oleh pihak lain.
5. Melibatkan anak-anak. Manusia secara alamiah memiliki dorongan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya, sehingga ditemukan bahwa
risiko pada anak-anak lebih dianggap berbahaya dibandingkan pada orang dewasa
sekalipun risiko yang ada sama.
6. Baru tidaknya risiko. Pada situasi risiko yang baru, risiko akan dipersepsi lebih
tinggi daripada persepsi risiko terhadap situasi yang sudah pernah dihadapi
sebelumnya.
7. Kewaspadaan (alertness). Semakin tersedia kewaspadaan tersebut ke dalam
kesadaran individu dan ia menjadi semakin perhatian terhadap risiko tersebut.
8. Bias hal itu akan terjadi pada diri sendiri. Individu akan mempersepsikan risiko
yang lebih besar apabila berpikir bahwa dirinya dan orang-orang yang ia sayangi
dapat menjadi korban.
9. Pertukaran risiko keuntungan (The Risk-Benefit tradeoff).The Risk-Benefit
tradeoff membuat individu lebih atau kurang takut terhadap suatu ancaman.
10. Kepercayaan. Semakin kecil kepercayaan individu terhadap hal yang dapat
melindungi diri, maka semakin tinggi persepsinya terhadap risiko yang akan
dihadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar