Menurut Jones (2004) risiko merupakan kemungkinan pendapatan
yang diterima, dalam suatu investasi akan berbeda dengan pendapatan
yang diharapkan. Semakin besar penyimpanan antara hasil sesungguhnya
dengan hasil yang diharapkan, maka semakin besar risiko yang akan
ditanggung.
Ada beberapa definisi risiko , dibawah ini merupakan 3 definisi
risiko (ngapackers.blogspot.co.id) antara lain yaitu :
1) Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure
(keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian. Dalam ilmu
statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat
probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis
menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat
risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%,
berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko tidak ada.
2) Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan
kerugian).
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu
peristiwa berada diantara nol dan satu. Namun, definisi ini
kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
3) Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective.
Subjective uncertainty merupakan penilaian individu terhadap
situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap
individu yang bersangkutan.Objective uncertainty akan
dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.
Menurut Hartono (2008) risiko pasti ada kaitanya dengan return
yang diperoleh oleh suatu perusahaan, bahwa risiko adalah suatu
penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang
diekspektasi. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin besar
deviasi antara outcome yang diterima dengan yang diekspektasikan maka
dapat mengindikasikan semakin besar pula resiko yang ada. Seseorang
investor akan menghadapi risiko investasi berupa suatu kemungkinan
terjadinya perbedaan hasil yang diharapkan dengan hasil yang benarbenar terjadi (Penman, 2007).
Preferensi risiko eksekutif merupakan konsekuensi yang akan
dimiliki eksekutif sebagai akibat tindakan yang diambilnya. Tindakan
eksekutif sebagai penentu keputusan akan mempertimbangkan berbagai
aspek.
35
Eksekutif (pemimpin) yang mempunyai preferensi risk taker
memiliki suatu keberanian lebih dalam menentukan kebijakan meskipun
mengasilkan risiko yang tinggi. Tetapi, risk taker dengan keberaniannya
tersebut juga dituntut untuk menghasilkan cash flow yang tinggi. Hal
seperti itu dilakukan untuk menyeimbangkan risiko yang ditimbulkan
atas keberaniannya dalam mengambil suatu tindakan dan juga
suatukeputusan. Di antara berbagai keputusan eksekutif, terdapat suatu
keputusan yaitu untuk melakukan penghindaran pajak.
Menurut Budiman dan Setiyono (2012) menjelaskan bahwa
preferensi risiko dapat dibedakan menjadi risk taker dan risk averse yaitu
dengan cara mengukur risiko perusahaan yang dipimpinnya. Preferensi
risiko akan berpengaruh dalam pelaksanaan tugas seorang eksekutif.
Berdasarkan suatu teori yaitu teori tindakan beralasan, eksekutif dapat
menentukan keputusan berdasarkan informasi yang ada. Selain itu,
adanya alternatif pilihan serta kendali yang dimiliki eksekutif dalam
proses pengambilan keputusan membuat teori tindakan beralasan
semakin menjelaskan alasan preferensi risiko eksekutif (Hanafi dan
Harto, 2014).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar