Lingkungan kerja dalam organisasi dalam hal ini kantor pertanahan sangat
penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan kerja tidak melaksanakan
proses kegiatan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung
terhadap karyawan dalam mejalankan tugas pokok dari pekerjaan tersebut.
Lingkungan kerja yang baik akan dapat mengakibatkan sesama rekan kerja akan
lebih saling mendukung satu sama lain untuk menyelesaikan pekerjaan yang
dibebankan kepada mereka, sehingga nantinya lingkungan kerja yang kondusif
akan menciptakan kepuasan kerja bagi karyawan dan akan menghasilkan kinerja
yang baik bagi organisasi. Kepuasan kerja karena adanya lingkungan kerja yang
nyaman akan menimbulkan terbentuknya loyalitas kerja.
Berikut ini beberapa faktor yang diuraikan Sedarmayanti (2011) yang
dapat mempengaruhi terbentuknya suatu kondisi lingkungan kerja dikaitkan
dengan kemampuan karyawan, diantaranya adalah:
1. Penerangan / cahaya di tempat kerja
2. Temperatur / suhu udara di tempat kerja
3. Kelembaban di tempat kerja
4. Sirkulasi udara di tempat kerja
5. Kebisingan di tempat kerja
6. Bau tidak sedap di tempat kerja
7. Tata warna di tempat kerja
8. Dekorasi di tempat kerja
9. Musik di tempat kerja
10. Keamanan di tempat kerja Suatu kondisi lingkungan dikatakan baik atau sesuai apabila manusia
dapat melaksanakan kegiatannya secara optimal, sehat, aman dan nyaman
sehingga dapat meningkatkan gairah kerja para karyawan.
Indikator yang
diuraikan A.A Anwar Prabu Mangkunegara (2005), yaitu :
1. Penerangan / cahaya di tempat kerja. Cahaya lampu sangat besar manfaatnya
bagi karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja, karena jika
cahaya lampu yang tidak memadai akan berpengaruh terhadap keterampilan
karyawan yang dalam melaksanakan tugas-tugasnya banyak mengalami
kesalahan yang pada akhirnya pengerjaannya kurang efisien sehingga tujuan
perusahaan sulit untuk dicapai.
2. Temperatur / suhu udara di tempat kerja. Setiap anggota tubuh manusia
mempunyai temperatur yang berbeda. Manusia selalu mempertahankan
tubuhnya dalam keadaan normal, dengan suatu sistem tubuh yang sempurna
sehingga dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di luar
tubuh. Tetapi kemampuan untuk menyesuaikan diri tersebut ada batasnya.
Manusia dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar jika perubahan
temperatur luar tubuh tidak lebih dari 20% untuk kondisi panas dan 35%
untuk kondisi dingin, dari keadaan normal tubuh.
3. Kelembaban di tempat kerja. Kelembaban adalah banyaknya air yang
terkandung dalam udara, biasanya dinyatakan dalam persentase. Kelembaban
ini berhubungan atau dipengaruhi oleh temperatur udara. Jika keadaan dengan
temperatur udara sangat panas dan kelembaban tinggi, akan menimbulkan
pengurangan panas dari tubuh secara besar, karena sistem. Selain itu, semakin
cepatnya denyut jantung diakibatkan aktifnya peredaran darah untuk
32
memenuhi kebutuhan oksigen, dan tubuh manusia akan selalu berusaha untuk
mencapai keseimbangan antara panas tubuh dengan suhu disekitarnya.
4. Sirkulasi udara di tempat kerja. Udara disekitar dikatakan kotor apabila kadar
oksigen dalam udara tersebut telah berkurang dan telah bercampur dengan
gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Oksigen
merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga
kelangsungan hidup, yaitu proses metabolisme. Dengan cukupnya oksigen di
sekitar tempat kerja, maka akan memberikan kesejukan dan kesegaran pada
jasmani, sumber utamanya adalah tanaman di sekitar tempat kerja, karena
tanaman merupakan penghasil oksigen yang dibutuhkan oleh manusia.
Dengan terciptanya rasa sejuk dan segar selama bekerja akan membantu
mempercepat pemulihan tubuh akibat lelah setelah bekerja.
5. Kebisingan di tempat kerja. Kebisingan merupakan suatu bunyi yang tidak
dikehendaki oleh telinga, karena jika dalam jangka panjang bunyi tersebut
dapat mengganggu ketenangan dalam bekerja, merusak pendengaran, dan
menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi. Bahkan menurut penelitian,
kebisingan serius dapat menyebabkan kematian. Kriteria pekerjaan
membutuhkan konsentrasi, maka suara bising hendaknya dihindarkan agar
pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan dengan efisien.
6. Tata warna di tempat kerja. Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan
direncanakan dengan sebaik mungkin, karena pada kenyataannya tata warna
tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal ini dapat dimaklumi
karena pengaruh warna mempunyai pengaruh besar terhadap perasaan.
7. Dekorasi di tempat kerja. Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang
baik, karena dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hiasan ruang kerja saja,
33
akan tetapi berkaitan juga dengan cara mengatur tata letak, tata warna,
perlengkapan, dan lainnya untuk bekerja.
8. Musik di tempat kerja. Menurut para pakar, musik yang nadanya lembut
sesuai dengan suasana, waktu dan tempat dapat membangkitkan dan
merangsang karyawan untuk bekerja. Oleh karena itu, lagu-lagu perlu dipilih
dengan selektif untuk dikumandangkan di tempat kerja.
9. Keamanan di tempat kerja. Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan
kerja tetap dalam keadaan aman, maka perlu diperhatikan adanya keamanan
dalam bekerja. Oleh karena itu faktor keamanan perlu diwujudkkan
keberadaannya. Salah satu upaya untuk menjaga keamanan di tempat kerja
adalah dengan memanfaatkan tenaga Satuan Petugas Keamanann
(SATPAM).
Indikator lingkungan kerja yang efektif dalam perusahaan ada beberapa
faktor yang perlu diperhatikan (Gie dalam Nuraini, 2013):
1. Cahaya. Cahaya penerangan yang cukup memancarkan dengan tepat akan
menambah efisiensi kerja para karyawan/pegawai, karena mereka dapat
bekerja dengan lebih cepat lebih sedikit membuat kesalahan dan matanya tak
lekas menjadi lelah.
2. Warna. Warna merupakan salah satu faktor yang penting untuk memperbesar
efisiensi kerja para karyawan, khususnya warna akan mempengaruhi keadaan
jiwa mereka dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruang dan alatalat lainnya kegembiraan dan ketenangan bekerja para karyawan akan
terpelihara.
3. Udara. Mengenai faktor udara ini, yang sering sekali adalah suhu udara dan
banyaknya uap air pada udara itu.
34
4. Suara. Untuk mengatasi terjadinya kegaduhan, perlu kiranya meletakkan
alat-alat yang memiliki suara yang keras, seperti mesin ketik pesawat telpon,
parkir motor, dan lain-lain, pada ruang khusus, sehingga tidak mengganggu
pekerja lainnya dalam melaksanakan tugasnya.
Dalam penelitian ini indikator lingkungan yang digunakan mengadopsi
sesuai dengan lingkungan kerja yang ada di kantor pertanahan yang meliputi
antara lain:
1. Kondisi pencahayaan di lingkungan kerja
2. Tingkat kebisingan suara di lingkungan kerja
3. Tersedianya sirkulasi udara,
4. Hubungan kerja dengan antar rekan kerja
5. Jaminan rasa aman bagi karyawan serta penilaian karyawan mengenai
kenyamanan bekerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar