Pengertian sensation seeking pertama kali dikemukakan dalam
sensation seeking scale (SSS). Sensation seeking menurut Zuckerman
(dalam Roberti 2003) adalah sebuah sifat yang ditandai oleh kebutuhan
berbagai macam sensasi dan pengalaman-pengalaman yang baru,
kompleks dan luar biasa, serta kesediaan untuk mengambil resiko, baik
secara fisik, hukum, sosial, maupun financial. Sedangkan menurut
Roberti (2003), seorang individu yang melakukan sensation seeking
sering bertujuan untuk mendapatkan kegairahan dan meningkatkan
rangsangan yang optimal dan akan cenderung mencari stimulus baru dan
luar biasa, dan mungkin saja berbahaya bagi orang lain karena akan
menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan maupun rasa
kecemasan.
Sander & Scherer (2009) menyatakan bahwa sensation seeking
didefinisikan sebagai kecenderungan untuk menikmati dan mengejar
kegiataan yang menarik serta memiliki rasa keterbukaan untuk mencoba
pengalaman baru. Sensation seeking menurut Chaplin (dalam Dwiputri,
2016) yaitu mencari pengalaman yang muncul apabila suatu stimulus
merangsang suatu reseptor. Ciri-ciri dari trait sensation seeking adalah
punya keberanian yang ekstrim, toleran terhadap kesulitan atau rasa
sakit dan retan terhadap kebosanan, dan selalu merasa ingin tahu
(Zuckerman dalam Amanta, 2009).
Sensation dapat diartikan sebagai proses merasakan ataupun
menghayati. Sedangkan seeking dalam bahasa inggris berasal dari kata
seek yang berarti mencari. Bila diartikan secara harfiah, sensation
seeking adalah proses merasakan, mencari, ataupun menghayati suatu sensasi yang muncul apabila ada rangsangan yang membangkitkan
reseptor (Aftinayah, 2013).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar