Nomophobia merupakan sebuah istilah dari kata no-mobile-phonephobia. Istilah ini pertama kali dimunculkan oleh penelitian yang
dilakukan oleh UK Post Office pada tahun 2008 yang pada saat itu
meneliti tentang kecemasan penggunaan telepon gengga (SecurEnvoy,
2012). Terkandung dua istilah yang berhubungan dengan nomophobia
yaitu nomophobe dan nomophobic. Nomophobe merupakan istilah
untuk orang yang menderita nomophobia, sedangkan nomophobic
merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan cirri-ciri
karakteristik atau perilaku seseorang yang berhubungan dengan
nomophobia (SecurEnvoy, 2012).
King, Valencia, dan Nardi (2010) menjelaskan nomophobia sebagai
gangguan yang muncul pada abad ke-21 yang merupakan efek
perkembangan dari teknologi yang sangat cepat, mereka mengutarakan
arti dari nomophobia sebagai perasaan yang tidak nyaman dan cemas
ketika tidak melakukan kontak langsung dengan handphone, yang
menyebabkan individu takut jika tidak bisa melakukan kontak dengan
orang lain atau mendapatkan informasi. Begitu pula pendapat dari
Yildirim (2014) yang mengungkapkan bahwa nomophobia (no mobile
phone phobia)) merupakan suatu fobia baru yang muncul di era modern
yang merupakan hasil dari interaksi indvidu dengan gadget masingmasing, ketakutan berlebih jika tidak menggunakan gadget atau tidak
bisa berkomunikasi melalui handphone nya, dan timbulnya perasaan
gelisah atau cemas ketika jauh dengan handphone nya.
Sedangkan menurut Internasional Business Times (2013)
menjelaskan beberapa kondisi dimana individu yang mengalami
nomophobia seperti tidak mendapatkan sinyal, tidak dapat menerima panggilan masuk atau melakukan panggilan keluar, baterai habis , dan
tidak dapat menggunakan email. Sedangkan sebagian besar individu
dengan nomophobic juga mengalami ringxiety (gabungan dari ring dan
anxiety) yang dikenal sebagai phantom vibration syndrome, panthom
ringing, hyphovibrochondria fauxcellarm yang artinya sensasi palsu
ketika handphone berdering atau bergetar (Sharma, Sharma, Sharma, &
Wavare, 2015).
Berdasarkan teori nomophobia yang dijelaskan oleh beberapa ahli
diatas, dapat disimpulkan bahwa kecenderungan nomophobia adalah
suatu kecenderungan fobia dimana individu merasakan cemas dan takut
ketika berada jauh dari handphone, tidak dapat menghubungi orang lain,
tidak mendapatkan sinyal, habis baterai, tidak bisa membuka internet
atau social media, serta mengalami ringxiety. Batasan antara
nomophobia dengan ketergantungan gadget terletak pada perasaan
cemas, gelisah, dan takut berada jauh dari handphone, sedangkan
ketergantungan sendiri merupakan usaha untuk melakukan terusmenerus dalam menggunakan handphone. Penggunaan yang berlebihan
dapat menimbulkan perilaku adiktif dan ketergantungan, dimana kedua
hal tersebut merupakanindikasi dari nomophobia (Pavithra dkk, 2015).
Gadget pada dasarnya diciptakan untuk membuat hidup kita lebih
produktif. Tetapi ketika kita terlena pada segala kemudahan yang
ditawarkan dan menjadi kecanduan gadget (nomophobia), kita akan
menjadi budak dari smartphone kita sendiri. Hal ini berdampak buruk
bagi hubungan kita dengan orang lain, pekerjaan kita, dan hidup kita.
Sudah seharusnya remaja masa kini menghilangkan ketergantungan
yang berlebihan pada smartphone. Hilangkan nomophobia dalam kepala
kita. Jangan sampai nomophobia dapat menjauhkan yang dekat dan
mendekatkan yang jauh orang-orang disekeliling kita. Percayalah, dunia
sedang menunggu dan membutuhkan kontribusi aktif dari kalian, para
remaja. Ketergantungan remaja terhadap mobile phone disebut dengan nomobile phone phobia (nomophobia) yang merupakan ketakutan dan
kecemasan modern akibat dari perkembangan teknologi. Nomophobia
yaitu ketakutan dan kecemasan yang terjadi karena tidak ada kontak
akses terhadap ponselnya (King etc.all.,2014). Nomophobia diartikan
tidak hanya seseorang yang cemas karena tidak membawa ponsel,
namun ketakutan dan kecemasan tersebut dapat terjadi karena berbagai
kondisi, misal tidak ada jangkauan jaringan, kehabisan baterai, tidak ada
jaringan internet, kehabisan kuota, dll.
Merujuk pada orang-orang yang mengalami nomophobia ada dua
istilah sehari-hari yang dapat digunakan yaitu nomophobe dan
nomophobic. Nomophobe merupakan kata benda dan mengacu pada
seseorang yang menderita nomophobia, sedangkan nomophobic adalah
kata sifat yang mengambarkan karakteristik nomophobe atau perilaku
yang berhubungan dengan nomophobia (Yildirim, 2014). Beberapa ahli
mendefinisikan nomophobia diantaranya adalah Yildirim (2014) yang
berpendapat bahwa nomophobia merupakan rasa takut berada diluar
kontak ponsel dan dianggap sebagai fobia modern sebagai efek samping
dari interaksi antara manusia, teknologi informasi dan komunikasi
khususnya gadget (Yildirim, 2014). Nomophobia secara harafiah adalah
“no mobile phone” yang merupakan ketakutan berada jauh dari gadget.
Jika seseorang berada dalam suatu area yang tidak ada jaringan,
kekurangan saldo atau bahkan lebih buruknya kehabisan baterai, orang
tersebut akan merasa cemas, yang memberikan efek merugikan
sehingga memengaruhi tingkat konsentrasi seseorang. Penggunaan
gadget yang terus-menerus dapat menyebabkan perubahan dari gadget
yang hanya sekedar simbol menjadi sebuah kebutuhan dimana gadget
menyediakan berbagai fitur seperti diari pribadi, email, kalkulator, video
game player, kamera, dan pemutar musik (Yildirim 2014). King (2013)
menjelaskan bahwa nomophobia bukan hanya mencakup ponsel tapi
juga komputer, dalam penelitiannya nomophobia didefinisikan sebagai ketakutan dunia modern yang digunakan untuk menguraikan
ketidaknyamanan atau kecemasan yang diakibatkan oleh tidak
tersedianya gadget, komputer atau perangkat komunikasi maya lainnya.
Remaja mungkin tidak menyadari bahwa kebiasaan menggunakan
smartphone telah membuat jarak antara remaja dengan lingkungan
sekitarnya. Remaja jadi canggung ketika berbincang dengan orang lain,
yang akhirnya berdampak pada rasa apatis dan tidak mau tahu. Agar ini
tidak berlanjut, maka tidak ada cara lain selain meletakan gadget kita
di dalam laci dan menceburkan diri dalam pergaulan. Perbanyak
aktivitas yang melibatkan diri untuk berinteraksi dengan orang lain
sehingga kita akan menggunakan smartphone ketika ada hal yang
penting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar