Sabtu, 24 Oktober 2020

Subyektifitas Pengembalian Investasi (skripsi dan tesis)

Setiap investor mempertimbangkan investasi sebagai kombinasi dalam portfolio yang menawarkan ekspektasi pengembalian investasi yang lebih tinggi pada tingkat risiko yang diinginkan (Markowitz, 1952). Kombinasi investasi dalam portfolio mensyaratkan investor memikirkan diversifikasi dan mempertimbangkan tiga karakteristik penting dari tiap investasi, yaitu parameter pengembalian investsi yang diperkirakan dan serta tingkat risiko, pengujian risiko dan pengembalian investasi, dan korelasi antar pengembalian 7 investasi dari tiap investasi. Hal ini menunjukkan individu membuat keputusan rasional untuk memaksimalkan kesejahteraan dalam ketidakpastian (Nofsinger, 2005). Pengembalian investasi merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Hartono, 2008). Pengembalian investasi dapat berupa pengembalian investasi realisasi yang sudah terjadi, atau pengembalian investasi ekspektasi yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Dibawah asumsi pasar modal efisien bebas dari borrowing dan lending, subyektifitas pengembalian investasi diukur sama dengan tingkat bunga pasar setelah pajak. Hal ini terjadi karena ketidaksesuaian antara tingkat bunga pinjaman dengan simpanan yang menyebabkan kesempatan yang berubah-ubah bagi konsumen. Pertimbangan pokok investor adalah bagaimana mengelola penghasilan serta membelanjakannya (Wahlund dan Gunnarsson dalam Altman, 2006). Ketidakseimbangan tersebut akan membawa perilaku investor untuk menabung, investasi, ataupun meminjam uang guna memperoleh manfaat yang optimal atas penghasilan. Sikap investor yang menahan konsumsi saat ini mengharapkan menerima pengembalian investasi yang lebih besar di masa datang. Sebaliknya, investor yang melakukan konsumsi atau investasi melebihi penghasilan sekarang harus mengembalikannya di masa datang dengan jumlah uang yang lebih besar. Bila pembayaran dimasa datang tidak menentu, investor akan mensyaratkan pengembalian investasi yang lebih besar dari discounted interest rate ditambah tingkat inflasi saat itu. Subyektifitas mengarah pada pandangan individu yang melibatkan pengetahuan sebelumnya dalam memperoleh dan menginterpretasikan stimulus melalui pancaindra. Subyektifitas berkaitan dengan investasi saham merupakan keinginan individu berdasarkan analisis yang sahih memperoleh pengembalian investasi yang optimal baik yang berasal dari capital gain, deviden, atau keduanya (Nofsinger, 2005). Sehingga, subyektifitas pengembalian investasi merupakan harapan individu untuk memperoleh pengembalian investasi pada setiap investasi. Harapan tersebut diperoleh dari keputusan investasi yang dibuat investor atau hasil rekomendasi dan nasehat analis keuangan dalam suatu pemilihan saham berdasarkan preferensi investor (Snelbecker, dkk., 1990) untuk memaksimalkan utilitasnya (Scott, 2009). Karena bersifat rasional, maka setiap pengambilan keputusan investasi melakukan pemilihan dari berbagai alternatif, pertimbangan preferensi pengembalian investasi, dan melakukan pengambilan keputusan untuk maksimalisasi utilitas. Subyektif pengembalian investasi yang diinginkan investor dapat dicapai pada perbedaan kapasitas pemahaman dan gaya pengambilan keputusan investasi. 

Tidak ada komentar: