Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang
memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses
komunikasi inilah yang membuat komunikasi berjalan dengan baik dengan
berbagai tujuannya. Dengan adanya proses komunikasi, berarti ada suatu
alat yang digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam pengungkapan
komunikasi tersebut.
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi,
Teori dan Praktek, Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni
proses komunikasi secara primer dan secara sekunder. Seperti yang di
kutip dibawah ini:
1. Proses Komunikasi Primer
“Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada
orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai
media. Lambang sebagai media primer dalam proses
komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan
lain sebagainya yang secara langsung mampu
“menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator
kepada komunikan.” (Effendy, 2003: 11).
Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa,”Bahasa
digambarkan paling banyak dipergunakan dalam proses
komunikasi karena dengan jelas bahwa bahasa mampu
menerjemahkan pikiran seseorang untuk dapat dimengerti dan
dipahami oleh orang lain secara terbuka.” (Effendy, 2003: 11).
Komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna
dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain,
komunikasi adalah proses membuat pesan. Effendy mengatakan
bahwa, “Komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan
oleh komunikator cocok dengan kerangka acuan (frame of
reference), yakni paduan pengalaman dan pengertian (collection of
experiences and meanings) yang pernah diperoleh oleh
komunikan.” (Effendy, 2003:13).
Kemudian Wilbur Schramm menambahkan, sebagaimana
yang dikutip oleh Onong Uchjana Effendy bahwa, “Bidang
pengalaman (field of experience) merupakan faktor yang penting
16
dalam komunikasi.” (Effendy, 2003:13). Pernyataan ini
mengandung pengertian, jika bidang pengalaman komunikator
sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka komunikasi
akan berlangsung lancar.
2. Proses Komunikasi Sekunder
“Proses komunikasi secara sekunder adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua
setelah memakai lambang sebagai media pertama.”
(Effendy, 2003:16).
Proses komunikasi sekunder merupakan sambungan dari
komunikasi primer untuk menembus dimensi ruang dan waktu.
Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam
melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya
berada ditempat yang relatif jauh atau dengan jumlah yang banyak.
Surat, telepon, surat komunikasi Antarbudaya, majalah, radio,
televisi, film, internet, dan lain-lain adalah media kedua yang
sering digunakan dalam komunikasi.
Media kedua ini memudahkan proses komunikasi yang
disampaikan dengan meminimalisir berbagai keterbatasan manusia
mengenai jarak, ruang, dan waktu. Maka, dalam menata lambanglambang untuk memformulasikan isi pesan komunikasi,
komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat media
yang akan digunakan. Penentuan media yang akan dipergunakan perlu didasari
pertimbangan mengenai siapa komunikan yang akan dituju.
Menurut Effendy pada proses komunikasi secara sekunder,
media yang dipergunakan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Media Massa (Mass Media), yakni tertuju kepada sejumlah
orang yang relative amat banyak. Seperti seperti surat
komunikasi Antarbudayaar, radio, televisi, film.
2. Media Non Massa, yakni tertuju kepada satu orang atau
sejumlah orang yang relatif sedikit.Seperti telepon, surat,
telegram, spanduk, papan pengumuman. (Effendy,
2003:23).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan proses komunikasi
secara sekunder dibagi dua yaitu Media Massa dan Media Non
Massa. Proses serta tujuan dari ke dua media ini dapat di sesuaikan
dengan kebutuhan serta jumlah orang yang melakukan proses
komunikasi lewat media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar