Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan
keharusan untuk menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai
bukti bahwa manusia dalam memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak
dapat melakukannya sendiri melainkan memerlukan bantuan dari orang lain.Ada
ikatan saling ketergantungan diantara satu orang dengan yang lainnya. Artinya
bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling
mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja
sama, saling menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup
bermasyarakat.
Menurut Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim
(2001), perilaku sosial seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang
dinyatakan dengan hubungan timbal balik antar pribadi. Perilaku sosial juga
identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam
Rusli Ibrahim, 2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap
keyakinan, kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain. Perilaku sosial
seseorang merupakan sifat relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara
yang berbeda-beda. Misalnya dalam melakukan kerja sama, ada orang yang
melakukannya dengan tekun, sabar dan selalu mementingkan kepentingan
bersama diatas kepentingan pribadinya. Sementara di pihak lain, ada orang yang
bermalas-malasan, tidak sabaran dan hanya ingin mencari untung sendiri.
Sesungguhnya yang menjadi dasar dari uraian di atas adalah bahwa pada
hakikatnya manusia adalah makhluk sosial (W.A. Gerungan, 1978:28).
Sejak dilahirkan manusia membutuhkan pergaulan dengan orang lain untuk memuhi
kebutuhan biologisnya. Pada perkembangan menuju kedewasaan, interaksi social
diantara manusia dapat merealisasikan kehidupannya secara individual. Hal ini
dikarenakan jika tidak ada timbal balik dari interaksi sosial maka manusia tidak
dapat merealisasikan potensi-potensinya sebagai sosok individu yang utuh
sebagai hasil interaksi sosial. Potensi-potensi itu pada awalnya dapat diketahui
dari perilaku kesehariannya. Pada saat bersosialisasi maka yang ditunjukkannya
adalah perilaku sosial.
Pembentukan perilaku sosial seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor
baik yang bersifat internal maupun yang bersifat eksternal. Pada aspek eksternal
situasi sosial memegang pernana yang cukup penting. Situasi sosial diartikan
sebagai tiap-tiap situasi di mana terdapat saling hubungan antara manusia yang
satu dengan yang lain (W.A. Gerungan,1978:77). Dengan kata lain setiap situasi
yang menyebabkan terjadinya interaksi social dapatlah dikatakan sebagai situasi
sosial. Contoh situasi sosial misalnya di lingkungan pasar, pada saat rapat, atau
dalam lingkungan pembelajaran pendidikan jasmani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar