Konsep flow pertama kali dikemukakan oleh Csikszenmihalyi. Menurut
pendapat Moneta dan Csikszentmihalyi (dalam Csikszentmihalyi 1990) mereka
mendefinisikan Flow sebagai sebuah kondisi psikologis ketika seseorang merasa
dalam situasi kognitif yang efisien, termotivasi dan merasa senang. Situasi ini
merujuk kepada perasaan yang sangat menyenangkan ketika seseorang sedang
melakukan aktifitas yang memerlukan keterlibatan, konsentrasi dan kesenangan
secara total selama melakukan aktifitas tersebut. Fokus akan apa yang dikerjakan
dalam hal lain juga disebut sebagai salah satu bagian dari flow (Arif, 2013). Saat
mengalami flow terkadang individu tersebut akan merasa bahwa waktu cepat berlalu
saat mengerjakan suatu pekerjaan. Hal ini disebabkan adanya perasaan nyaman,
konsentrasi secara penuh terhadap suatu pekerjaan.
Flow adalah suatu momen sukacita yang besar, suatu kenikmatan luar biasa,
saat seseorang bergumul dengan persoalan yang sulit dalam bidangnya masingmasing, yang menuntutnya mengerahkan segala keterampilan, daya upaya dan
sumber daya yang mereka miliki sampai ke batas-batasnya atau bahkan
melampauinya (Setiadi, 2016).
Daniel Goleman (2015) berpendapat bahwa flow adalah keadaan
ketika seorang sepenuhnya terserap ke dalam apa yang dikerjakannya,
perhatiannya hanya terfokus ke pekerjaan yang dilakukan. Mampu
mencapai keadaan flow merupakan puncak kecerdasan emosional yang
dapat menumbuhkan perasaan senang dan bahagia. Dalam keadaan flow,
emosi tidak hanya ditampung dan disalurkan, tetapi juga bersifat
mendukung, memberi tenaga, selaras dengan tugas yang dihadapi.
Flow adalah kondisi internal dalam bentuk kesenangan yang melibatkan
pengalaman positif seseorang sehingga orang tersebut dapat mengendalikan dirinya
untuk tetap focus pada saat mengerjakan sesuatu (Lee, dalam Santoso, 2014).
Keadaan flow meliputi gairah dan minat yang cukup intens untuk mengerjakan suatu
tugas, mengarah kepada pengalaman yang menyenangkan, seseorang sadar dan aktif
menggunakan semua kemampuannya untuk memenuhi tugas tersebut. Keseimbangan
yang terjadi antara keterampilan individu dan tantangan tugas sering dilihat sebagai
prasyarat suatu keadaan flow. Keyakinan kemampuan individu dalam mengerjakan
suatu tugas atau aktivitas juga berperan penting untuk menentukan terjadinya kondisi
flow (Csikszentmihalyi, 1990).
Area flow sangatlah luas, bukan hanya terdapat pada lingkungan
kerja/organisasi, namun konsep ini juga dapat digunakan pada lingkungan pendidikan
dan kehidupan sehari-hari. Flow menggambarkan pengalaman subjektif ketika
keterampilan dan kesuksesan dalam kegiatan terlihat mudah, walaupun banyak energy fisik dan mental yang digunakan (Husna & Dewi, 2014). Pengertian lain
tentang flow (Ghani & Dhespande, dalam Ignatius, 2013) adalah konsentrasi yang
menyeluruh saat menjalani kegiatan dan munculnya kenikmatan ketika menjalaninya.
Konsep flow sebenarnya termasuk dalam bagian yang penting ketika proses belajar
terjadi, karena kondisi flow membantu siswa untuk focus dan dengan perasaan
nyaman melakukan seluruh aktivitas akademik. Flow di bidang akademik dibutuhkan
oleh setiap siswa karena dapat memberikan hasil yang positif berupa mengurangi
stress akademik dan meningkatkan well-being (Rupayana dalam Santoso, 2014).
Ahli psikologi Howard Gardner (dalam Daniel Goleman, 2015) berpendapat
bahwa flow dan keadaan-keadaan positif yang mencirikannya sebagai salah satu cara
paling sehat untuk mengajar anak-anak, memotivasi mereka dari dalam, dan membuat
mereka tertarik mempelajari bidang-bidang di mana mereka dapat mengembangkan
keahliannya. Secara umum model flow menyiratkan bahwa mencapai penguasaan
keterampilan atau ilmu idealnya harus berlangsung secara alami, sewaktu anak
tertarik pada bidang yang secara spontan mengasyikannya. Rasa ketertarikan awal ini
dapat merupakan benih bagi pencapaian tingkat tinggi.
Pengertian flow akademik (Ignatius, 2013) adalah kondisi saat individu dapat
berkonsentrasi, fokus, munculnya rasa nyaman, motivasi yang berasal dari
dirinya sendiri serta menikmati ketika melakukan kegiatan akademik
(belajar dan mengerjakan tugas). Individu yang mengalami flow biasanya
terlibat secara intens dalam kegiatan yang ia lakukan sehingga mereka cenderung tidak sadar dengan waktu atau tempat (Schunk, dkk, 2008,
dalam Husna & Dewi, 2014).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulan bahwa yang
dimaksud dengan flow akademik adalah kondisi dimana individu merasakan nyaman,
termotivasi, dapat fokus atau berkonsentrasi terhadap sesuatu yang ia kerjakan, serta
merasa senang dan menikmati aktivitas akademik yang sedang ia jalani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar