Pelayanan kefarmasian pada saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke
pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Kegiatan pelayanan
kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi
menjadi pelayanan yang komprehensif yang bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup dari pasien (Menkes, RI., 2004).
Pada penelitian Purwastuti, digolongkan pelayanan farmasi sebagai salah
satu pelayanan penunjang medik terapeutik bersama-sama dengan kegiatan lain
seperti ruang operasi, instalasi gawat darurat, dan rehabilitasi medik. Pada saat ini,
pasien menghadapi beraneka ragam pilihan pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan farmasi. Mereka mempunyai posisi yang cukup kuat sehingga dalam
memilih pelayanan tidak hanya mempertimbangkan aspek produk pelayanan saja,
tetapi juga aspek proses dan jalinan relasinya (Purwastuti, 2005).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar