Menurut Carroll et al. (2009), terdapat empat
faktor yang mempengaruhi remaja melakukan
tindakan beresiko. Faktor tersebut adalah
faktor individu, keluarga, peer group, dan
faktor komunitas. Pelaku bullying, bila
dikaitkan dengan teori tersebut, bisa
dipengaruhi oleh lemahnya keterampilan sosial
bully karena rasa simpati dan empati yang
rendah dan memiliki tabiat yang menindas.
Keluarga juga dapat menjadi faktor
seorang remaja menjadi bully. Misalnya,
buruknya hubungan anak dengan orang tua.
Remaja bisa jadi kehilangan perhatian di
rumah sehingga dia mencari perhatian di
sekolah dengan menunjukkan kekuasaannya
terhadap seseorang yang dianggap lebih
lemah dari pada dirinya. Selain itu, kekerasan
yang dilakukan di rumah terhadap anak bisa
jadi salah satu alasan mengapa seseorang
menjadi bully. Pelaku bullying melakukan
penindasan sebagai pelarian di lingkungan
rumah yang selalu menindasnya dan membuat
dia tidak berdaya.
Faktor lain yang merupakan faktor
dominan yang merubah seseorang menjadi
bully adalah kelompok bermain remaja. Faktor
ini merupakan faktor yang muncul dan diadpsi
ketika seorang individu tumbuh dan menjadi
seorang remaja. Ketika remaja tidak memiliki
pedoman dalam memilih kelompok bermain,
remaja bisa jadi masuk ke dalam
kelompokbermain yang mengarah pada
kegiatan-kegiatan kenakalan remaja. Remaja
merupakan individu dengan fase
perkembangan psikologis di mana ia sangat
membutuhkan pengakuan eksistensi diri.
Kelompok bermain remaja yang menyimpang
bisa jadi mencari pengakuan eksistensi diri dari
menindas orang yang dirasa lebih lemah agar
dia memiliki pengakuan dari lingkungannya
bahwa ia memiliki keberanian dan kekuasaan.
Lingkungan komunitas juga bisa menjadi
faktor pemicu seseorang melakukan bullying. Misalnya keberadaan suatu kelompok
minoritas di dalam komunitasnya. Hal ini
umumnya bisa memicu terjadinya bullying
verbal berupa labelling pada suatu individu
atau kelompokminoritas tertentu.
Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan oleh
kita sebagai pekerja sosial dengan remaja yang
berperan sebagai konselor bagi remaja pelaku
bullying (Lee, 2010).
Bicaralah dengan bully dan cobalah cari
tahu mengapa mereka merasa perlu
berperilaku seperti itu. Cari tahu apa yang
mengganggu mereka atau apa yang
memicu tingkah laku tersebut
Pastikan remaja bully mengerti bahwa
perilaku merekalah yang tidak disukai,
bukan mereka
Yakinkan bully bahwa Anda bersedia
membantu mereka dan Anda akan bekerja
dengan mereka untuk menemukan cara
untuk mengubah perilaku mereka yang
tidak dapat diterima
Bantu bully untuk menebus kesalahan
pada korbannya. Jelaskan bagaimana cara
meminta maaf karena telah membuat
orang lain menderita dan bantu bully untuk
menjelaskan alasan perbuatannya.
Berikan bully banyak pujian serta
dukungan dan pastikan Anda mengatakan
pada bully ketika mereka berperilaku baik
dan berhasil mengatur emosi dan
perasaannya.
Bersiap untuk mengkonfrontasi bully
ketika mereka mulai membuat alasan atas
perbuatannya seperti ‘itu cuma bercanda’
atau ‘dia yang salah’. Jelaskan bahwa
lelucon tidak menyebabkan kesulitan dan
ancaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar