Rabu, 28 Oktober 2020

Pelaku Bullying dalam Remaja (skripsi dan tesis)

 
Menurut Carroll et al. (2009), terdapat empat faktor yang mempengaruhi remaja melakukan tindakan beresiko. Faktor tersebut adalah faktor individu, keluarga, peer group, dan faktor komunitas. Pelaku bullying, bila dikaitkan dengan teori tersebut, bisa dipengaruhi oleh lemahnya keterampilan sosial bully karena rasa simpati dan empati yang rendah dan memiliki tabiat yang menindas. Keluarga juga dapat menjadi faktor seorang remaja menjadi bully. Misalnya, buruknya hubungan anak dengan orang tua. Remaja bisa jadi kehilangan perhatian di rumah sehingga dia mencari perhatian di sekolah dengan menunjukkan kekuasaannya terhadap seseorang yang dianggap lebih lemah dari pada dirinya. Selain itu, kekerasan yang dilakukan di rumah terhadap anak bisa jadi salah satu alasan mengapa seseorang menjadi bully. Pelaku bullying melakukan penindasan sebagai pelarian di lingkungan rumah yang selalu menindasnya dan membuat dia tidak berdaya. Faktor lain yang merupakan faktor dominan yang merubah seseorang menjadi bully adalah kelompok bermain remaja. Faktor ini merupakan faktor yang muncul dan diadpsi ketika seorang individu tumbuh dan menjadi seorang remaja. Ketika remaja tidak memiliki pedoman dalam memilih kelompok bermain, remaja bisa jadi masuk ke dalam kelompokbermain yang mengarah pada kegiatan-kegiatan kenakalan remaja. Remaja merupakan individu dengan fase perkembangan psikologis di mana ia sangat membutuhkan pengakuan eksistensi diri. Kelompok bermain remaja yang menyimpang bisa jadi mencari pengakuan eksistensi diri dari menindas orang yang dirasa lebih lemah agar dia memiliki pengakuan dari lingkungannya bahwa ia memiliki keberanian dan kekuasaan. Lingkungan komunitas juga bisa menjadi faktor pemicu seseorang melakukan bullying. Misalnya keberadaan suatu kelompok minoritas di dalam komunitasnya. Hal ini umumnya bisa memicu terjadinya bullying verbal berupa labelling pada suatu individu atau kelompokminoritas tertentu. Berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan oleh kita sebagai pekerja sosial dengan remaja yang berperan sebagai konselor bagi remaja pelaku bullying (Lee, 2010).  Bicaralah dengan bully dan cobalah cari tahu mengapa mereka merasa perlu berperilaku seperti itu. Cari tahu apa yang mengganggu mereka atau apa yang memicu tingkah laku tersebut  Pastikan remaja bully mengerti bahwa perilaku merekalah yang tidak disukai, bukan mereka  Yakinkan bully bahwa Anda bersedia membantu mereka dan Anda akan bekerja dengan mereka untuk menemukan cara untuk mengubah perilaku mereka yang tidak dapat diterima  Bantu bully untuk menebus kesalahan pada korbannya. Jelaskan bagaimana cara meminta maaf karena telah membuat orang lain menderita dan bantu bully untuk menjelaskan alasan perbuatannya.  Berikan bully banyak pujian serta dukungan dan pastikan Anda mengatakan pada bully ketika mereka berperilaku baik dan berhasil mengatur emosi dan perasaannya.  Bersiap untuk mengkonfrontasi bully ketika mereka mulai membuat alasan atas perbuatannya seperti ‘itu cuma bercanda’ atau ‘dia yang salah’. Jelaskan bahwa lelucon tidak menyebabkan kesulitan dan ancaman.

Tidak ada komentar: