Sabtu, 24 Oktober 2020

Narsisme (skripsi dan tesis)

 Chatterjee dan Hambrick (2006) mengatakan bahwa narsisme merupakan suatu hal yang dikaitkan secara positif dengan harga diri (self-esteem) (Emmons, 1984; Morf dan Rhodewalt, 1993), peningkatan bias diri (biased selfenhancement) (John and Robins, 1994), intensitas afektif (mood swings) (Emmons, 1987) dan penggunaan kata ganti personal saat berbicara (Raskin and Shaw, 1988). Sebagai suatu karakteristik kepribadian, narsisme memiliki dua elemen penting yaitu kognitif dan motivasi (Chatterjee dan Hambrick 2006). Pada sisi kognitif, narsisme memerlukan adanya kepercayaan atas kualitas unggul individu yang dimiliki. Pelaku narsis cenderung melakukan penilaian yang tinggi atas dirinya sendiri, baik kecerdasan, kreativitas, kompetensi dan kemampuan dalam memimpin (John dan Robins, 1994; Farwell dan WohlwendLloyd, 1998;. Hakim, et al , in press dalam Chatterjee dan Hambrick, 2006). Oleh karena itu, pelaku narsis sangat yakin dan percaya diri atas kemampuan yang mereka miliki dalam domain tugas (Campbell, et al., 2004). 
Dari sisi motivasi, narsisme memiliki kebutuhan yang kuat atas ketegasan orang lain terhadap keunggulan yang dimiliki. Hal ini diperoleh baik dalam bentuk penguatan, tepuk tangan, dan sanjungan (Wallace, 2002 dalam Chatterjee dan Hambrick, 2006). Chatterjee dan Hambrick (2006) menyimpulkan bahwa narsisme merupakan suatu hal yang menuntun seseorang dalam mengasumsikan posisi kekuasaan (power) dan pengaruhnya (Kernberg, 1975). Selain itu, narsisme yang berkaitan erat dengan harga diri, membantu seseorang dalam kemajuan profesionalnya (Raskin, et al, 1991). Oleh karena itu, dengan adanya narsisme, 29 seseorang berusaha menciptakan image yang positif, yang juga akan menimbulkan optimisme dan keyakinan yang kuat atas hasil yang diperoleh nantinya. Dalam konteks narsisme di atas, dapat dirumuskan bahwa narrative text terhadap pelaporan keuangan dapat didesain sedemikian rupa sehingga mengarah pada narsisme. Narsisme ini dibuat dan dilakukan oleh manajemen melalui argumen, data dan angka tertentu. Hal ini diharapkan mampu meyakinkan stakeholders bahwa aktivas perusahaan yang telah dijalankan dan dikelola dengan benar dapat mengarah pada kepercayaan diri dalam laporan keuangan, sehingga manajer dipandang berhasil dalam menjalankan tugasnya dengan baik. Cara yang dilakukan manajer dalam melakukan narsisme pada pelaporan keuangan adalah melalui struktur dan penulisan kalimat (semiotik). 

Tidak ada komentar: