Bullying juga terjadi dalam beberapa bentuk
tindakan. Menurut Coloroso (2007), bullying
dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Bullying Fisik
Penindasan fisik merupakan jenis
bullying yang paling tampak dan paling
dapat diidentifikasi diantara bentuk-bentuk
penindasan lainnya, namun kejadian
penindasan fisik terhitung kurang dari
sepertiga insiden penindasan yang
dilaporkan oleh siswa.
Jenis penindasan secara fisik di
antaranya adalah memukul, mencekik,
menyikut, meninju, menendang,
menggigit, memiting, mencakar, serta
meludahi anak yang ditindas hingga ke
posisi yang menyakitkan, serta merusak
dan menghancurkan pakaian serta barangbarang milik anak yang tertindas. Semakin
kuat dan semakin dewasa sang penindas,
semakin berbahaya jenis serangan ini,
bahkan walaupun tidak dimaksudkan
untuk mencederai secara serius.
b. Bullying Verbal
Kekerasan verbal adalah bentuk
penindasan yang paling umum digunakan,
baik oleh anak perempuan maupun anak
laki-laki. Kekerasan verbal mudah
dilakukan dan dapat dibisikkan dihadapan
orang dewasa serta teman sebaya, tanpa
terdeteksi. Penindasan verbal dapat
diteriakkan di taman bermain bercampur
dengan hingar binger yang terdengar oleh
pengawas, diabaikan karena hanya
dianggap sebagai dialog yang bodoh dan
tidak simpatik di antara teman sebaya.
Penindasan verbal dapat berupa
julukan nama, celaan, fitnah, kritik kejam,
penghinaan, dan pernyataan-pernyataan
bernuansa ajakan seksual atau pelecehan
seksual. Selain itu, penindasan verbal
dapat berupa perampasan uang jajan atau
barang-barang, telepon yang kasar, e-mail
yang mengintimidasi, surat-surat kaleng
yang berisi ancaman kekerasan, tuduhantuduhan yang tidak benar, kasak-kusuk
yang keji, serta gosip.
c. Bullying Relasional
Jenis ini paling sulit dideteksi dari luar.
Penindasan relasionaladalah pelemahan
harga diri si korban penindasan secara
sistematis melalui pengabaian, pengucilan,
pengecualian, atau penghindaran.
Penghindaran, suatu tindakan
penyingkiran, adalah alat penindasan yang
terkuat. Anak yang digunjingkan mungkin
akan tidak mendengar gosip itu, namun
tetap akan mengalami efeknya.
Penindasan relasional dapat digunakan
untuk mengasingkan atau menolak
seorang teman atau secara sengaja
ditujukan untuk merusak persahabatan.
Perilaku ini dapat mencakup sikap-sikap
tersembunyi seperti pandangan yang
agresif, lirikan mata, helaan napas, bahu yang bergidik, cibiran, tawa mengejek, dan
bahasa tubuh yang kasar.
d. Cyber bullying
Ini adalah bentuk bullying yang
terbaru karena semakin berkembangnya
teknologi, internet dan media sosial. Pada
intinya adalah korban terus menerus
mendapatkan pesan negative dari pelaku
bullying baik dari sms, pesan di internet
dan media sosial lainnya.
Bentuknya berupa:
1. Mengirim pesan yang menyakitkan
atau menggunakan gambar
2. Meninggalkan pesan voicemail yang
kejam
3. Menelepon terus menerus tanpa henti
namun tidak mengatakan apa-apa
(silent calls)
4. Membuat website yang memalukan
bagi si korban
5. Si korban dihindarkan atau dijauhi
dari chat room dan lainnya
6. “Happy slapping” – yaitu video yang
berisi dimana si korban dipermalukan
atau di-bully lalu disebarluaskan
Sedangkan Riauskina, dkk (2005,
dalam Ariesto, 2009) mengelompokkan
perilaku bullying ke dalam 5 kategori,
yaitu:
a) Kontak fisik langsung (memukul,
mendorong, menggigit, menjambak,
menendang, mengunci, seseorang
dalam ruangan, mencubit, mencakar,
juga termasuk memeras dan merusak
barang-barang yang dimiliki orang
lain);
b) Kontak verbal langsung (mengancam,
mempermalukan, merendahkan (putdown), mengganggu, member
panggilan nama (name-calling),
sarkasme, mencela/mengejek,
memaki, menyebarkan gosip);
c) Perilaku non verbal langsung (melihat
dengan sinis, menjulurkan lidah,
menampilkan ekspresi muka yang
merendahkan, mengejek, atau
mengancam, biasanya disertai oleh
bullying fisik atau verbal) ;
d) Perilaku non verbal tidak langsung
(mendiamkan
seseorang, memanipulasi
persahabatan sehingga retak, sengaja
mengucilkan atau mengabaikan,
mengirimkan surat kaleng);
e) Pelecehan seksual (kadang-kadang
dikategorikan perilaku agresi fisik atau
verbal).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar