Rabu, 28 Oktober 2020

Hubungan antara Kontrol Diri dengan Perundungan (skripsi dan tesis)

 Perundungan merupakan perilaku yang dilakukan dengan cara di sengaja untuk memberi perasaan yang tidak nyaman pada seseorang. Seperti Mencaci, merendahkan, mencela, memberikan julukan, menendang mendorong memukul meminta uang (merampas, pemerasan), dan menolak untuk berteman merupakan bentuk yang nyata dalam perilaku perundungan. Adapun perilaku yang lebih sering terjadi di kalangan remaja adalah memojokan siswa baru atau adik kelas. Perilaku tersebut sangat sering disamarkan dengan alasan mereka hanya untuk mengajari adik kelas tentang perilaku sopan santun yang ada di sekolah (Yuli & Welhendri 2017). Pelaku perundungan biasanya secara berlebihan sering bersikap agresif, destruktif 28 dan memiliki dominasi mereka yang lebih atas anak-anak yang lain (Carney & Merrell, 2001; NSSC, 1995, dalam Smokowski & Kopasz, 2005). Mereka juga cenderung mudah tersinggung, meledak-ledak, dan memiliki toleransi yang rendah terhadap frustasi (Olweus, 1993, dalam Smokowski & Kopasz, 2005). 
Menurut Marsita dan Minauli (2014) salah satu penyebab siswa yang melakukan perundungan yaitu karena rendahnya kontrol diri pada siswa. Individu dengan kontrol diri yang rendah memiliki kecenderungan menjadi impulsif, senang melakukan perbuatan yang berisiko, dan berpikiran sempit. Kontrol diri merupakan pengendalian tingkah laku dimana seseorang melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk bertindak sesuatu. Semakin tinggi kontrol diri yang dimiliki seseorang, maka akan semakin intens pula orang tersebut mengadakan pengendalian terhadap tingkah laku. Sedangkan menurut Sarafino (2012) kontrol diri adalah kemampuan untuk menahan diri dari emosi yang kita miliki, impuls, dan keinginan. Gottfredson dan Hirsch (dalam Gibson, 2010) yang menyatakan bahwa kontrol diri yang rendah meningkatkan kemungkinan pada hampir semua jenis tindakan kejahatan dan penyimpangan yang membawa kesenangan, kepuasan, dan pemenuhan dalam jangka pendek. Seperti kenakalan remaja, tindakan kriminal, dan penyimpangan umum sepanjang kehidupan. Kontrol diri yang rendah seringkali dikaitkan dengan berbagai 29 tindakan menyimpang, seperti perilaku delikuen (Permono, 2014), bahkan tindak kriminal. Kontrol diri adalah hal yang bersifat internal, artinya masing-masing individu memiliki kemampuan kontrol diri yang tidak sama, dengan adanya kontrol diri remaja dapat mengatur perilakunya secara positif dan mempertimbangkan konsekuensi yang dihadapi sehingga menghindari perbuatan yang menyimpang seperti tidak melakukan tindakan kekerasan terhadap teman-teman sekolahnya. Menurut Denson (2012) ketika dorongan untuk berbuat menyimpang maupun agresi sedang mencapai puncaknya, kontrol diri dapat membantu seseorang menurunkan perilaku negatif seperti perundungan dengan mempertimbangkan aspek aturan dan norma sosial yang berlaku. 
Menurut Tangney dkk (2004) terdapat 5 aspek kontrol diri yaitu disiplin diri, kesengajaan, kebiasaan baik, etika kerja, dan kepercayaan. Aspek-aspek yang ada dalam kontrol diri menunjukkan bahwa tiap-tiap individu yang memiliki kontrol diri akan membuat remaja cenderung menunjukkan sifat disiplin diri, selalu berusaha untuk berhati-hati, memiliki kebiasaan yang baik, memiliki etika dalam bekerja, dan konsisten. Untuk mencegah maupun mengurangi timbulnya perilaku perundungan di sekolah salah satunya diperlukan adanya kemampuan dalam mengontrol dirinya saat bergaul dan berinteraksi di lingkungan sekolahnya. Sejalan dengan pemaparan di atas, remaja yang memiliki kontrol diri yang baik akan cenderung melakukan perimbangan-pertimbangan terlebih 30 dahulu sebelum bertindak. Mereka akan memikirkan dampak dari perbuatannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Sehingga remaja dengan kontrol diri yang baik akan memilih untuk tidak terlibat dalam berbagai perilaku negatif seperti perundungan. 
Beberapa penelitian mencoba mengkaitkan antara kontrol diri dan perilaku perundungan. Chui dan Chan (2013) melakukan penelitian terhadap 365 siswa di Macau yang berusia antara 10 dan 17 tahun. Dari penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa perundungan berhubungan negatif dengan tingkat kontrol diri siswa. Penelitian terbaru dari Moon dan Alarid (2015) dengan partisipan 300 orang pemuda, mendapatkan hasil bahwa pemuda dengan kontrol diri yang rendah kemungkinan besar akan terlibat perundungan fisik dan psikologis. Kontrol diri yang positif akan menjembatani dari berbagai dorongan-dorongan dan tingkah laku negatif, termasuk perundungan. Dengan demikian, kontrol diri dimungkinkan menjadi salah satu penyebab timbulnya perundungan di sekolah. Remaja memiliki kontrol diri yang baik cenderung tidak melakukan perundungan. Sementara remaja yang memiliki kontrol diri yang rendah cenderung akan melakukan perundungan.

Tidak ada komentar: