Faktor-faktor yang mempengaruhi perundungan menurut Yusuf dan Fahrudin
(2012) yaitu:
1. Faktor individu
Terdapat dua kelompok individu yang terlibat secara langsung dalam
peristiwa perundungan, yaitu pelaku perundungan dan korban perundungan. Kedua
kelompok ini merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku perundungan.
Ciri kepribadian dan sikap seseorang individu mungkin menjadi penyebab kepada
suatu perilaku perundungan.
a. Pelaku perundungan
Pelaku perundungan cenderung menganggap dirinya senantiasa diancam
dan berada dalam bahaya. Pelaku perundungan ini biasanya bertindak
menyerang sebelum diserang. Biasanya, pelaku perundungan memiliki kekuatan
secara fisik dengan penghargaan diri yang baik dan berkembang. Pelaku
perundungan juga biasanya terdiri dari kelompok yang coba membina atau
menunjukkan kekuasaan kelompok mereka dengan mengganggu dan
mengancam anak-anak atau murid lain yang bukan anggota kelompok.
Kebanyakan dari mereka menjadi pelaku perundungan sebagai bentuk balas
dendam. Dalam kasus ini peranan sebagai korban perundungan telah berubah
peranan menjadi pelaku perundungan.
b. Korban perundungan
Korban perundungan ialah seseorang yang menjadi sasaran bagi berbagai
tingkah laku agresif. Dengan kata lain, korban perundungan ialah orang yang
dirundungi atau sasaran perundung. Anak-anak yang sering menjadi korban
perundungan biasanya menonjolkan ciri-ciri tingkah laku internal seperti bersikap pasif, sensitif, pendiam, lemah dan tidak akan membalas sekiranya
diserang atau diganggu. Secara umum, anak-anak yang menjadi korban
perundungan karena mereka memiliki kepercayaan diri dan penghargaan diri
(self esteem) yang rendah.
2. Faktor keluarga
Latar belakang keluarga turut memainkan peranan yang penting dalam
membentuk perilaku perundungan. Orang tua yang sering bertengkar atau berkelahi
cenderung membentuk anak-anak yang beresiko untuk menjadi lebih agresif. Anakanak yang mendapat kasih sayang yang kurang, didikan yang tidak sempurna dan
kurangnya diberikan ajaran yang positif akan berpotensi untuk menjadi pelaku
perundungan.
3. Faktor teman sebaya
Teman sebaya memainkan peranan yang tidak kurang pentingnya terhadap
perkembangan dan pengukuhan tingkah laku perundungan, sikap anti sosial dan
tingkah laku di kalangan anak-anak. Kehadiran teman sebaya sebagai pengamat,
secara tidak langsung, membantu pelaku perundungan memperoleh dukungan
kuasa, popularitas, dan status. Dalam banyak kasus, saksi atau teman sebaya yang
melihat, umumnya mengambil sikap berdiam diri dan tidak mau campur tangan.
4. Faktor sekolah
Lingkungan, praktik dan kebijakan sekolah mempengaruhi aktivitas, tingkah laku,
serta interaksi pelajar di sekolah. Rasa aman dan dihargai merupakan dasar kepada
pencapaian akademik yang tinggi di sekolah. Jika hal ini tidak dipenuhi, maka pelajar mungkin bertindak untuk mengontrol lingkungan mereka dengan
melakukan tingkah laku anti sosial seperti melakukan perundungan terhadap orang
lain. Managemen dan pengawasan disiplin sekolah yang lemah akan
mengakibatkan lahirnya tingkah laku perundungan di sekolah.
5. Faktor media
Paparan aksi dan tingkah laku kekerasan yang sering ditayangkan oleh televisi dan
media elektronik akan mempengaruhi tingkah laku kekerasan anakanak dan remaja.
Beberapa waktu yang lalu, masyarakat diramaikan oleh perdebatan mengenai
dampak tayangan Smack-Down di sebuah televisi swasta yang dikatakan telah
mempengaruhi perilaku ke-kerasan pada anak-anak. Meskipun belum ada kajian
empiris dampak tayangan Smack-Down di Indonesia, namun para ahli ilmu sosial
umumnya menerima bahwa tayangan yang berisi kekerasan akan memberi dampak
baik jangka pendek maupun jangka panjang kepada anak-anak.
6. Faktor kontrol diri
Kontrol diri adalah faktor yang berasal dari diri individu. Kontrol diri yang dimiliki
setiap individu berbeda-beda, ada yang memiliki kontrol diri yang tinggi dan ada
yang memiliki kontrol diri yang rendah. Menurut Denson (2012) kontrol diri dapat
menurunkan agresi dengan mempertimbangkan aspek dan aturan yang berlaku.
Dengan adanya kontrol diri individu dapat mengatur perilakunya secara positif dan
mempertimbangkan kosekuensi yang di hadapi sehingga menghindari untuk
melakukan tindakan kekerasan terhadap teman-temannya.
22
Berdasarkan penjelasan faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi munculnya perilaku perundungan
dikarenakan adanya perasaan ingin mendominasi dan balas dendam yang ada dalam
diri perundung, rendahnya kepercayaan diri yang dimiliki oleh korban rundungan
sehingga merasa dirinya memang pantas diperlakukan layaknya di dirundung.
lingkungan sekolah yang tidak harmonis, kondisi keluarga yang tidak rukun,
adanya faktor dari media seperti halnya tayangan di televisi yang banyak
menayangkan kekerasan sehingga banyak yang mengikuti aksi di tayangan tersebut
dan rendahnya kontrol diri yang dimiliki oleh invidu. Alasan saya lebih pada
kontrol diri dalam penelitian saya karena dari semua faktor kontrol diri yang paling
berperan dalam kehidupan sehari-hari, karena kontrol diri yang memutuskan
seseorang untuk mengambil keputusan yang benar atau yang salah.
Sedangkan faktor yang mempengaruhi perilaku perundungan menurut
Astuti (2008) antara lain:
1. Perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, jender, etnisitas atau rasisme.
Biasanya muncul karena ada perbedaan strata atau tingkat ekonomi dari mayoritas
yang berada di lingkungan tersebut yang menyebabkan munculnya perilaku
perundungan.
2. Tradisi senioritas, sebagai tempat munculnya perilaku perundungan, yang paling
terlihat saat MOS atau masa orientasi siswa dimana kakak-kakak kelasnya selalu
menunjukkan bahwa merekalah yang paling berkuasa karena mereka 16 sudah lama
23
bersekolah di sekolah tersebut daripada adik tingkatnya tersebut, sehingga adik
tingkatnya harus menuruti apa kata kakak kelasnya.
3. Senioritas, sebagai salah satu perilaku perundungan seringkali pula justru
diperluas oleh siswa sendiri sebagai kejadian yang bersifat laten. Bagi mereka
keinginan untuk melanjutkan masalah senioritas ada untuk hiburan, penyaluran
dendam, iri hati atau mencari popularitas, melanjutkan tradisi atau menunjukkan
kekuasaan
.
4. Keluarga yang tidak rukun, juga menjadi salah satu timbulnya perilaku
perundungan, jika para orang tua sering bertengkar bahkan sampai menunjukkan
kekerasan di hadapan anak-anaknya maka anak akan mengikuti apa yang dilakukan
oleh orang tuanya, begitu juga jika kurangnya rasa kasih sayang yang diberikan
orang tua kepada anaknya, hal ini juga akan membuat anak memiliki perilaku
agresif.
5. Situasi sekolah yang tidak harmonis, hal ini juga memberikan pengaruh
munculnya perilaku perundungan, seperti halnya jika para guru yang kurang dalam
memberikan pengawasan terhadap para siswa, dan adanya peraturan yang dibuat
hanya untuk formalitas saja tetapi tidak benar-benar dipergunakan semestinya.
6. Karakter individu atau kelompok seperti:
a. Dendam atau iri hati.
b. Adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuasaan fisik dan daya tarik
seksual.
c. Untuk meningkatkan popularitas pelaku di kalangan teman sepermainannya
(peers).
d. Persepsi nilai yang salah atas perilaku korban, karena rendahnya kepercayaan
diri dan (self esteem) yang dimiliki korban, korban seringkali merasa bahwa dirinya
memang pantas untuk mendapat perilaku perundungan.
Berdasarkan penjelasan
faktor-faktor diatas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi munculnya perilaku perundungan dikarenakan adanya perasaan
ingin mendominasi dan balas dendam yang ada dalam diri pelaku perundungan,
rendahnya kepercayaan diri yang dimiliki oleh korban perundungan sehingga
merasa dirinya memang pantas dirundung. lingkungan sekolah yang tidak
harmonis, kondisi keluarga yang tidak rukun, adanya faktor dari media seperti
halnya tayangan di televisi yang banyak menayangkan kekerasan sehingga banyak
yang mengikuti aksi ditayangan tersebut dan rendahnya kontrol diri yang dimiliki
oleh invidu.
Berdasarkan penjelasan diatas kontrol diri sangat berpengaruh pada perilaku
perundungan karena kontrol diri adalah kemampuan untuk mengontrol diri sendiri
untuk menghindarkan dari perilaku yang tidak diharapkan, salah satu penyebab
perilaku perundungan yaitu faktor keluarga yang tidak rukun, orang tua yang sering
bertengkar dan bahkan menunjukan kekerasan dihadapan anak-anaknya maka anak
akan mengikuti apa yang dilakukan oleh orang tuanya, ditambah dengan kurangnya
rasa kasih sayang yang diberikan orang tua kepada anaknya. Hal ini dapat
berdampak anak memiliki perilaku yang agresif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar