Minggu, 11 Oktober 2020

Faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja (skripsi dan tesis)

Menurut pendapat Smith, et al dalam Luthans (2006, p. 244) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu : 
1. The work itself “The work itself is the extent to which the job provides the individual with interesting tasks, opportunities for learning, and the chance to accept responsibility”. Pekerjaan itu sendiri, yaitu tingkat dimana suatu pekerjaan dapat memberikan pekerjanya tugas yang menarik, kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk menerima atau memperoleh tanggung jawab. Dari pekerjaan itu sendiri merupakan sumber utama lain dari kepuasan kerja. Secara umum, pekerjaan dengan jumlah pekerjaan yang moderat akan menghasilkan kepuasan kerja yang relatif. Pekerjaan dengan variasi yang sangat kecil menyebabkan karyawan merasakan kejenuhan dan keletihan. Sebaliknya, pekerjaan yang terlalu banyak variasi dan terlalu cepat menyebabkan para karyawan merasa tertekan secara psikologis. 
Sebagian besar karyawan menginginkan pekerjaan yang memberikan ketenangan, tetapi  mereka tidak menginginkan patah semangat beberapa hari setelah bekerja. Pekerjaan yang menyediakan sejumlah otonomi kepada karyawan akan memberikan kepuasan kerja yang tinggi. Sebaliknya, kontrol manajemen atas metode dan langkah-langkah kerja yang berlebihan akan mengarah kepada ketidakpuasan kerja.
 2. Pay 
Berkenaan dengan pemberian kompensasi yang berupa imbalan uang yang diterima dan sejauh mana seimbang bila dibandingkan dengan rekan yang lain dalam organisasi. Luthans (2006, p. 244) menyatakan bahwa gaji merupakan faktor signifikan dalam kepuasan kerja. Uang tidak hanya membantu karyawan untuk memperoleh kebutuhan dasar mereka tetapi juga kebutuhan mereka yang lebih tinggi. Karyawan sering melihat gaji sebagai cerminan memperhatikan kontribusi mereka pada organisasi. Pemberian gaji harus adil, dalam hal ini pengertian adil adalah sesuai dengan pertimbangan: berat atau ringannya pekerjaan, besar kecilnya pekerjaan, dan perlu tidaknya ketrampilan dalam pekerjaan. 
3. Promotion Opportunities
 Luthans (2006, p. 244) menyatakan bahwa promosi adalah proses pemindahan karyawan dari satu jabatan ke jabatan lain yang lebih tinggi. Promosi akan selalu diikuti oleh tugas, tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi dari jabatan yang diduduki sebelumnya. Dikatakan bahwa kesempatan promosi tampaknya mempunyai pengaruh yang bervariasi dalam kepuasan kerja. Hal ini disebabkan promosi dapat berperan dalam bentuk yang berbeda. Sebagai contoh, individu yang dipromosikan berdasarkan senioritas sering merasakan  kepuasan kerja yang tidak sebesar individu yang dipromosikan berdasarkan kinerja.
 4. Supervision
 Luthans (2006, p. 245) menyatakan adanya dua gaya pengawasan yang berperan dalam kepuasan kerja karyawan. Pertama, perhatian terhadap karyawan. Pengawasan yang befokus pada karyawan yang di ukur berdasarkan seberapa besar seorang pengawas mementingkan kepentingan individu memperhatikan karyawan melaksanakan pekerjaan, memberikan nasehat, membimbing dan berkomunikasi dengan karyawan baik secara informal maupun secara formal. Kedua, partisipasi karyawan. Bila pihak manajemen memberikan kesempatan pada karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai pekerjaan mereka sendiri dalam banyak kasus membawa karyawan ke tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Contohnya, dengan memperhatikan karyawan melaksanakan pekerjaan, memberikan nasehat, membimbing dan berkomunikasi dengan karyawan baik secara informal maupun secara formal. Kedua, partisipasi karyawan. Bila pihak manajemen memberikan kesempatan pada karyawan untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai pekerjaan mereka sendiri dalam banyak kasus membawa karyawan ketingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. Dalam pengawasan kemauan atasan dalam memberikan petunjuk dan dukungan kepada bawahan merupakan hal penting yang tak dapat dilupakan. 
5. Coworkers
 Tingkat kerjasama dan saling mendukung antar rekan kerja merupakan faktor yang dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Luthans (2006, p. 245) menyatakan bahwa rekan kerja yang ramah dan mudah diajak kerja sama 19 merupakan sumber sederhana dalam kepuasan kerja. Kelompok kerja yang “baik” membuat pekerjaan menjadi lebih menyenangkan. 
6. Kondisi kerja
Bekerja dalam ruangan kerja yang sempit, panas, cahaya lampu, kondisi kerja yang tidak mengenakan dan menimbulkan keengganan untuk bekerja. Dalam hal ini perusahaan perlu menyediakan ruang kerja yang terang, dan peralatan kerja yang nyaman untuk digunakan. Dalam kondisi seperti ini, kebutuhankebutuhan fisik yang terpenuhi akan memuaskan tenaga kerja

Tidak ada komentar: