Distro, merupakan singkatan dari distribution store atau distribution
outlet, adalah jenis toko di Indonesia yang menjual pakaian dan aksesori
yang dititipkan oleh pembuat pakaian, atau diproduksi sendiri. Distro
umumnya merupakan industri kecil dan menengah (IKM) dengan merk
independen yang dikembangkan kalangan muda. Produk yang dihasilkan
oleh distro diusahakan untuk tidak diproduksi secara massal, agar
mempertahankan sifat eksklusif suatu produk (Anonim, 2009 tersedia
dalam http:ripcityclothing.com/blog/distro-bandung-sejarahnya).
Yang menarik dari distro adalah desain penataan interiornya yang
mempunyai ciri khas tersendiri antara distro satu dengan distro lainnya,
semua ingin menampilkan identitasnya masing-masing. Yang menjadi hal
yang menarik lagi ketika kita berkunjung ke salah satu distro adalah
penataan tempat, barang maupun tata cahaya yang di setting dengan sangat
menarik. Lahan distro yang kebanyakan tidak terlalu besar dan luas bisa
disulap menjadi tempat berbelanja busana yang sangat nyaman untuk para
calon pembeli yang berkunjung dengan variasi warna yang menarik untuk
memberi kenyamanan setiap orang yang datang untuk membeli atau
sekedar mencari tahu tren busana anak muda jaman sekarang. Sepatu,
baju, kaos, sabuk, dompet, topi dll di jual dengan harga yang disesuaikan
dengan isi dompet remaja. Inilah yang membuat distro semakin
berkembang dan semakin menarik simpati para remaja di kota-kota besar
Indonesia.
16
Teridentifikasinya distro dengan produk kreatif dan menjadi salah
satu industri kreatif di Tanah Air menjadi wadah yang pada awalnya
adalah bentuk terhadap produk brand global yang telah mapan dan
mendominasi pasar. Istilah distro sendiri mulai populer sekitar awal tahun
1990-an di kota Bandung. Awalnya distro tumbuh seperti kios-kios kecil
di tempat yang jauh dari pusat perbelanjaan (Anonim, 2009 tersedia dalam
http:ripcityclothing.com/blog/distro-bandung-sejarahnya)
Produk yang dijual di distro merupakan produk yang diproduksi oleh
clothing dengan jumlah produk yang limited atau terbatas. Distro juga
hadir sebagai sarana media penyalur kreativitas individu maupun
kelompok tertentu (komunitas) dalam pengadaan merchandise band-band
musik lokal dan juga diaplikasikan dalam gaya berpakaian sebagai bentuk
perkembangan dunia fashion. Melalui fashion tersebut dipahami sebagai
suatu sistem penandaan, keyakinan, nilai-nilai, ide-ide dan pengalaman
yang dikomunikasikan melalui pratik-praktik (Malcom Barnard,
2006:514). Dalam hal ini fashion dan pakaian merupakan hal yang
digunakan untuk berkomunikasi dan bukan hanya sesuatu seperti perasaan
dan suasana hati tetapi juga nilai, harapan dan keyakinan. Yang
menyebabkan distro telah masuk menjadi salah satu ikon pop. Pengunjung
distro mayoritas merupakan remaja usia 15-25 tahun dengan tingkat
pendidikan SMU sampai dengan perguruan tinggi. Bila dalam model awal
distro yang merupakan fasilitas bagi komunitas untuk mempublikasikan
hasil karyanya maka pengunjungnya kebanyakan laki-laki, namun saat ini
17
distro juga sering dikunjungi oleh wanita walaupun perbandingannya tidak
seimbang dibanding dengan jumlah laki-laki yang berkunjung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar