Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan yang
berjangka pendek tepat pada waktunya. Tingkat likuiditas yang tinggi
memperkecil kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka
pendek kepada kreditur dan berlaku pula sebaliknya. Tinggi rendahnya rasio ini
akan mempengaruhi minat investor untuk menginvestasikan dananya. Makin
besar rasio ini maka makin efisien perusahaan dalam mendayagunakan aktiva
lancar perusahaan (PrisiliaRompas, 2013:253)
Menurut Firnanda dan Oetomo (2016:3) rasio likuiditas adalah rasio yang
menggambar kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka
pendek. Fungsi lain rasio likuiditas adalah untuk menunjukkan atau mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo,
baik kewajiban kepada pihak luar perusahaan maupun di dalam perusahaan. Rasio
likuiditas atau sering juga disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang sering
digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah
dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan
komponen di passiva lancar.
Jenis-jenis likuiditas: 1) Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau current ratio adalah rasio untuk mengukur kemapuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera
jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa
banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo. Current ratio yang tinggi memberikan indikasi jaminan yang
baik bagi kreditor jangka pendek dalam arti setiap saat perusahaan memiliki
kemampuan untuk melunasi kewajiban-kewajiban financial jangka pendeknya.
Akan tetapi current ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap
kemampuan memperoleh laba (rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak
berputar atau mengalami pengangguran.
2) Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio lancar menghitung seluruh aktiva lancar, sementara rasio cepat
(quick ratio) ini menghilangkan unsur persediaan dalam aktiva lancar. Untuk
mencari quick ratio, diukur dari total aktiva lancar, kemudian dikurangi dengan
nilai sediaan. Terkadang perusahaan juga memasukkan biaya yang dibayar di
muka jika memang ada dan dibandingkan dengan seluruh utang lancar. Persediaan
adalah aktiva lancar yang paling tidak likuid, dan bila terjadi likuidasi maka
persediaan merupakan aktiva yang paling sering menderita kerugian. Oleh karena
itu, pengukuran kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek tanpa mengandalkan persediaan merupakan hal yang penting
Tidak ada komentar:
Posting Komentar