Dasar dari pendekatan kontijensi adalah tidak adanya jawaban terbaik yang
berlaku terhadap semua masalah yang muncul. Pendekatan kontijensi menyatakan
tidak adanya rancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen yang
dapat diterapkan efektif untuk semua kondisi organisasi, namun sebuah sistem
pengendalian tertentu hanya efektif untuk situasi atau
organisasi/perusahaan/pemerintahan tertentu. Pendekatan kontijensi yang
digunakan menarik minat banyak peneliti karena ingin mengetahui apakah tingkat
keterandalan variabel independen selalu berpengaruh sama pada setiap kondisi
atau tidak terhadap variabel dependennya. Dengan pendekatan kontijensi diduga
terdapat faktor situasional lain yang mungkin akan saling berinteraksi dalam
memengaruhi situasi tertentu. Tujuan penggunaan pendekatan kontijensi dalam penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi variabel kontijensi yang memengaruhi kualitas laporan BMN. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada ketidakkonsistenan antara
satu peneliti dengan peneliti lainnya, sehingga disimpulkan bahwa terdapat
variabel lain yang memengaruhinya. Perbedaan hasil temuan tersebut dapat
diselesaikan dengan menggunakan pendekatan kontijensi (Govindarajan, 1988).
Pendekatan kontijensi memungkinkan adanya variabel-variabel yang dapat
bertindak sebagai moderating maupun intervening. Pendekatan kontijensi dalam
penelitian ini akan digunakan untuk mengevaluasi hubungan antara kompetensi
SDM dan penggunaan SIMAK BMN dengan kualitas laporan barang milik
negara. Berdasarkan pendekatan di atas, ada dugaan bahwa role stress dapat
memoderasi hubungan antara kompetensi SDM dan penggunaan SIMAK BMN
pada kualitas laporan barang milik negara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar