Kamis, 28 Mei 2020

Sticky Cost (skripsi dan tesis)

Biaya dikatakan sticky apabila kenaikan biaya cenderung mudah berubah ketika penjualan meningkat dibandingkan ketika penjualan menurun. Malcom (1991) dalam Apriliawati dan Nugrahanti (2013) menemukan bahwa beberapa biaya memang sulit untuk disesuaikan dengan aktivitas produksinya. Biaya  yang sulit untuk disesuaikan yaitu biaya tetap atau fixed cost karena biaya tersebut cenderung melekat dan sulit untuk mengikuti walaupun aktivitas perusahaan sedang menurun. Sifat biaya itulah yang menyebabkan biaya disebut sticky. Biaya dapat dikatakan sticky jika besaran peningkatan biaya ketika volume aktivitas perusahaan mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan ketika volume penjualan mengalami penurunan (Cooper dan Kaplan, 1998; Anderson et al, 2003; Subramanyam dan Weidenmier, 2003; Windyastuti dan Biyanto, 2005; Aprialiawati dan Nugrahanti, 2013). Menurut Windyatuti dan Biyanto (2005) sticky cost terjadi karena pertama, ketidakseimbangan penyesuaian sumber daya yaitu lebih lambat dalam proses penyesuaian yang menurun dibanding proses penyesuaian yang meningkat. Kedua, biaya penjualan, administrasi dan umum terjadi ketika manajer memutuskan tetap memakai sumber daya yang tak terpakai dibanding melakukan penyesuaian ketika volume menurun. Yasukata dan Kajiwara (2011) dalam Apriliawati dan Nugrahanti (2013) mengatakan hal sama yang berkaitan dengan the adjustment delay theory dan the deliberate decision theory dengan kesimpulan yang diambil bahwa biaya menjado sticky ketika manajer memperkirakan bahwa volume penjualan dimasa mendatang akan terjadi peningkatan. Manajer akan mengambil keputusan yang disengaja dengan tetap mempertahankan sumber dayanya yang berlebihan dalam jangka pendek sehingga manajer tidak melakukan adjustment cost, meskipun penjualan yang terjadi pada peridoe yang berjalan mengalami penurunan. Hal inilah yang akan menyebabkan terjadinya perilaku sticky cost.

Tidak ada komentar: