Biaya dikatakan sticky apabila kenaikan biaya cenderung mudah berubah
ketika penjualan meningkat dibandingkan ketika penjualan menurun. Malcom
(1991) dalam Apriliawati dan Nugrahanti (2013) menemukan bahwa beberapa
biaya memang sulit untuk disesuaikan dengan aktivitas produksinya. Biaya yang sulit untuk disesuaikan yaitu biaya tetap atau fixed cost karena biaya
tersebut cenderung melekat dan sulit untuk mengikuti walaupun aktivitas
perusahaan sedang menurun. Sifat biaya itulah yang menyebabkan biaya
disebut sticky. Biaya dapat dikatakan sticky jika besaran peningkatan biaya
ketika volume aktivitas perusahaan mengalami kenaikan lebih tinggi
dibandingkan ketika volume penjualan mengalami penurunan (Cooper dan
Kaplan, 1998; Anderson et al, 2003; Subramanyam dan Weidenmier, 2003;
Windyastuti dan Biyanto, 2005; Aprialiawati dan Nugrahanti, 2013).
Menurut Windyatuti dan Biyanto (2005) sticky cost terjadi karena
pertama, ketidakseimbangan penyesuaian sumber daya yaitu lebih lambat
dalam proses penyesuaian yang menurun dibanding proses penyesuaian yang
meningkat. Kedua, biaya penjualan, administrasi dan umum terjadi ketika
manajer memutuskan tetap memakai sumber daya yang tak terpakai dibanding
melakukan penyesuaian ketika volume menurun.
Yasukata dan Kajiwara (2011) dalam Apriliawati dan Nugrahanti (2013)
mengatakan hal sama yang berkaitan dengan the adjustment delay theory dan
the deliberate decision theory dengan kesimpulan yang diambil bahwa biaya
menjado sticky ketika manajer memperkirakan bahwa volume penjualan
dimasa mendatang akan terjadi peningkatan. Manajer akan mengambil
keputusan yang disengaja dengan tetap mempertahankan sumber dayanya yang
berlebihan dalam jangka pendek sehingga manajer tidak melakukan adjustment
cost, meskipun penjualan yang terjadi pada peridoe yang berjalan mengalami
penurunan. Hal inilah yang akan menyebabkan terjadinya perilaku sticky cost.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar