Johl et al., (2016) menyatakan bahwa kepemilikan saham yang
besar nilai ekonomisnya memiliki insentif untuk mengawasi. Ketika
kepemilikan manajemen rendah, maka insentif terhadap kemungkinan
terjadinya perilaku oportunistik manajer akan mengalami peningkatan.
Kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan dipandang dapat
menyeimbangkan potensi perbedaan kepentingan antara pemegang
saham dengan manajemen (Audousset et al., 2016). Oleh sebab itu
permasalahan keagenan diasumsikan dapat hilang ketika seorang manajer
juga merupakan seorang pemilik. Jadi dapat disimpulkan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham oleh
manajemen yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki
oleh manajemen. Kepemilikan saham yang dilakukan oleh manajemen
dapat menyetarakan kepentingan antara manajemen dan pemegang
saham, jadi dengan adanya kepemilikan manajerial, manajer akan
29
cenderung bertindak dalam kepentingan pemegang saham karena mereka
juga merupakan bagian dari pemegang saham, antara lain dengan tidak
memanipulasi informasi yang ada dalam laporan keuangan. Proksi dapat
digunakan untuk menghitung kepemilikan manajerial menggunakan
MOWN (Managerial Ownwrship), yaitu jumlah saham yang dimiliki
oleh manajemen dibagi jumlah saham yang beredar (Claessens dan
Yurtoglu, 2013).
Penelitian Dai (2017) mengemukakan bahwa bahwa kepemilikan
manajerial serta kepemilikan institusional berpengaruh signifikan
terhadap manajemen laba. Namun proporsi Dewan Komisaris
independen dan Komite audit tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap manajemen laba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar