Berdasarkan hasil penelitian di dalam buku Reivich dan Shatte,
(2002) The resiliensce factor, kemampuan resiliensi dapat difungsikan
oleh individu sebagai hal-hal berikut :
a. Overcoming
Setiap individu tidak terlepas dari permasalahan dalam
kehidupannya, dan permasalahan tersebut terkadang sulit untuk dihindari.
Permasalahan yang hadir dalam kehidupan terkadang sulit diterima akan
tetapi hal tersebut harus tetap dijalani oleh individu tersebut untuk dapat
merasa aman dalam menjalani kehidupannya. Resiliensi sebuah
kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap individu, agar mampu
menghadapi permasalahannya dan untuk menghindari keadaan yang dapat
merugikan dirinya dari setiap akibat permasalahan tersebut. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengubah cara pandang individu untuk tetap
berpikir positif, dan fokus untuk selalu berupaya menambah kemampuan
diri agar mampu mengontrol kehidupannya. Sehingga, individu bisa tetap
percaya diri, bahagia dan termotivasi walaupun dalam berbagai tekanan
dalam kehidupan.
b. Steering through
Walaupun kehidupan terlihat bahagia, kehidupan yang bercukupan,
kasih sayang yang penuh dan banyak dukungan dari lingkungan. Resiliensi
tetap diperlukan oleh setiap individu, karena semua individu akan
menghadapi permasalahan dalam kehidupannya. Individu yang memiliki resiliensi tidak akan bergantung dengan orang lain untuk menghadapi
permasalahannya, tetapi akan menggunakan sumber daya dalam dirinya
tanpa memandang negatif mengenai keadaan tersebut. Unsur penting dari
steering through adalah keyakinan akan kemampuan dirinya, yaitu untuk
berkomitmen memecahkan permasalahannya dan tidak akan menyerah
walaupun solusi yang dilakukan tidak berhasil. Sebaliknya, individu yang
tidak percaya dengan kemampuan dirinya, lebih pasif ketika dihadapkan
dengan suatu masalah atau ketika ditempatkan dalam situasi baru.
c. Bouncing back
Beberapa kejadian yang bersifat menimbulkan traumatis dan stress
tinggi, membutuhkan kemampuan resiliensi yang tinggi untuk menghadapi
dan mengendalikan diri dari sebuah permasalahan. Kesulitan yang
dirasakan begitu ekstrim, menguras secara emosional, dan membutuhkan
resiliensi dengan cara bertahap untuk menyembuhkan diri. Individu yang
resilien biasanya menghadapi trauma dengan tiga karakteristik untuk
menyembuhkan diri yaitu, menunjukkan task-oriented coping style dimana
individu melakukan tindakan yang bertujuan untuk mengatasi kemalangan
tersebut, mempunyai keyakinan kuat bahwa dapat mengontrol hasil dari
kehidupan, dan mampu kembali ke kehidupan normal lebih cepat dari
trauma serta mengetahui bagaimana berhubungan dengan orang lain
sebagai cara untuk mengatasi pengalaman yang dirasakan.
d. Reaching out
(skripsi dan
tesis)Tidak hanya dibutuhkan untuk mengatasi pengalaman hidup yang
pahit, negatif, mengatasi stress atau pulih dari trauma. Resiliensi juga
berguna untuk mendapatkan pengalaman hidup yang lebih kaya dan
bermakna serta berkomitmen dalam mengejar pembelajaran dan
pengalaman baru. Individu yang berkarakteristik seperti ini melakukan tiga
hal dengan baik, yaitu: tepat dalam memperkirakan risiko yang terjadi;
mengetahui dengan baik dirinya sendiri; dan menemukan makna dan
tujuan dalam kehidupannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar